• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Refleksi Ngaji Ramadhan; Mengenal Perempuan Mulia, Sayyidah Maryam dan Fathimah

Hanisa Atun Mabruroh Hanisa Atun Mabruroh
10/05/2020
in Pernak-pernik
0
(sumber foto lifestyle.okezone.com)

(sumber foto lifestyle.okezone.com)

30
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Refleksi ngaji Ramadhan KeMaha Kuasaan Allah yang tercermin dari perempuan. Hari ini pukul 02.20 wib aku masih saja terjaga. Kubuka group WA ngaji kitab Qurrotul uyun yang aku ikuti. Malam kamis ini seharusnya aku hadir untuk mengaji kitab tersebut.

Namun karena ada halangan dan pemberlakuan PSBB aku tidak menghadiri pengajian. Di group WA tertulis point-point penting materi yang dibahas. Saya pun mulai membaca ringkasan materi ngaji tersebut. Diantara yang menarik perhatianku adalah teks yang menjelaskan bahwa Sayyidaatina Faathimah adalah perempuan yang tidak haid.

Meski demikian dari rahimnya terlahir keturunan-keturunan yang mulia. Keturunan dan cucu bagi Nabi agung Muhammad saw. Faathimah adalah putri Rasulullah yang sangat mulia dan diagungkan hingga disebut separuh nyawa dari Rasulullah saw.

Kubaca ada seorang teman perempuan yang bertanya perihal Sayyidaatinaa Faathimah. Pertanyaannya adalah apakah hikmah atau mengapa Sayyidaatina tidak dianugerahi haid oleh Allah seperti wanita pada umumnya?. Ada beberapa yang menanggapi dengan candaan dan yang lainnya.

Lalu, ada pernyataan ustadz yang menjawab dengan simple bahwa Allah ingin menunjukkan ke Maha Kuasaannya dan ke Maha besarannya. Dari jawaban yang ada belum membuatku cukup. Banyak kata yang ingin kutulis dalam komentar group.

Baca Juga:

Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

Aku pun memohon izin untuk menangapi pertanyaan dan pembahasan tersebut. Ini sangat menarik untuk dibahas bagi saya perempuan. Terlebih malam sebelumnya saya membuat ribut group karena ketidaksukaan saya terkait pembahasan poligami dan lelucon bagi perempuan.

Kemudian, Aku menanggapi dengan kalimat cukup panjang. Kutulis bahwa Allah menunjukkan kemaha besarannya melalui perantaraan perempuan. Dua diantara perempuan tersebut adalah Sayyidaatina Fathimatuzzahra dengan tidak haidnya Allah menganugerahi keturunan yang mulia.

Kedua adalah Sayyidaatina Maryam. Allah membuktikan ke Agungan dan Kuasannya menganugerahkan seorang putra dalam rahim mulianya tanpa memiliki suami. Ini suatu hal luar biasa bagi saya untuk direfleksikan terkait keadilan Gender.

Tentu saja refleksi ini tidak hanya mengandung hikmah terkait Aqidah namun ada pesan moral sosial yang sangat luar biasa terhusus bagi perempuan. Laki-laki pun tentunya bisa mengambil hikmah bagaimana pandangannya dalam menilai dan menghargai perempuan.

Perihal perempuan haid, kesehatan rahim, mengandung, melahirkan, bahkan bisa sampai kaitannya dengan kekerasan sosial dan seksual. Pada umumnya menurut ilmu kedokteran perempuan yang tidak mengalami haid sangat mungkin tidak bisa mengandung dan memiliki keturunan.

Karena stigma ini pula biasanya perempuan yang tidak mengalami haid mendapat perlakuan tidak seperti perempuan yang mengalami haid. Dari perlakuan dalam keluarga, lingkungan maupun masyrakat. Seperti ucapan tidak akan ada yang menikahi, sindiran tidak bisa hamil dan memiliki keturunan.

Selain itu sindiran dan anggapan lain yang tentunya memberikan ketidaknyamanan bagi perempuan tersebut. Ingat kuasa Allah diatas segalanya. Seperti yang tertulis dalam kisah kehamilan perempuan Suci Sayyidaatina Maryam. Beliau bisa dikatakan Nabi perempuan kalaupun ada nabi perempuan yang tertulis dalam lembaran sejarah.

Bagaimana perjuangan dan dilematisnya beliau saat harus mengandung seorang putra tanpa memiliki suami. Kesedihan dan kegundahannya saat menyendiri dalam kehamilan yang Allah telah anugerahkan padanya. Sisi keperempuanan kita tentunya tergores dalam air mata.

Keberanian dan ketangguhan seorang perempuan dalam menjaga putranya saat banyak orang yang tak menerima kehadirannya. Lantas aku berfikir bagaimana perempuan-perempuan sekarang yang tidak kunjung hamil karena aqim dan lainnya.

Atau perempuan ketika hamil baik yang bersuami maupun yang tidak bersuami karena zina ataupun korban kekerasan seksual. Semua kalimat seolah berputar -putar dalam kepala. Banyak hikmah yang bisa kita ambil. Perempuan itu luar biasa , Kuasa Tuhan menyertainya. Dan jika Allah berkehendak maka jadilah.

Seperti Sayyidaatina Fathimatuzzahra yang memiliki keturunan tanpa haid dan Sayyidaatina Maryam hamil tanpa suami karena Allah menganugerahinya kemuliaan sebagai wanita yang disucikan dan pilihan. Salam sejahtera untukmu Wahai Sayyidaatina Fathimatuzzahra. Salam sejahtera untukmu Wahai Sayyidaatinaa Maryam. Allahu a’lam. []

Hanisa Atun Mabruroh

Hanisa Atun Mabruroh

Terkait Posts

Kursi Lipat

Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

8 Juni 2025
Anda Korban KDRT

7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

7 Juni 2025
KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah
  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID