• Login
  • Register
Kamis, 21 September 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Ini Lho Dua Tips Penting Mencegah Bullying di Pondok Pesantren

Permasalahan perundungan atau bullying ini, pada akhirnya membuat korban memilih untuk menyudahi pendidikannya di pesantren

Khoerotul Awaliah Khoerotul Awaliah
30/07/2023
in Publik
0
Mencegah Bullying

Mencegah Bullying

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Belakangan ini, isu tentang bullying sedang ramai diperbincangkan di media massa. Beberapa waktu lalu, aku bertemu dengan Bu Lili pemilik warung makan langgananku di dekat tempat kuliah dulu. Bu Lili curhat tentang anaknya yang mengalami kekerasan di pesantren.

Sebut saja Riski. Waktu itu, ia baru duduk di bangku kelas 7 SMP. Sebagai santri sekaligus siswa baru di pesantren tersebut, ia tentu merasa bingung dengan segala aturan yang ada di sana. Oleh karena itu, ia selalu mengikuti teman-temannya kemana pun mereka pergi. Tapi, lama kelamaan mereka merasa risih karena Riski selalu ngintil.

Alhasil, karena perasaan risih itu, kelompok teman Riski yang kebanyakan adalah kakak kelas di sekolah memukuli kepalanya. Tidak hanya satu kali, pemukulan itu ternyata masih berlanjut hingga beberapa bulan berikutnya tanpa diketahui oleh pihak pesantren.

Selama berbulan-bulan, Riski mengalami tekanan batin yang berat ditambah lagi dengan pukulan yang selalu dilakukan temannya. Tubuhnya semakin kurus. Mukanya juga mulai menirus dari sebelumnya. Badannya lemas sampai berjalan seperti robot, tidak tahan dengan berbagai tekanan yang ada di sana.

Peran berbagai pihak di pondok pesantren seperti pengurus dan pengasuh yang harusnya memberikan perlindungan, malah terkesan membiarkan dan menormalisasi tindakan kekerasan yang terjadi.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Kurangnya Sensitivitas APH dalam Penanganan Kasus KDRT
  • Tidak Semua Perempuan Layak Kita Dukung di Pemilu 2024
  • Kemeriahan Maulid Nabi Muhammad Saw di Pondok Pesantren
  • Ketika PRT Menjadi Korban Eksploitasi Tenaga Kerja
    • Maraknya Kasus Bullying yang Terjadi di Dunia Pesantren
    • Bagaimana Tips Mencegah Kasus Bullying?
    • Peran penting semua pihak dalam mencegah bullying

Baca Juga:

Kurangnya Sensitivitas APH dalam Penanganan Kasus KDRT

Tidak Semua Perempuan Layak Kita Dukung di Pemilu 2024

Kemeriahan Maulid Nabi Muhammad Saw di Pondok Pesantren

Ketika PRT Menjadi Korban Eksploitasi Tenaga Kerja

Maraknya Kasus Bullying yang Terjadi di Dunia Pesantren

Pemberitaan mengenai kasus kekerasan di dunia pendidikan terutama di Pesantren memang banyak menyita perhatian publik. Berbagai lembaga maupun media mulai sering menyoroti kasus yang muncul di pesantren.

Pada 13 Februari 2023, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat kenaikan angka kasus bullying sebanyak 1.138 baik kasus kekerasan fisik maupun psikis. Selain itu, KPAI juga mencatat ada sebanyak 37.381 pengaduan kekerasan terhadap anak dalam kurun waktu 9 tahun dari 2011 sampai 2019.

Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata banyak kita temukan kasus kekerasan lain di pondok pesantren, entah itu berupa kekerasan fisik maupun kekerasan psikis. Mengutip dari laman mediaindonesia.com bahwa Santri Pondok Pesantren Malang Dibully Teman Sebayanya. Korban mengalami luka dan patah tulang pada hidungnya.

Di lingkungan tempat tinggalku ada beberapa anak yang juga pernah mengalami kasus bullying di pesantren. Mulai dari kasus candaan yang di dalamnya terdapat kata bully, ada beberapa anak juga yang mengucilkan temannya sampai pada kasus kekerasan fisik seperti pemukulan.

Belum lagi banyak kasus bullying yang tidak terungkap ke media. Permasalahan perundungan atau bullying ini yang pada akhirnya membuat para korban tersebut memilih untuk menyudahi pendidikannya di pesantren.

Bagaimana Tips Mencegah Kasus Bullying?

Berangkat dari permasalahan bullying di pesantren, baik itu kekerasan fisik maupun psikis pada akhirnya akan memunculkan stigma negatif dari masyarakat terhadap pesantren.

Pandangan masyarakat mengenai kehidupan santri yang identik dengan sederhana, religius, penuh cinta dan kasih sayang terhadap orang lain perlahan akan berubah.

Stigma masyarakat tentang pesantren sebagai tempat menimba ilmu, dan membina akhlak santri bisa saja berubah menjadi stigma bahwa pesantren itu identik dengan pembullyan.

Kasus bullying seperti ini tidak boleh kita biarkan. Harus mendapatkan perhatian khusus terutama oleh pihak pesantren. Sudah semestinya semua pihak saling bekerjasama untuk mencari solusi bagaimana memutus kasus bullying yang banyak terjadi terutama di dunia pendidikan. Ada 2 tips penting dalam mencegah kasus bullying di lingkungan pesantren.

Pertama, kita bangun kesadaran anak sejak dini mengenai prinsip keadilan relasi. Anak-anak yang menjadi pelaku dalam kasus bullying bisa jadi mereka memang belum cukup edukasi baik dari keluarga maupun sekolah tentang hal ini. Harusnya anak kita berikan pemahaman mengenai cara pandang keadilan relasi sejak dini, bagaimana cara menghargai orang lain.

Tanamkan pada anak bahwa jika kita ingin diperlakukan dengan baik maka kita juga harus memperlakukan orang lain dengan baik pula. Prinsip kesalingan dalam berelasi tersebut yang nantinya akan memandang dua belah pihak sebagai manusia yang terhormat dan setara. Prinsip keadilan relasi ini pada akhirnya akan melahirkan rasa persaudaraan yang kuat antar sesama.

Kedua, lembaga pesantren perlu membentuk tim konseling. Mengapa banyak kasus bullying yang akhirnya tidak terungkap? Ya, terkadang ada beberapa kasus korban bullying yang merasa takut untuk menceritakannya kepada orang lain lantaran tidak percaya atau alasan yang lain. Ada juga korban yang memang diancam oleh pelaku agar tidak menceritakan ke orang lain.

Peran penting semua pihak dalam mencegah bullying

Melihat alasan-alasan tersebut, sebaiknya pihak lembaga lebih kuat lagi dalam mengawasi dan monitoring terhadap santri. Salah satu cara yang bisa kita lakukan yakni dengan melibatkan santri yang ada di pesantren untuk mengikuti pelatihan menjadi konselor yang nantinya akan membantu dan mengatasi permasalahan bullying di lingkungan pesantren.

Tim konseling inilah yang nantinya akan membantu menganalisis faktor-faktor pemicu bullying dan merancang program penanganan yang tepat. Melalui langkah tersebut, harapannya korban bullying akan memiliki wadah untuk bisa menyuarakan ketidakadilan yang mereka alami untuk bisa kita carikan solusi bersama.

Tak hanya santri saja yang akan menjadi tim konselor tersebut, namun pihak pengurus, pengajar, dan pengasuh juga akan masuk ke dalam tim konseling.

Untuk mencegah bullying yang terjadi di lingkungan pesantren tentunya bukan hanya tanggung jawab salah satu pihak saja. Namun, semua stakeholder yang ada di pesantren baik dari pengasuh, pengajar, pengurus maupun santri turut berperan juga dalam melawan kasus perundungan atau bullying di pesantren.

Tags: bullyingkeadilan relasikekerasanperundunganPondok Pesantren
Khoerotul Awaliah

Khoerotul Awaliah

Cuma orang biasa yang hobi baca novel

Terkait Posts

artificial intellegence

Artificial Intellegence dalam Perspektif Gender

21 September 2023
Keberagaman Indonesia

Negeri Zamrud Khatulistiwa dan Tantangan Keberagaman Indonesia

20 September 2023
Kawin Tangkap

Fatwa KUPI dalam Merespon Tradisi Kawin Tangkap di NTT

20 September 2023
Pernikahan yang Maslahat

Pernikahan yang Maslahat dan Keberlanjutan Lingkungan

20 September 2023
Petugas SPBU Perempuan

Perempuan yang Meringkuk di Balik Regulasi

19 September 2023
Nyala Api di Bromo

Nyala Api di Bromo dan Relevansi Surat Ar-Rum Ayat 41

19 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bidadari Surga

    Perempuan Bukan Bidadari Surga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Artificial Intellegence dalam Perspektif Gender

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Etika Sufi Ibn Arabi (2): Mendekati Tuhan dengan Merawat Alam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jihad Perempuan dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Selamat Jalan Pejuang Nahdlatul Ulama Prof Dr Sri Mulyati MA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Mubadalah dalam Hadis Jihad Perempuan di Dalam Rumah Tangga 
  • Selamat Jalan Pejuang Nahdlatul Ulama Prof Dr Sri Mulyati MA
  • Jihad Perempuan dalam Rumah Tangga
  • Etika Sufi Ibn Arabi (2): Mendekati Tuhan dengan Merawat Alam
  • Jihad di Dalam Rumah Tangga Bersifat Resiprokal

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist