• Login
  • Register
Kamis, 30 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Jaringan Masyarakat Sipil dan Gerakan Perempuan Jabar Desak RUU P-KS Segera Disahkan

Zahra Amin Zahra Amin
23/02/2019
in Aktual
0
RUU P-KS

Jaringan Masyarakat Sipil dan Gerakan Perempuan Jabar mendeklarasikan dukungan agar RUU P-KS) segera disahkan menjadi undang-undang di Gedung Dewi Sartika Soreang Bandung

11
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubaadalahnews.com,- Jaringan Masyarakat Sipil dan Gerakan Perempuan Jawa Barat mengadakan Deklarasi dan Dukungan agar Rancangan Undang-undangan (RUU) Penghapusan Kekerasan Seksual (P-KS) segera disahkan menjadi undang-undang di Gedung Dewi Sartika Soreang Bandung, Jumat (22 Februari 2019).

Acara itu sebagai puncak rasa keprihatinan dan kepedulian, perempuan dan laki-laki yang berasal dairi Jaringan Perempuan dan Task Force Jawa Barat, antara lain Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Wilayah Jawa Barat, Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Kabupaten Bandung, PC Lakpesdam NU Kota Cimahi, Droupadi, PC PMII Kabupaten Bandung, PC Fatayat NU Kabupaten Bandung, dan DPC Peradi Kabupaten Bandung.

Berdasarkan catatan yang dirilis panitia, Kabupaten Bandung rawan kekerasan terhadap anak dan perempuan. Menurut data P2TP2A, pada semester pertama tahun 2018, telah terjadi 150 kasus. 67 diantaranya merupakan pencabulan, 22 kasus sodomi, 2 kasus perdagangan manusia, dan 29 kasus kekerasan dalam rumah tangga.

Setidaknya tercatat 136 pelaku masih berusia di bawah 18 tahun dan 23 tahun. Sementara kasus kekerasan seksual kepada anak yang dilaporkan keluarga korban ke Polres Kabupaten Bandung, pada periode Januari-Desember 2018 mencapai 83 kasus.

Sementara itu, Komnas Perempuan dan lembaga negara yang mengadvokasi hak asasi manusia dan perlindungan harkat martabat, serta pemenuhan hak perempuan dan anak, menyebutkan tren kenaikan data kasus kekerasan yang menimpa perempuan dan anak.

Baca Juga:

Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda

Perlawanan Perempuan terhadap Narasi Budaya Patriarki

6 Cara Penangan saat Menjadi Korban KDRT

Jumlah kasus yang dilaporkan terkait kekerasan seksual meningkat 74 persen dai tahun 2016. Lalu pada tahun 2017, semakin melonjak data kekerasan seksual menjadi sebesar 348.446 kasus  dari sebelumnya yaitu 259.150 di tahun 2016.

Hampir 100 ribu kasus peningkatannya hanya dalam waktu satu tahun. Fakta dan data inilah yang kemudian disebutkan oleh Komnas Perempuan, kondisi di mana Indonesia sudah darurat kekerasan seksual.

Dalam kegiatan deklarasi tersebut, di gelar pula diskusi  public tentang RUU PKS, dengan narasumber Asri Vidya Dewi, S.Si, SH dari DPC Peradi Kabupaten Bandung, dan Aiptu Mutia Teny dari Kanit PPA Polres Kabupaten Bandung. Diskusi ini menjadi sarana tanya jawab masayarakat sipil yang masih mempertanyakan urgensi pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual.

Menurut Asri Vidya Dewi, RUU PKS menjadi penting karena berbeda dengan undang-undang lainnya yang sudah ada di Indonesia. Seperti UU KUHP, UU KDRT, UU TPPO, UU Perlindungan Anak, dan UU Pornografi. Karena dalam RUU PKS, memasukkan secara spesifik untuk pemulihan korban kekerasan seksual.

“Di negara kita memang banyak aturan yang terkait dengan perlindungan terhadap perempuan dan anak, tetapi semua kembali pada mentalitas penegak hukumnya. Advokat juga harus update dengan aturan dan UU termasuk RUU PKS ini, karena urgensinya adalah berpihak pada rasa keadilan terhadap korban,” terangnya.

Acara ditutup dengan pembacaan teks deklarasi yang menyatakan bahwa Jaringan Perempuan dan Task Force Jawa Barat berkomitmen dan memberikan dukungan penuh terhadap: Pertama, penghapusan kekerasan seksual dalam berbagai bentuknya melalui pengesahan secepatnya RUU Penghapusan Kekerasan Seksual menjadi undang-undang.

Kedua, pencegahan perkawinan anak secara sistematis dan menyeluruh melalui pemenuhan hak-hak anak sebagai hak asasi manusia.

Ketiga, mencegah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) secara konsisten yang berkelanjutan demi terwujudnya keluarga sakinah yang diliputi mawaddah dan rahmah. Dan keempat, menghapus hingga ke akar-akarnya semua jenis kekerasan terhadap perempuan, demi terwujudnya kesetaraan dan keadilan laki-laki dan perempuan, baik dalam keluarga maupun masyarakat. (ZAH)

Tags: gerakan perempuankekerasanKekerasan seksualperempuanRUU P-KSseksual
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

tadarus subuh

Tadarus Subuh Ke-24 : Apakah Semua Aktivitas Istri Harus Seizin Suami

18 Juni 2022
Allah mendengar suara perempuan

Moderasi Beragama Menurut Ulama KUPI

2 Juni 2022
Pancasila Sesuai Syariat Islam

Makna Pancasila Menurut Ulama KUPI

2 Juni 2022
Ulama NU Tegaskan Ideologi Pancasila Sudah Final

Ulama NU Tegaskan Ideologi Pancasila Sudah Final

1 Juni 2022
Pancasila Sesuai Syariat Islam

4 Dalil Al-Qur’an Tentang Pancasila Sesuai Syariat Islam

1 Juni 2022
Pancasila Sesuai Syariat Islam

Pancasila Sumber Inspirasi Keadilan Gender

31 Mei 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • istri taat suami tidak kunjungi ayah yang sakit

    Kisah Istri Taat Suami tidak Kunjungi Ayah yang Sakit sampai Wafat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fikih Haji Perempuan: Sebuah Pengalaman Pribadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Jumrah: Simbol Perjuangan Manusia Bersihkan Hati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melihat Relasi Gender Melalui Kacamata Budaya Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Masa Tua adalah Masa Menua Bersama Pasangan
  • Bacaan Doa Ketika Melempar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah
  • Peran Anak Muda Dalam Mencegah Krisis Iklim
  • Makna Jumrah: Simbol Perjuangan Manusia Bersihkan Hati
  • Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist