Mubadalah.id – Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP) (16 Days of Activism Against Gender Violence) merupakan kampanye internasional untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia.
16 HAKTP pertama kali digagas oleh Women’s Global Leadership Institute tahun 1991 yang disponsori oleh Center for Women’s Global Leadership. Setiap tahunnya, kegiatan ini berlangsung dari tanggal 25 November yang merupakan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan hingga tanggal 10 Desember yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional.
Dipilihnya rentang waktu tersebut adalah dalam rangka menghubungkan secara simbolik antara kekerasan terhadap perempuan dan HAM, serta menekankan bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan salah satu bentuk pelanggaran HAM.
Kampanye 16 HAKTP ini menurut saya sangat penting untuk terus dilakukan, sebab perempuan sampai saat ini masih menjadi pihak yang rentan mendapatkan kekerasan. Bukan hanya kekerasan seksual, tapi juga fisik, psikis, ekonomi, sosial dan yang lainnya.
Kisah Hidupku
Hal ini lah yang saya rasakan. Sejak kecil saya sudah hidup bersama nenek dan kakek saya. Pasalnya orang tua saya sudah berpisah sejak saya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.
Selama tinggal dengan kakek dan nenek saya itu lah, saya sering mendapatkan kekerasan. Dengan dalih mendidik, kakek sering memukul, menendang, mengata-ngatai saya dengan ucapan yang kasar.
Pengasuhan yang penuh dengan kekerasan ini, membuat saya trauma. Saya sering merasa tidak aman dan terancam ketika ada di rumah kakek saya. Saya takut melakukan kesalahan dan berakhir dengan mendapatkan siksaan dari kakek.
Di sisi lain, tubuh saya juga beberapa kali mengalami cidera dan lebam. Selama ini saya tidak berani untuk speak up, karena takut kakek saya semakin brutal dan kasar pada saya. Selama ini saya juga tidak punya tempat pulang selain ke rumah nenek dan kakek saya.
Namun, saya juga merasa sedih. Bagaimana bisa, orang yang aku anggap rumah jusru adalah orang yang paling membuat kondisiku tidak aman. Dengan begitu, aku berharap dengan adanya 16 HAKTP, kampanye soal stop kekerasan terhadap perempuan itu bisa sampai pada keluarga-keluarga di kampung, termasuk di lingkungan
Dampak Kekerasan Terhadap Kesehatan Perempuan
Melansir dari website komnasperempuan.go.id menyebutkan bahwa kekerasan terhadap perempuan, baik fisik maupun psikis dapat berdampak fatal. Seperti gangguan psikologis yang mendorong seseorang melalukan bunuh diri.
Selain itu, kekerasan terhadap perempuan juga dapat berdampak non fatal seperti gangguan kesehatan fisik, kondisi kronis, gangguan mental, perilaku tidak sehat serta gangguan kesehatan reproduksi. Baik dampak fatal maupun non fatal, semuanya menurunkan kualitas hidup perempuan.
Di sisi lain, kekerasan yang dilakukan orang dewasa pada anak akan berdampak pada penurunan fungsi otak, anak menjadi takut untuk membangun hubungan dengan orang lain dan trauma yang berujung pada kesehatan, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental.
16 HAKTP dan Harapanku
Melihat dampak-dampak buruk kekerasan terhadap perempuan di atas, aku sangat berharap dengan adanya kampanye 16 HAKTP bisa memberikan kesadaran pada masyarakat luas. Terutama orang tua bahwa perempuan juga manusia utuh yang harus kita perlakukan dengan baik.
Jangan sampai karena alasan pengasuhan, anak perempuan mendapat perlakukan kasar dan penyiksaan. Karena seperti yang aku alami, kekerasan itu bukan mendidik, tapi justru malah memberi luka dan trauma.[]