• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Harapan dan Resolusi Tahun Baru

Zahra Amin Zahra Amin
03/01/2018
in Aktual, Featured
0
Resolusi Tahun Baru

Harapan dan Resolusi Tahun Baru

78
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Resolusi tahun baru adalah tradisi sekuler yang umumnya berlaku di dunia Barat, tetapi juga bisa ditemukan di seluruh dunia. Menurut tradisi ini, seseorang akan berjanji untuk melakukan tindakan perbaikan diri yang akan dimulai pada hari pertama di tahun baru. Berikut ini adalah harapan dan resolusi tahun baru.

Ada persamaan mengenai tradisi ini dalam pandangan agama. Saat tahun baru Yudaisme yang dikenal denan Rosh Hashanah, umat Yahudi merenungkan kesalahan yang telah mereka lakukan sepanjang tahun dan meminta pengampunan.

Umat Katolik juga melakukan hal serupa pada masa puasa pra-paskah, meskipun motifnya lebih ke pengorbanan daripada tanggung jawab. Tradisi resolusi tahun baru ini sendiri sebenarnya berawal dari praktik puasa pra-paskah yang dilakukan umat Katolik.

Dalam Islam dikenal dengan istilah muhasabah bin nafsi atau introspeksi diri dengan meluangkan waktu khusus untuk ber-muhasabah diri. Terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, “Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal shalih) untuk pagelaran agung (pada hari kiamat kelak)”.

Dalam hadits lainnya juga disebutkan, “Hamba tidak dikatakan bertaqwa hingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi rekannya” (HR. Tirmidzi).

Baca Juga:

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Meskipun dalam tradisi Islam, pemilihan waktu untuk melakukan muhasabah diri tidak dibatasi hanya pada momen pergantian tahun baru masehi atau hijriyah, namun bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, namun karena sistem kalender di Indonesia untuk menandai waktu dan kejadian menggunakan kalender masehi, maka resolusi menjelang tahun baru menjadi kebiasaan sebagian besar masyarakat.

Walau demikian, kita harus melihat kebiasaan ini dari sisi yang positif, yakni merubah perilaku dari buruk di masa lalu menjadi lebih baik di masa depan.

Sebagaimana dalam maqolah Aswaja NU, “al-muhafazhatu alal qadimis-shalih wal akhdzu bil jadidil-ashlah), menjaga kebiasaan lama yang baik, dan mengambil kebiasaan baru yang baik. Bahkan tidak hanya menjaga dan mengambil, Aswaja NU juga menghendaki produksi dan kreativitas setiap saat dalam hal-hal positif.

Sedangkan dalam perspektif kesalingan atau resiprokal, resolusi tahun baru dijadikan sebagai ajang instrospeksi hubungan antara suami istri, atau relasi individu yang lebih luas, dan secara sosial dengan masyarakat sekitar.

Sejauh mana relasi kesalingan itu mampu diwujudkan di kehidupan sehari-hari, dan apa manfaat yang sudah didapat dengan mempraktikkan mubaadalah, baik dalam lingkup keluarga maupun di lingkungan masyarakat, pemerintah, bangsa dan negara.

Harapannya tentu saja, dengan membiasakan prinsip kesalingan akan mengikis perlahan perasaan dan pikiran negatife yang kerap mengganggu keberlangsungan hidup seseorang. Dan menggantinya dengan hal positif dan sikap optimis, untuk menghadapi tahun baru yang lebih baik.

Resolusi Tahun Baru

Ini adalah di antara beberapa tujuan popular dalam resousi tahun baru yang bisa penulis himpun, termasuk menyumbang lebih sering kepada fakir miskin, menjadi lebih tegas, atau menjadi lebih peduli pada lingkungan.

Berikut adalah beberapa tradisi resolusi tahun baru yang paling populer :

  1. Meningkatkan kesejahteraan fisik, makan makanan yang sehat, menurunkan berat badan, berolahraga teratur, makan yang lebih bernutrisi, berhenti merokok, berhenti menggigit kuku, dan menyingkirkan kebiasaan buruk yang lama.
  2. Meningkatkan kesejahteraan mental, berpikir positif, lebih sering tersenyum dan tertawa, menikmati hidup bersahaja.
  3. Meningkatkan kesejahteraan keuangan, bebas dari utang, menghemat uang, berinvestasi kecil-kecilan.
  4. Meningkatkan karier, lebih baik dalam pekerjaan saat ini, mendapatkan pendidikan yang lebih baik, belajar sesuatu yang baru (seperti bahasa asing atau musik), belajar lebih sering, membaca lebih banyak buku, mengembangkan bakat, lulus atau wisuda.
  5. Meningkatkan kemampuan diri, menjadi lebih terorganisir, mengurangi stress, mengurangi sifat pemarah dan menjadi lebih pemaaf, bisa mengatur waktu, menjadi lebih mandiri, mengurangi menonton televisi.
  6. Pergi berlibur bersama keluarga atau sahabat.
  7. Menjadi relawan untuk membantu orang lain, mempraktikkan ketrampilan hidup, beramal, bekerja paroh waktu di sebuah organisasi amal.
  8. Bergaul lebih baik dengan orang-orang sekitar, meningkatkan ketrampilan sosial, dan meningkatkan kecerdasan sosial.
  9. Memiliki teman-teman baru
  10. Meluangkan waktu yang berkualitas bersama anggota keluarga
  11. Menikah dan atau mempunyai keturunan.
  12. Mencicipi makanan asing atau menemukan budaya baru
  13. Memperbaiki komunikasi dengan anggota keluarga, terutama dalam relasi suami istri
  14. Beribadah lebih sering, lebih dekat dengan Allah, menjadi lebih taat beragama

Dari sekian hal yang penulis catat, pembaca bisa menambahkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki. Karena resolusi tahun baru sejatinya adalah upaya untuk memperbaiki diri sendiri, agar menjadi manusia yang lebih baik di masa depan. Dengan harapan-harapan baru tersebut, kita siap menyongsong pergantian tahun dari yang lama menuju tahun baru secara optimis dan melangkah pasti.[]

Tags: islamKesalinganMubadalahperempuanResolusiTahun BaruTradisi
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

Ketika Rumah Tak Lagi Aman, Rumah KitaB Gelar Webinar Serukan Stop Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

14 Juni 2025
Financial Literacy

Melek Financial Literacy di Era Konsumtif, Tanggung Jawab atau Pilihan?

11 Juni 2025
Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID