• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Jumlah Mahar Menurut Para Imam Madzhab

Jadi maskawin menurut al-Qur'an bukan sebagai harga dari seorang perempuan. Oleh karena itu, maka tidak ada ukuran atau jumlah yang pasti. Ia bisa besar dan bisa pula kecil.

Redaksi Redaksi
24/02/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Mahar

Mahar

619
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Mahar atau maskawin adalah nama bagi harta yang diberikan kepada perempuan karena terjadinya akad perkawinan. Dalam fiqh Islam, selain kata mahar, terdapat sejumlah istilah lain yang mempunya konotasi yang sama, antara lain: shadaq, nihlah dan thawl.

Mahar ditetapkan sebagai kewajiban suami kepada istrinya, sebagai tanda keseriusan dia untuk menikahi dan mencintai perempuan, sebagai penghormatan terhadap kemanusiaannya dan sebagai lambang ketulusan hati untuk mempergaulinya secara ma’ruf. Al-Qur’an misalnya menyebutkan:

وَاٰتُوا النِّسَاۤءَ صَدُقٰتِهِنَّ نِحْلَةً ۗ

Artinya: “Berikanlah maskawin kepada perempuan (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan”. (QS. an-Nisa 4: 4).

Jadi maskawin menurut al-Qur’an bukan sebagai harga dari seorang perempuan. Oleh karena itu, maka tidak ada ukuran atau jumlah yang pasti. Ia bisa besar dan bisa pula kecil. Dalam beberapa hadits justru al-Qur’an mengatakan bahwa sebaiknya jumlah maskawin tidak terlalu besar. Nabi Saw mengatakan:

Baca Juga:

Kata Nyai Badriyah: Banyak Para Sahabiat Belajar Langsung kepada Rasulullah Saw

Bias Gender KHI dalam Persoalan Nusyuz, Mahar dan Poligami

Para Pengidap HIV-AIDS (ODHA) adalah Manusia

Berapa Jumlah Kambing untuk Akikah Laki-laki dan Perempuan?

Artinya: “Keberkatan paling agung dari suatu pernikahan adalah maskawin yang mudah/ringan untuk diberikan.” (HR. Imam Ahmad).

Sebaliknya pemberian maskawin secara berlebihan justru tidak boleh dalam Islam. Hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kesulitan bagi pemuda untuk melangsungkan perkawinannya. Mempersulit perkawinan bisa melahirkan implikasi-implikasi yang buruk bahkan merusak secara personal maupun sosial.

Umar bin Khattab pernah menyampaikan bahwa ketika seorang laki-laki harus memberi maskawin yang mahal kepada (calon) istrinya, maka boleh jadi ia akan menyimpan kebencian kepada perempuan itu.

Menurut Ahli Fiqh

Para ahli fiqh memang ada yang menetapkan jumlah minimal untuk maskawin ini. Madzhab Hanafi misalnya menetapkan jumlah tidak kurang dari 10 dirham. Sedangkan madzhab Maliki menetapkan seperempat dinar.

Pada madzhab Syafi’i ukuran minimal maskawin tidak berdasarkan nominal tertentu. Yang penting adalah apa saja yang ada harganya atau sesuatu yang berharga

Semua pendapat ahli fiqh di atas sebenarnya hanya memberikan ketentuan maskawin yang sebaik-baiknya menurut tradisinya masing-masing. Bentuknya bisa bermacam-macam, bisa cincin emas atau perak, uang kertas dan sejenisnya.

Bahkan dalam madzhab Hanafi, maskawin bisa pula berupa binatang ternak, tanah, barang-barang perdagangan seperti bakaian dan sebagainya. []

Tags: Imam MadzhabJumlahMaharpara
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID