Isteri saya itu perempuan yang sangat mengerti saya. Tidak neko-neko.” Dari nadanya saya menduga begitu bangga ia pada isterinya yang dulu saat pacaran akan diputuskan itu.
Mubadalah.id – Sudah lama saya percaya, perkara jodoh kadang memang tak masuk akal, unik, kasuistik, bahkan lebih sebagai misteri yang mungkin hanya bisa diungkap hingga satu hari sebelum kiamat. Kata kolega saya, jodoh itu dapatlah dikategorikan masalah agama yang sifatnya ta’abbudi.
Ini konsep tentang doktrin-doktrin dan ajaran agama yang hanya dapat diimani, tak dapat dirasionalisasi. Lawannya adalah ta’aqquli, sesuatu yang dapat dinalar.
baca: Hidup Terpisah dengan Pasangan
Senior saya menyontohkan begini. Jika dirasionalisasi, akan tidak masuk akal si anu menikah dengan si ini. Cakep tidak, kaya tidak, tapi mengapa bisa menikah. Yang begitu itu, kata senior saya lagi, ya cukup hanya dipercaya. Tak perlu dirasionalisasi dan dicarikan argumen akademiknya. Ia terbahak-bahak.
Kepercayaan ini makin menjadi-jadi ketika saya mendegarkan kisah cinta dan jodoh seorang sopir taksi yang mengantar saya ke bandara Djuanda.
“Tadinya saya ingin memutuskan hubungan. Tapi tidak bisa. Tidak tega. Bagaimana lagi? Orang tua saya sebetulnya kurang setuju. Namanya jodoh, Pak.”
Taksi yang membawa saya menuju bandara berjalan mengalun dengan kecepatan di atas 80 kilo perjam. Pohon-pohon berkelebatan. Juga rumah-rumah, gedung-gedung, dan sebuah sungai yang airnya jangan-jangan menempel di bibir pantai Pulau Tidung.
Saya menerawang mengingat-mengingat kisah dan jodoh saya. Kadang tak masuk akal memang!
Si sopir berkisah ringkas saja, tapi saya yakin tak seringkas itu kenyataannya. Pokoknya, pada akhirnya mereka berkenalan dan menikah. Dulu, keduanya buruh pabrik. Kini mereka punya dua anak dan kini tinggal di sebuah kampung di Lamongan.
baca: 6 Tahap Perkembangan Hubungan Perkawinan
“Isteri saya itu perempuan yang sangat mengerti saya. Tidak neko-neko.” Dari nadanya saya menduga begitu bangga ia pada isterinya yang dulu saat pacaran akan diputuskan itu. Saya kira isterinya pun demikian membanggakan suaminya itu.
Apa hikmah di balik semua kisah ini? Tak lain tak bukan agar orang yang sudah berumah tangga makin percaya bahwa jodoh kadang tak masuk akal. Termasuk sering tak masuk akalnya sikap pasangan kita. Itu tadi. Ia hal yang sering hanya dapat diterima dan dipercaya begitu saja, dihadapi sebagai kenyataan hidup.
Bandara Halim-Depok
Sumber:https://www.facebook.com/alamsyah.m.djafar