Mubadalah.id – Changemaker atau penggerak perubahan adalah orang-orang yang berkomitmen untuk merubah sebuah tatanan di dalam kehidupan untuk menjadi lebih baik lagi bagi generasi selanjutnya. Setiap changemaker tentu memiliki pendekatan yang berbeda untuk perubahan yang mereka tuju. Salah satunya adalah melalui spiritual atau kepercayaan.
Untuk mendukung gerakan dan kinerja yang dilaksanakan oleh changemakers, Ashoka Indonesia bekerja sama dengan Eco Bhinneka dalam SICI Media Fellowship untuk memperkenalkan changemakers. Khususnya changemakers yang berkomitmen untuk meminimalisir krisis iklim.
Melalui SICI Media Fellowship ini, Ashoka berharap para jurnalis dan juga media dapat mengangkat kisah-kisah changemakers. Yakni tidak hanya memperkenalkan changemakers kepada masyarakat umum tetapi juga untuk menjadi penghubung gerakan yang changemakers lakukan. Tujuannya agar masyarakat terinspirasi dan juga mau melakukan perubahan mulai dari diri sendiri.
Proses pendaftaran dan seleksi SICI Media Fellowship ini sudah berlangsung. Lalu pada Rabu, 01 November 2023 Ashoka Indonesia bersama Eco Bhinneka mengumumkan para jurnalis dan juga media yang tergabung dalam program ini di Volunteer Hub. Beberapa di antaranya adalah Mubadalah.id, NU Online, Mongabay, Kompas TV, TV Muhammadiyah, KBR, Konde dan Suara Muhammadiyah.
Kemudian untuk profil penggerak perubahan yang akan mereka liput adalah antara lain:
Octavia dari Eco Bhinneka
Octavia Shinta seorang changemaker yang berasal dari Pontianak Kalimantan Barat dan menyuarakan enam agama dan kepercayaan di Indonesia untuk senantiasa siaga akan bencana melalui Eco Bhinneka.
Selain itu, Octavia juga menggerakkan para pemimpin agama yang tergabung di dalam Eco Bhinneka Kalimantan Barat. Yakni untuk membuat buku saku yang berkaitan dengan isu lingkungan dengan sumber rujukannya berasal dari kutipan-kutipan ayat kitab suci setiap agama.
Juliana Ojong Penggerak Pembuatan Eco-Enzyme
Penggerak perubahan berikutnya adalah Juliana Ojong seorang penganut agama Buddha yang berasal dari Jakarta, di mana ia telah rutin membuat eco-enzyme. Tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi ia juga menggerakkan ribuan keluarga di Jakarta untuk membuat eco-enzyme yang berasal dari sisa makanan maupun limbah organik lainnya.
Eco-enzyme ini kemudian dapat kita gunakan untuk menjadi pembersih, pupuk, serta mengurangi polusi udara dan sungai serta kebermanfaatan lainnya.
Jaisa Perempuan AMAN
Selanjutnya adalah Jaisa, anggota Perempuan AMAN Sulawesi Selatan. Dia menggerakkan perempuan adat untuk mengolah hasil dari hutan adat menjadi produk yang lebih memiliki nilai jual yang tinggi, seperti jus jahe, kopi, anyaman dan sejenisnya.
Jaisa juga mendorong petani di Sulawesi Selatan untuk menggunakan kebijakan lokal yang telah dilakukan secara turun-temurun. Yakni dengan menggunakan pupuk alami dan tanaman lokal untuk proses pertanian yang dilakukan demi menjaga kesuburan tanah.
Adib Jamaah Tani Muhammadiyah
Kemudian ada pula dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Yaitu Adib Nurhadi seorang kader Muhammadiyah yang aktif di bidang pemberdayaan masyarakat. Khususnya gerakan pertanian berkelanjutan, ketahanan, pangan serta konservasi.
Selain menjadi mentor di Jamaah Tani Muhammadiyah, ia juga menjadi changemaker yang mengorganisir petani di Palu, Kalimantan Utara. Di samping itu juga di Perhutanan Sosial untuk meminimalisir krisis iklim dan meningkatkan dampak ekonomi serta ekologi bagi masyarakat sekitar.
Sefnat Hutan Gereja
Setelah Adib, ada pula changemaker dari Alor NTT. Yaitu Sefnat Sailana seorang pendeta Kristen yang melestarikan lingkungan khususnya air dengan membangun penampungan air di kawasan yang strategis.
Selain itu, Sefnat juga melakukan penanaman pohon untuk ia kembangkan menjadi hutan di kawasan gereja serta jambore lingkungan untuk anak-anak dan remaja. Yakni dengan kegiatan dan materi seputar pelestarian lingkungan serta upacara keagamaan.
Hidayat Eco Edu Park
Ada pula changemaker Hidayat yang mengorganisir kegiatan pelestarian seperti Gerakan Sedekah Sampah di masjid-masjid, Gerakan Hemat Air, penampungan air hujan, penanaman pohon serta membangun pusat keragaman hayati yang mengoleksi tanaman buah lokal di pondok pesantren maupun masjid.
Hidayat juga membentuk Eco Edu Park dan relawan untuk mitigasi banjir di wilayah Jabodetabek, mitigasi gempa di Daerah Istimewa Yogyakarta, Tasikmalaya, dan Garut. Mitigasi tsunami di Aceh, serta letusan gunung Merapi dan Semeru.
Tentunya masih ada banyak changemaker lain yang dapat diulas profilnya dalam kegiatan SICI Media Fellowship ini. Di mana mereka bisa menginspirasi kita untuk melakukan aksi yang sama demi melestarikan lingkungan tempat kita berpijak. []