• Login
  • Register
Sabtu, 7 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Representasi Feminisme dalam Film Perempuan Berkalung Sorban

Film ini telah menunjukan bagaimana dunia memperlakukan perempuan tidak seperti seharusnya. Pun tidak sesuai dengan konsep yang Rasulullah SAW ajarkan

Ahmad Ali Ahmad Ali
28/10/2023
in Film
0
Film Perempuan Berkalung Sorban

Film Perempuan Berkalung Sorban

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Representasi semangat feminise dalam film perempuan berkalung sorban merupakan upaya yang para pejuang feminis lakukan dalam mendobrak budaya atau tradisi masyarakat. Di mana hingga saat ini nilai-nilai  patriarki masih mendominasi.

Hal tersebut mereka lakukan sebagai perlawanan terhadap nilai patriarki termasuk di dunia film yang masih marak dengan bias gender. Yakni dengan memposisikan perempuan pada marginalisasi, subordinasi, eksploitasi, atau dengan hanya menjadi objek dari kaum laki-laki.

Film Perempuan Berkalung Sorban menggambarkan kehidupan di pesantren dengan fenomena sosio-kultural yang unik. Di mana seringkali dalam realita menunjukkan peran kiai sebagai pemimpin dan pengelola pesantren lebih besar dibanding seorang nyai (perempuan).

Melalui film ini, menceritakan tentang komunitas pesantren dengan menggunakan kacamata yang baku dalam menafsirkan teks-teks agama. Selain itu juga mendobrak sistem yang tidak berpihak kepada seorang perempuan akibat sosial dan budaya yang ada. Film tersebut juga mengandung perjuangan perempuan dalam kesetaraan gender.

Perempuan Berkalung Sorban berkisah mengenai perjalanan hidup Annisa, seorang perempuan berkarakter cerdas,  dan berpendirian kuat. Annisa hidup dan dibesarkan di lingkungan dan tradisi Islam yang kental, di pesantren salafiah putri Al-Huda di Jawa Timur milik ayahnya Kiai Hanan

Baca Juga:

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

Memaknai Aurat Perempuan secara Utuh

Dalam lingkungan dan tradisi tersebut, ilmu yang sejati dan benar hanyalah al- Qur’an dan Hadits, sedangkan buku-buku umum (modern) dianggap sebagai ajaran yang menyimpang diajarkan bagaimana menjadi seorang perempuan yang harus tunduk pada laki-laki.

Seperti halnya film Perempuan berkalung sorban, tokoh protagonis ( pameran utama) dalam film adalah Perempuan yang Bernama Annisa. Ia digambarkan sebagai sosok Perempuan yang berani, cerdas, kuat, dan teliti. Perilaku dan cara berfikirnya, tamapak  perpaduan antara maskulinitas dan feminitas.

Representasi Ketimpangan Gender dalam Film Perempuan Berkalung Sorban

Film Perempuan Berkalung Sorban mengandung unsur  kesetimpangan gender  yang ditunjukkan oleh sikap seorang bapak yang lebih mendukung kegiatan dan pendidikan anak laki-lakinya dibanding anak perempuannya.

Sehingga gagasan dan opininya adalah suatu hal yang remeh. Perempuan seolah menjadi kiblat atas berbagai kesalahan yang terjadi di Dunia

Adanya pembatasan terhadap tindakan yang perempuan lakukan membuatnya merasa ada ketidakadilan. Yakni dengan adanya tindakan yang mengesampingkan kedudukan seorang perempuan dalam memperoleh jabatan kepemimpinan.

Begitu pula yang terjadi di lingkungan tempat kita tinggal. Budaya yang mengakar memaksa perempuan membawa sterotipe bahwa ia adalah makhluk domestik. Kehadirannya tak lain dan tak bukan hanya sebatas menjadi pelengkap bagi laki-laki.

Konsep Islam

Hal tersebut tidak sesuai dengan konsep Islam yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dalam Islam, pekerjaan rumah tangga maupun kerja di depan publik adalah hal yang dapat kita pilih. Selain itu, baik perempuan maupun laki-laki mampu menjalaninya. Islam mendukung berdirinya perempuan di ruang publik.

Sejarah mencatat bagaimana perempuan pada masa Nabi SAW ikut berdaya dalam penyebaran Islam, seperti yang tercatat dalam kitab Tahrir Al-Mar’ah fi Ashr al-Risalah karya Syekh Abu Syuqqah.

Di dalam kitab tersebut, Abu Syuqqah menceritakan tentang banyaknya perempuan yang ikut andil dalam perjuangan Islam masa Rasulullah SAW. Baik dalam bidang pendidikan, perekonomian, sosial budaya, dan ibadah.

Pada masa Nabi SAW banyak perempuan yang berkiprah di sektor-sektor penting. Seperti contoh Siti Aisyah di bidang pendidikan, Siti Khadijah di bidang ekonomi dan bisnis, Zainab ats-Tsaqofiyah yang menafkahi suami dan anaknya, dan tentu masih banyak lagi.

Perempuan-perempuan hebat tersebut adalah contoh bagaimana sesungguhnya Islam memuliakan dan menghargai perempuan. Perempuan dan laki-laki seharusnya memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang baik dalam pendidikan, karir maupun jabatan.

Oleh karena itu, relasi yang seimbang memberikan jalan yang luas baik bagi perempuan maupun laki-laki untuk saling membantu dan memajukan Islam itu sendiri.

Maka film Perempuan berkalung sorban  menunjukan bagaimana dunia memperlakukan perempuan tidak seperti seharusnya. Pun tidak sesuai dengan konsep yang Rasulullah SAW ajarkan.

Rasulullah SAW mencontohkan bagaimana perempuan boleh dan mampu untuk ikut berperan di ruang publik. Seperti banyaknya sahabat perempuan Rasulullah SAW ikut andil dalam kehidupan bermasyarakat pada zaman Rasulullah SAW. Tidak ada batasan bagi perempuan untuk berkarir dan mencari ilmu.

Kesimpulan secara keseluruhan film Perempuan Berkalung Sorban menunjukkan bahwa eksistensi perempuan dalam perspektif feminis pada film ini sesungguhnya telah melalui perjalanan panjang untuk membela hak-hak perempuan. []

 

Tags: feminismeFilmFilm Perempuan Berkalung SorbanKesetaraan GenderperempuanReview Film
Ahmad Ali

Ahmad Ali

Terkait Posts

Resident Playbook

Resident Playbook dan Pentingnya Perspektif Empati dalam Dunia Obgyn

4 Juni 2025
Film Cocote Tonggo

Pengalaman Kemanusiaan Perempuan dalam Film Cocote Tonggo

31 Mei 2025
Film Cocote Tonggo

Budaya Gosip dan Stigma atas Perempuan dalam Film Cocote Tonggo (2025)

28 Mei 2025
Self Awareness

Self Awareness Ala Oh Yi Young di Resident Playbook

24 Mei 2025
Pengepungan di Bukit Duri

Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan

21 Mei 2025
Film Pendek Memanusiakan Difabel

Film Pendek Memanusiakan Difabel: Sudahkah Inklusif?

7 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berkurban

    Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memaknai Istilah “Kurban Perasaan” Pada Hari Raya Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual
  • Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik
  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID