• Login
  • Register
Senin, 9 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Benarkah Amina Wadud Menjadi Imam Shalat bagi Jamaah Laki-Laki dan Perempuan?

Ia mengambil dasar legitimasi hadits Ummi Waraqah yang ia pandang memiliki tingkat validitas yang lebih kuat daripada hadits yang melarangnya

Redaksi Redaksi
20/12/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Amina Wadud Imam Shalat

Amina Wadud Imam Shalat

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Amina Wadud, tokoh perempuan ulama ini, mengambil langkah kontroversial saat ia menjadi imam shalat bagi makmum laki-laki dan perempuan.

Peristiwa ini terjadi pada 2005. Ia menjadi imam shalat Jum’at di sebuah bangunan Gereja Anglikan, New York. Shalat tersebut diikuti lebih dari seratus pria dan wanita. Ia menjadi khatib sekaligus imam.

Akibatnya, ia mendapatkan stigma buruk. Ia caci-maki, disumpah-serapahi dan dikutuk oleh banyak pihak di seluruh dunia. Karakter Amina dibunuh. Namun, ia tetap berjalan membela temuan ilmiahnya.

Ketua Dewan Fatwa Eropa dan Ketua Persatuan Ulama Sedunia, Syekh Yusuf al-Qaradhawi, mengecam tindakan Amina Wadud tersebut. Bahkan, ia menganggap tindakan tersebut sebagai suatu penyimpangan dalam agama. Sementara itu, di Indonesia, Sidang Komisi C Bidang Fatwa MUI akhirnya mengeluarkan fatwa mengenai hal tersebut. Bunyi fatwanya ialah:

“Dengan bertawakkal kepada Allah Swt., MUI memutuskan bahwa wanita menjadi imam shalat berjamaah yang di antara makmumnya terdapat orang laki-laki, hukumnya haram dan tidak sah. Adapun wanita yang menjadi imam shalat berjamaah yang makmumnya wanita, hukumnya mubah.” Fatwa ini mereka tetapkan di Jakarta pada 21 Jumadil Akhir 1426 H atau bertepatan dengan 28 Juli 2005 M.

Amina Wadud bukan tanpa argumen keagamaan ketika mengambil langkah menjadi imam shalat tersebut, sebagaimana mereka tuduh dan mengecamnya.

Kemudian, ia mengambil dasar legitimasi hadits Ummi Waraqah yang ia pandang memiliki tingkat validitas yang lebih kuat daripada hadits yang melarangnya. Kualitas individulah yang menjadi ukuran seseorang menjadi pemimpin, bukan jenis kelamin.

Baca Juga:

Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Amina Wadud telah berkali-kali datang dan tinggal untuk beberapa waktu Indonesia untuk memberikan kuliah di berbagai universitas dan komunitas-komunitas intelektual di Indonesia. Saya beberapa kali bersamanya dalam seminar nasional maupun internasional.

Bahkan, ia pernah menemui saya di Fahmina Institute, dan kami juga menyampaikan ceramah bersama di Pondok Pesantren Kebon Jambu, Babakan Ciwaringan, Cirebon. Lebih dari itu, ia bersama Dr. Farid Esack, seorang intelektual terkemuka dari Afrika Selatan, berkesempatan menghadiri pemberian anugerah Doktor Honoris Causa kepada saya, dari Universitas Islam Negeri Walisanga, Semarang, Jawa Tengah, pada 2019 yang lalu. []

Tags: amina wadudimamlaki-lakimenjadiperempuanshalat
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

KDRT yang

KDRT Kejahatan yang Menodai Harkat dan Martabat Kemanusiaan

9 Juni 2025
KDRT

Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?

8 Juni 2025
Kursi Lipat

Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

8 Juni 2025
Anda Korban KDRT

7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

7 Juni 2025
KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kritik Siti Hajar

    Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kartu Penyandang Disabilitas (KPD), Ahlan wa Sahlan! 
  • KDRT Kejahatan yang Menodai Harkat dan Martabat Kemanusiaan
  • Menolak Lupa, Tragedi Sejarah Kekerasan terhadap Perempuan
  • Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID