• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Aisyah Ra Mengkritik Hadis Perempuan sebagai Sumber Kesialan

Di antara Hadis yang diriwayatkan para sahabat yang dikritik oleh Aisyah r.a. adalah Hadis tentang perempuan yang bepergian harus ditemani kerabat (mahram), dan juga Hadis tentang perempuan sebagai sumber kesialan.

Redaksi Redaksi
28/08/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
perempuan sebagai sumber kesialan

perempuan sebagai sumber kesialan

584
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Hadis tentang perempuan sebagai sumber kesialan merupakan salah satu teks Hadis yang digugat keabsahannya oleh Aisyah r.a., perempuan pintar, perawi Hadis terbanyak, dan istri Nabi Muhammad Saw.

Riwayat penolakan Aisyah terhadap teks Hadis perempuan sebagai sumber kesialan terekam dalam berbagai kitab Istidrakat, yang ditulis oleh beberapa ulama klasik, seperti Abu Mansur al-Baghdadi (w. 429/1037), Badruddin al-Zarkasyi (w. 794/1392), dan Imam al-Suyuti (w. 911/1505).

Kitab Istidrakat adalah kitab yang berisi kritik Aisyah r.a. terhadap Hadis-hadis yang koleganya riwayatkan dari para sahabat, dan ia meriwayatkan Hadis lain yang berbeda atau tidak setuju dengan makna yang sahabat ungkapkan dari teks Hadis tersebut.

Di antara Hadis yang para sahabat riwayatkan yang Aisyah r.a kritik adalah Hadis tentang perempuan yang bisa membatalkan shalat. Lalu perempuan yang bepergian harus kerabat (mahram) temani, dan juga Hadis tentang perempuan sebagai sumber kesialan.

Catatan Imam Al-Zarkasyi

Dalam catatan Imam al-Zarkasyi, ada beberapa riwayat ketika Aisyah r.a. mengetahui teks Hadis perempuan sebagai sumber kesialan. Beliau menjawab bahwa sang sahabat terlambat masuk majelis. Karena Nabi Saw. sesungguhnya bercerita tentang keyakinan orang-orang Arab saat itu, bukan tentang apa yang Nabi Saw yakini.

Baca Juga:

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Namun, Imam Zarkasyi memilih tidak menerima kritik Aisyah r.a., karena riwayatnya lebih lemah dari Imam Bukhari dan Imam Muslim. Ia memaknai kesialan perempuan dalam kondisi tertentu, Seperti perempuan yang mandul, bukan untuk setiap perempuan dan dalam semua kondisi.

Dalam riwayat Imam al-Baihaqi (w. 458 H) dalam Sunannya, disebutkan teks Hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a. yang berbeda dari teks di atas, mengenai sumber cerita tersebut. Berikut teks yang dimaksud:

Dari Abu Hassan al-Araj, bahwa Aisyah r.a. berkata: Rasulullah Saw. bercerita: bahwa orang-orang Jahiliah memandang kesialan itu bersumber pada perempuan, binatang tunggangan, dan rumah.

Kemudian, Aisyah membaca ayat al-Qur’an (yang menyanggah pandangan Jahiliah tersebut):

“Setiap sesuatu (kesialan, keburukan, atau bencana) yang menimpa di bumi dan yang menimpamu sendiri. Semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah, QS. al-Hadid, (57): 22″. (Al-Sunan al-Kubra). []

Tags: Aisyah RafitnahHadisMengkritikperempuansumber
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID