• Login
  • Register
Selasa, 3 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Perempuan Menjawab Pertanyaan: Di Tahun Politik Ini, Kepada Siapa Kita Harus Percaya?

Perempuan berdaya dalam konteks politik juga bisa ditandai dengan pengetahuannya yang mumpuni tentang politik

Khoniq Nur Afiah Khoniq Nur Afiah
12/01/2024
in Personal
0
Tahun Politik

Tahun Politik

1.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tulisan ini murni refleksi pasca mengikuti sebuah diskusi tentang ilmu politik. Berbagai materi sudah terpaparkan, lahirlah satu pertanyaan yang dilontarkan “jika seperti ini bentuk dan kondisi kekuasaannya, lalu kepada siapa kita harus percaya?” pertanyaan ini juga seketika membuat saya berusaha mencari jawabannya.

Tahun politik memang sudah biasa kita dengar dengan suasana tegang dan penuh dinamika. Tentu saja, semua masyarakat sedang berhadapan dengan berbagai pilihan. Selanjutnya setiap pilihan ini memiliki berbagai janji serta citra yang sedang berusaha dibangun secara terus menerus pada waktu yang singkat.

Namun, masyarakat juga tidak bisa lupa dengan kenangan atas jejak para pemimpin yang akan maju dalam kontestasi Pemilu 2024. Mereka memiliki jejak yang kompleks; mengecewakan, menyakitkan, menjengkelkan, membanggakan, dan banyak lagi.

Kita semua sebagai masyarakat Indonesia sedang menghadapi hiruk pikuk semacam ini, termasuk kita sebagai perempuan. Saya menulis ini dengan membawa kesadaran atas diri sebagai perempuan.

Kita tahu bahwa panggung politik kita hari ini masih didominasi oleh laki-laki, namun apakah kesadaran atas politik dan kemauan untuk mengikuti isu perkembangan politik kita juga masih didominasi laki-laki? Ini pertanyaan selanjutnya yang muncul.

Baca Juga:

Indonesia Gelap, Kegelapan bagi Masa Depan Perempuan

Memangnya Keadilan Gender Masih Harus Diperjuangkan, Ya? Kalau Ya, Mulai Dari Mana?

Serba-serbi Pilkada 2024: Guyonan Seksis hingga Solusi Tak Masuk Akal

3 Srikandi Nahdliyyin di Pilgub Jatim dan Perdebatan Kepemimpinan Perempuan

Masih sangat jarang kita temui bahwa pengamat politik yang lahir dari kalangan perempuan. Ada, namun tidak banyak muncul dalam permukaan. Ini juga bagian yang perlu kita perhatikan.

Terlepas pada semua keresahan yang belum juga menemukan jawabannya. Sembari mencari jawaban dari setiap pertanyaan, saya berusaha menenangkan diri dengan melakukan refleksi. Nampaknya kita semua perlu mengikuti isu politik di hari ini.

Kesadaran Politik

Kesadaran atas pentingnya mengikuti isu dan mengetahui banyak informasi berkaitan dengan konteks, konflik, dan dinamika kondisi perpolitikan negara kita hari ini, akan membawa kita menjadi sosok individu yang cerdas dalam menghadapi hiruk pikuk politik di saat ini.

Pada waktu yang sama, konstruksi masyarakat tentang ibu-ibu adalah penikmat sinetron dan bapak-bapak sebagai penikmat berita juga perlu kita koreksi kembali, atau bahkan perlu kita rekonstruksi. Bahwa siapapun sejatinya mampu menjadi bagian dari warga negara yang cerdas dalam memilih.

lalu kepada siapa kita harus percaya jika di tengah kondisi yang semakin memanas ini, media secara bebas memberitakan informasi yang sangat beragam. Di mana figur publik mulai angkat bicara tentang dukungannya dan orang-orang sekeliling kita memiliki pilihan yang beragam. Semuanya saling berdebat, mengolok-olok dan menebar kebencian serta berita bohong.

Fenomena tersebut justru memberikan kesadaran kepada saya, bahwa sejatinya dalam kondisi yang semacam ini kita hanya bisa percaya dengan idealisme diri sendiri. Nah, idealisme ini akan lahir dari pengetahuan yang kita miliki. Artinya, betapa pentingnya membangun pengetahuan yang bernilai positif, berharga dan orisinal. Intinya, pengetahuan yang mumpuni tentang politik hari ini.

Pengetahuan tentang Politik

Pengetahuan yang mumpuni akan mengarahkan diri kita menjadi individu yang bijak, netral, dan berpendirian. Perempuan sangat mampu dalam posisi ini. Maka sudah saatnya, siapapun yang membaca tulisan ini memulai bersama membekali diri dengan pengetahuan yang baik untuk menghadapi tahun politik yang semakin memanas.

Sudah waktunya kita mulai menyuarakan dan bersikap demikian, sebab secara tidak langsung kita juga sedang menggempur konstruksi stigma yang mengatakan bahwa perempuan Indonesia tidak melek politik, perempuan Indonesia bukan penikmat berita tentang politik, dan perempuan Indonesia tidak nyambung jika diajak ngobrol politik.

Perempuan berdaya dalam konteks politik juga bisa ditandai dengan pengetahuannya yang mumpuni tentang politik. Mengapa demikian? Sebab pemilih rasional lahir dari individu berpengetahuan cukup tentang politik.

Mereka memilih dengan alasan yang rasional. Lebih panjangnya, mereka memilih dengan kesadaran penuh dan alasan yang rasional. Pemilih dengan karakter demikian sepertinya menjadi karakter ideal dalam sistem demokrasi. Jika sudah demikian, masih yakin gak ngikutin isu politik gais? []

 

Tags: Hak Politik PerempuankampanyePemilu 2924pemilu damaiPolitik PerempuanTahun Politik
Khoniq Nur Afiah

Khoniq Nur Afiah

Santri di Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek R2. Tertarik dengan isu-isu perempuan dan milenial.

Terkait Posts

Tubuh yang Terlupakan

Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

3 Juni 2025
Kurban

Kurban Sapi atau Kambing? Tahun Ini Masih Kurban Perasaan! Refleksi atas Perjalanan Spiritual Hari Raya Iduladha

2 Juni 2025
Pandangan Subordinatif

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

31 Mei 2025
Joglo Baca SUPI

Joglo Baca SUPI: Oase di Tengah Krisis Literasi

31 Mei 2025
Disabilitas dan Seni

Kreativitas tanpa Batas: Disabilitas dan Seni

31 Mei 2025
Difabel di Dunia Kerja

Menjemput Rezeki Tanpa Diskriminasi: Cara Islam Memandang Difabel di Dunia Kerja

30 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Tubuh yang Terlupakan

    Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Ulang Makna Aurat dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Trans Jogja Ramah Difabel, Insya Allah!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyoal Jilbab dan Hijab: Antara Etika Sosial dan Simbol Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ali Mustafa Yaqub: Haji Pengabdi Setan dan Ujian Keimanan Kita
  • Tafsir Perintah Menutup Aurat dalam al-A’raf Ayat 31
  • Nilai Ekonomi dan Sosial dalam Ibadah Kurban
  • Aurat Menurut Pandangan Ahli Fiqh
  • Trans Jogja Ramah Difabel, Insya Allah!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID