• Login
  • Register
Selasa, 28 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Sastra

Kekasih Musim Paceklik

Rizka Umami Rizka Umami
31/01/2021
in Sastra
0
Kekasih

Kekasih

80
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Kekasih Musim Paceklik

 

Mengenangmu seperti kehilangan kekasih di musim paceklik

ketika tikus-tikus subur makmur di lumbung padi

sarang miras yang kosong dan lupa dioplos

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan
  • Pentingnya Memiliki Akhlak dan Perilaku yang Baik Kepada Semua Umat Manusia
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Laki-laki dan Perempuan Dilarang Saling Merendahkan
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan

Baca Juga:

Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan

Pentingnya Memiliki Akhlak dan Perilaku yang Baik Kepada Semua Umat Manusia

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Laki-laki dan Perempuan Dilarang Saling Merendahkan

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan

sedang kita jadi begitu asing

 

tak ada yang kurang dari kenangan buruk selain saling melenyapkan

ular-ular sawah penuh racun atau rombongan burung yang tersengat listrik

tanah-tanah susah gembur yang overdosis pupuk

kala kita gagal memahami

 

//

setiap panen yang kau jual

kita makan beras impor yang enak, katanya

sagu dan tebu atau singkong dan ubi jalar yang hadir di pekarangan

tak ada rasa

 

bayam-bayam yang kau tanam

kita beli lagi pada kemasan plastik di rak-rak toko daring

hijau segar menyehatkan

 

dan kita tampil seperti dua kekasih di musim paceklik

yang selalu gagal memanen apa-apa yang ditanam

sebab lupa cara mencintai.

 

Desember, 2020

 

 

Manusia Bar-bar

 

Manusia bar-bar hidup tenggelam

dalam pusaran kebinatangan nyata

menyobek menyeret harga manusia perempuan dan bocah-bocah yang lari

tak bisa sembunyi

 

manusia bar-bar yang belum lenyap dari peradaban nyaris

mengangkangi kuasa dan jalan-jalan keadilan meminta jatah

kursi istana yang kering dan rapuh sendi-sendinya

 

jalan mana yang dipangku para bar-bar?

supremasi laki-laki yang lupa punya dewa dewi penjaga bumi

tradisi-tradisi patriarki yang mengakar bercokol di sepanjang abad

 

kelompok agama yang bar-bar menyerang

tokoh masyarakat yang bar-bar mengikis jalan panjang

akademisi yang bar-bar menggiring kemapanan

sejarawan yang bar-bar.

 

Desember, 2020

 

Aku Masih Menonton Televisi

 

Aku masih setia menonton televisi

orasi ilmiah pandemi – pandemi – pandemi

dan lalu lalang orang di pertokoan memintal benang dan pariwisata maha kaya

 

aku mencandu cerita-cerita kematian setiap hari

gelontoran angka-angka dan geliat pembangunan sinema patah hati

atau reality show bayi-bayi tanpa masker di jalanan ibukota

 

aku masih menonton televisi

memetakan kontestasi calon-calon kepala daerah, mendengarkan demo-demo

antusiasme reuni dan mengira-ngira kapan calon vaksin akan dibagi

 

aku yang paling setia menonton televisi

membiarkan berita-berita berserakan di kepala berharap sangsi

lalu bertanya, kenapa harus petani-petani yang dihabisi?

 

percayalah, carut marut konflik di negeri ini

selesai pada satu tayangan debat publik di televisi

hanya perlu berhenti peduli menangisi bencana, kemanusiaan, nurani.

 

3 Desember 2020

 

 

Siapa Mencari Suaka?

 

Sebuah berita datang membuih sampai ke telinga

seekor demi seekor punah di depan mata

lalu berbondong-bondong manusia mengisi ruang-ruang kosong

di bekas halaman tempat tinggalmu

 

mereka bangun gedung-gedung stadion dan balai

memenjara bagian darimu yang sisa

di dalam kandang-kandang menghimpit sesak tubuhmu

 

kau menghadapi maut di rumah sendiri

dilemahkan zaman yang tak berpihak selain pada kuasa

manusia-manusia rakus yang mencari suaka memaksa

bangsamu pupus segera

 

lalu manusia yang iba membangun suaka

memberi naungan satwa langka

saling membagi kesempatan bertahan hidup

menggali wisata.

 

Desember, 2020

 

 

Sri Ningrum

 

Tidak ada sejarah

memberi catatan kaki atas nama-nama

julukanmu yang dibungkam itu

 

setiap perbatasan kau mencari celah sembunyi

dari napas-napas yang pongah dan nafsu

yang menjalar dan merayapi tubuh bumi

 

tapi siapa peduli pada Sri yang bukan

siapa-siapa di mata negara

kau bukan dewi, Sri

 

tumpuan hidupmu tanah

yang ditambang dan gunung yang dikeruk

sampai cekung

 

tapi Sri Ningrum tak ciut nyali

mengulang-ngulang aksi meski suara

dijantur tak tersiar, dilupakan.

 

Desember, 2020

Tags: kehidupan sehari-harimanusiaPandemi Covid-19perempuanPuisiSastra
Rizka Umami

Rizka Umami

Mahasiswi Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Konsentrasi Islam dan Kajian Gender. Sedang menekuni sastra, isu lingkungan dan isu perempuan.

Terkait Posts

Bidadari Surga

Perempuan yang Menggugat Bidadari Surga (Bagian Pertama)

24 Januari 2023
Tak ingin Menikah

Emak, Ijah tak Ingin Menikah

22 Januari 2023
Rempeyek Buatan Ibu

Rita dan Rempeyek Buatan Ibu

1 Januari 2023
Kisah Santri

Latublawunna: Kisah Santri Alwaan dan Zaala

11 Desember 2022
Pergi Sendirian

Perempuan tak Pernah Ingin Pergi Sendirian

13 November 2022
Negeri tanpa Warna

Negeri tanpa Warna

30 Oktober 2022
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Tradisi di Bulan Ramadan

    Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Flexing Ibadah selama Ramadan, Bolehkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Pinatih: Sosok Ulama Perempuan Perekat Kerukunan Antarumat di Gresik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Piagam Madinah: Prinsip Hidup Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Dalam Perspektif Psikologi dan Pentingnya Pengendalian Diri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Pada Awalnya Asing
  • Jalan Tengah Pengasuhan Anak
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist