• Login
  • Register
Rabu, 23 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Pameran Best 2024, Suarakan Isu Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan melalui Karya Kreatif

Koordinator Panitia Pameran Best, Fatin Ilfi menjelaskan, pameran ini terinspirasi dari kasus-kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia yang dianggap perlu terus disuarakan.

Redaksi Redaksi
09/11/2024
in Aktual
0
Pameran Best

Pameran Best

395
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pameran Best yang menyuarakan isu Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) akan hadir pada tanggal 10–16 November 2024, bertempat di Taman Peradaban Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Pameran ini adalah bagian dari rangkaian Festival Beda Setara (Best Fest).

Mengangkat tema “Sengketa Rumah Tuhan”, Pameran Best akan menampilkan berbagai karya infografis, jurnal, buku, foto, dan tulisan sebagai media pameran. Dengan tujuan, memberitahu isu-isu KBB kepada pengunjung yang hadir.

Pameran Best ini terbuka untuk umum, dan memanggil para akademisi, pegiat KBB, masyarakat umum, pengunjung Festival Beda Setara yang tertarik dengan isu KBB. Pameran bisa didatangi mulai pada pukul 13.00 hingga pukul 21.00 WIB.

Koordinator Panitia Pameran Best, Fatin Ilfi menjelaskan, pameran ini terinspirasi dari kasus-kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia yang dianggap perlu terus disuarakan.

“Kita mengawalinya dengan membahas tentang pelarangan beribadah, utamanya adalah pembangunan rumah ibadah. Juga menampilkan berbagai karya foto dan narasi terkait dengan bagaimana susahnya minoritas mendapatkan izin pendirian rumah ibadah. Bahkan rumah ibadah yang sudah terbangun pun justru dirusak,” kata Fatin.

Namun kata Fatin, pelarangan rumah ibadah ini hanya sebagai pintu masuk menuju berbagai kasus-kasus terkait dengan kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia.

Baca Juga:

Isu Kontroversial Soal Aborsi

Tafsir dan Ta’wil dalam Menyikapi Isu Gender

Gender dalam Masyarakat Muslim: Isu Kontroversial

Perspektif Mubadalah dalam Isu Kepemimpinan Politik Perempuan

“Yang lain seperti halnya isu terkait dengan penghayat, hak daripada teman-teman tracer, hak periode teman-teman minoritas, dan lain-lain. Jadi berangkat dari pengangkatan isu rumah ibadah terus kemudian diperlebar ke isu lainnya,” jelas Fatin.

Pameran Best ini akan menampilkan tiga bagian kepada pengunjung, yakni situasi, faktor, dan resolusi tentang kebebasan beragama dan berkeyakinan. Pengunjung yang hadir akan mendapatkan gambaran situasi kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan, salah satunya penolakan pembangunan rumah ibadah.

Selain itu, pengunjung akan diberitahu faktor dari terjadinya pelanggaran KBB melalui penyajian data-data pendukung penyebab sengketa rumah ibadah. Serta, pengunjung bisa melihat bagaimana kegiatan inisiatif dalam penanganan dan penanggulangan kasus KBB oleh organisasi masyarakat sipil.

Kerja Kolektif

Penyelenggaraan ini adalah kerja kolektif. Fatin menyebut, banyak jejaring GUSDURian yang tergabung dalam menyukseskan Pameran Best yang akan berlangsung selama tujuh hari tersebut.

“Jadi pameran ini banyak melibatkan jejaring-jejaring yang lain. Kita juga menggandeng Project Multatuli di mana mereka punya banyak sekali karakter yang menggambarkan bagaimana susahnya menjadi minoritas di berbagai daerah. Terutama dalam konteks kebebasan beragama dan berkeyakinan yang mereka yakini,” jelas Fatin.

Melalui Pameran best ini Fatin berujar, pihaknya ingin kepedulian antarsesama meningkat dalam kasus-kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia.

“Harapannya kita semua punya kesadarannya bersama terkait dengan PR besar kebebasan beragama dan berkeyakinan. Selain itu, kita juga berharap bahwa setiap individu yang peduli dengan kebebasan beragama dan keyakinan ini saling bisa terhubung satu sama lain. Sehingga jika ada yang terjadi, mereka tidak merasa sendirian,” harap Fatin.

Fatin berpesan, kepedulian dan kesadaran tentang pelanggaran KBB ini harus terus dibangun. Keterlibatan banyak pihak sangat dibutuhkan.

“Ada banyak juga orang-orang lain yang juga punya keresahan dan kepedulian sama dengan kita terkait dengan kebebasan beragama dan berkeyakinan yang sampai hari ini masih sangat perlu untuk dikuatkan,” pungkas Fatin. []

Tags: BerkeyakinanisukaryaKebebasan BeragamaPameran Best 2024Suarakan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Ma'had Aly Kebon Jambu

S.Fu: Gelar Baru, Tanggung Jawab Baru Bagi Lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu

21 Juli 2025
Wisuda Ma'had Aly Kebon Jambu

Mudir Ma’had Aly Kebon Jambu Soroti Fiqh al-Usrah dan SPS sebagai Distingsi Wisuda ke-5

21 Juli 2025
Fiqh al-Usrah

Dr. Faqih: Ma’had Aly Kebon Jambu akan Menjadi Pusat Fiqh Al-Usrah Dunia

20 Juli 2025
Ma'had Aly Kebon Jambu

Nyai Awanillah Amva: Wisuda Bukan Akhir, Tapi Awal Kiprah Mahasantri di Tengah Masyarakat

20 Juli 2025
Marzuki Wahid

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • sharing properti keluarga

    Menguatkan Praktik Sharing Properti Keluarga di Tengah Budaya Patriarki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Sibling Rivalry dalam Rumah: Saudara Kandung, Tapi Rasa Rival?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Saling Mengenal, Bukan Saling Merendahkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menuju Pesantren Inklusif: Sebuah Oto-kritik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi Difabel dalam Narasi Film Sore: Istri dari Masa Depan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menemukan Makna Cinta yang Mubadalah dari Film Sore: Istri dari Masa Depan
  • Standar Keadilan Menurut Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm
  • Mengapa Perlindungan Anak Harus Dimulai dari Kesadaran Gender?
  • Suami dan Istri Sama-sama Bisa Memberikan Nafkah Keluarga
  • Menuju Pesantren Inklusif: Sebuah Oto-kritik

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID