• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Halaqah Sedekah Sampah: Menguatkan Peran Pesantren dalam Dakwah Isu Lingkungan

Sesungguhnya bencana bukan sekadar pertanda alam semata, namun akarnya berasal dari ulah manusia yang tidak bertanggungjawab dalam menjaga lingkungan

Hasna Azmi Fadhilah Hasna Azmi Fadhilah
01/02/2024
in Pernak-pernik
0
Halaqah Sedekah Sampah

Halaqah Sedekah Sampah

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Musim hujan kembali datang. Di sejumlah daerah, bencana banjir hingga longsor lagi-lagi datang menyapa. Murka alam yang dulu jarang terjadi, kini menjadi agenda musiman yang tak lagi bisa tertangani. Tahun demi tahun pemerintah dan segenap masyarakat hanya bersikap pasrah.

Pemerintah dengan sikap yang sama: melakukan kunjungan singkat dan diiringi dengan pemberian bantuan, begitu saja seterusnya. Pun sama dengan kaum awam alias warga biasa yang melihatnya sebagai musibah dari Yang Maha Kuasa. Hanya bisa menanti donasi sukarela dari yang lebih berpunya.

Lantas, apa yang menjadikan Indonesia tampak tak pernah belajar dari peristiwa bencana? Dari sekian banyak faktor, salah satu yang kerap tidak masyarakat sadari ialah narasi dakwah populer yang hanya menuduh tindakan zina dan prostitusi sebagai sumber bencana. Hadis yang dikutip tak pernah dilihat konteks dan sejarahnya. Seakan-akan apa yang terjadi di masa lampau, selalu menjadi patokan yang terjadi di masa sekarang.

Salah Kaprah Dakwah dalam Isu Lingkungan

Padahal kondisi alam, geografis, populasi dan faktor lain juga berpengaruh. Perlu kita sadari bahwa umat terdahulu beban ekologisnya tidak seberat sekarang, pun ketika bencana datang. Memang itu cara Allah SWT untuk memperingatkan secara tegas agar memperlihatkan bahwa peringatan Islam benar adanya. Karena pada waktu itu jumlah Muslim masih sangatlah sedikit. Sehingga, peringatan langsung akan jauh lebih efektif untuk memperkuat iman umat.

Situasinya berbeda dengan sekarang. Katakanlah memang penyebab tidak langsungnya adalah zina dan prostitusi, mengapa tidak semua daerah di Indonesia terkena bencana semua? Tentu ada penyebab langsung yang bisa kita tarik garis lurusnya dari dua maksiat asusila tadi.

Baca Juga:

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

Wahabi Lingkungan, Kontroversi yang Mengubah Wajah Perlindungan Alam di Indonesia?

Apa Kepentingan Kita Menjaga Ekosistem?

Maksiat lain yang kerap tidak umat sadari adalah perbuatan buruk kita terhadap alam semesta, dari yang terkecil, yaitu membuang sampah sembarangan, hingga mengeruk sumber daya alam ugal-ugalan hingga membabat habis hutan.

Sayangnya, jenis maksiat ini malah kerap kita anggap enteng. Mari kita tengok ceramah-ceramah yang bertemakan bencana. Tak banyak pendakwah yang menyerukan agar umat mengutuk penggundulan hutan, penambangan liar, dan sebagainya.

Bencana tak Terkait dengan Tindak Asusila

Bila terjadi banjir hingga longsor, tudingannya tak jauh-jauh dari tindakan asusila yang dilakukan umat. Akibatnya, penggerebekan satpol PP hanya sebatas ke lokalisasi semata, tanpa pernah menyentuh para pelaku pembakaran kawasan hutan maupun warga yang dengan entengnya membuang rutin sampah rumah tangganya ke aliran sungai.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan sebanyak 1.862 bencana yang terjadi selama Januari-Juli 2023 disebabkan oleh faktor perbuatan manusia atau human made. Perwakilan BNPB, Abdul Muhari menambahkan bahwa,

“di daerah hulu, kerusakan lingkungan terjadi akibat alih fungsi lahan, pembalakan dan penebangan liar, sedangkan di daerah hilir akibat arus urbanisasi yang diikuti pembetonan kota sehingga air tidak bisa meresap ke tanah.”

Dari data tadi, terlihat bahwa sesungguhnya bencana bukan sekadar pertanda alam semata, namun akarnya berasal dari ulah manusia yang tidak bertanggungjawab dalam menjaga lingkungan. Selain sikap manusia yang tidak bertanggungjawab, perubahan iklim turut menyebabkan lebih banyak kejadian cuaca ekstrem.

Tak hanya itu, dampak bencana juga meningkat karena pertumbuhan populasi di daerah yang lebih rentan terhadap bencana alam.

Amina J Mohammed, Wakil Sekretaris Jenderal PBB mengungkapkan bahwa dunia perlu melakukan lebih banyak upaya untuk memasukkan risiko bencana dalam cara manusia hidup, membangun, dan berinvestasi, sehingga ke depannya kerusakan yang lebih parah tidak terus berlanjut.

Halaqah Sedekah Sampah dan Peran Pesantren

Pernyataan Amina tentu perlu kita dukung. Bagaimana tidak, melihat fenomena bencana alam dan masih rendahnya kesadaran umat dalam menjaga lingkungan. Maka kita perlu sosialisasi dan upaya penyadaran yang efektif harus selalu kita gencarkan.

Salah satu upaya tersebut beberapa waktu lalu terimplementasikan melalui agenda halaqah sedekah sampah yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Kebon Jambu Al Islamy pada Sabtu lalu (27/01). Selain mendekatkan isu lingkungan kepada santri yang mayoritas akan menjadi agen dakwah di level akar rumput, kegiatan ini juga sekaligus berusaha menguatkan pesantren dalam dakwah lingkungan yang kerap tidak kita sadari potensinya.

Dari rangkaian kegiatan yang berlangsung selama lebih dari 3 jam itu, sejumlah ulama dan narasumber yang hadir tidak hanya menyinggung bahwa isu lingkungan adalah isu umat yang kerap kita acuhkan. Akan tetapi juga mengingatkan bahwa tiap individu Muslim memiliki kewajiban mendakwahkan isu lingkungan.

Yakni dari hal terkecil seperti membuang sampah pada tempatnya, hingga bahu-membahu untuk mendorong terwujudnya sistem pengelolaan sampah berkelanjutan. Seperti yang diinisiasi oleh Pondok Pesantren Kebon Jambu Al Islamy ini. []

Tags: Halaqah Sedekah SampahIsu LingkunganPengelolaan SampahPondok PesantrenPonpes Kebon JambuSantri
Hasna Azmi Fadhilah

Hasna Azmi Fadhilah

Belajar dan mengajar tentang politik dan isu-isu perempuan

Terkait Posts

IBu

Kasih Sayang Seorang Ibu

7 Juli 2025
Kasih Sayang Orang Tua

Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

7 Juli 2025
Kewajiban dan hak

Jangan Hanya Menuntut Hak, Tunaikan Juga Kewajiban antara Orang Tua dan Anak

7 Juli 2025
Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sejarah Ulama Perempuan

    Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Hanya Menuntut Hak, Tunaikan Juga Kewajiban antara Orang Tua dan Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kasih Sayang Seorang Ibu
  • Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?
  • Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak
  • From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?
  • Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID