• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Memahami Karakter Calon Pasangan itu Penting, Lho!

Tidak salah jika kita mengatakan bahwa pernikahan itu ibadah terpanjang, seumur hidup, tidak bisa izin atau cuti selayaknya orang bekerja

Suci Wulandari Suci Wulandari
17/10/2023
in Personal
0
Karakter Calon Pasangan

Karakter Calon Pasangan

892
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Memahami karakter calon pasangan itu penting banget lho. Dalam buku Para Ulama dan Intelektual yang Memilih Menjomblo, Buya Husein mengatakan bahwa jodoh itu tanasubur ruh, kesesuaian ruh antara dua orang atau kesesuaian karakter.

Dalam bahasa anak muda, kesesuaian karakter ini sering disebut chemistry. Semakin banyak karakter yang sesuai, semakin kuat hubungan antara keduanya.

Kisah Seorang Perempuan yang Tidak Mengenal Karakter Calon Pasangannya

Sebut saja namanya Bu Veni, seorang pengajar di salah satu madrasah swasta. Bu Veni bercerita bahwa dulu dia menikah karena dijodohkan. Dia yang waktu itu masih menempuh pendidikan strata 1 tentu saja menolak. Namun apa daya, ketika ayahnya sudah berkehendak.

Ada mitos di sebagian orang Jawa, “Jangan menolak lamaran seorang pemuda, nanti jodohnya sulit”, atau “nanti jadi perawan tua”. Mitos ini menjadi momok bagi keluarga tertentu, termasuk keluarga Bu Veni.

Itu kan hanya mitos, kenapa harus percaya?

Baca Juga:

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

Jadi, Bu Veni ini punya tetangga yang memiliki dua anak gadis. Singkat cerita, anak sulung tetangganya beberapa kali menolak lamaran pemuda dengan alasan masih ingin lanjut sekolah. Setelah usianya menginjak 30-an lebih, tidak ada satu pemuda pun yang datang dan melamarnya. Si sulung ini kemudian mendapat julukan “perawan tua”.

Nah, kondisi si sulung ini berimbas kepada si bungsu. Karena kakaknya tak kunjung menikah, maka pantang bagi si bungsu melangkahi kakaknya. Akhirnya, sampai di usia kepala tiga lebih, si bungsu juga tak kunjung menikah.

Situasi ini mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap mitos tersebut.

Singkat cerita, Bu Veni akhirnya menikah dengan si pemuda karena tidak mau mendapat julukan anak durhaka.

Lalu, apakah Bu Veni bahagia?

Berdasarkan pengakuannya, setelah menikah, karakter asli si pemuda perlahan muncul. Kasar, temperamen, tidak peduli, pemalas, dan masih banyak lagi.

Karakter “Baik” Adalah Kunci

Dalam pengajian KGI yang disampaikan bu Nur Rofiah bil Uzm, beliau menyampaikan nasehat terkait persiapan membangun relasi dengan pasangan yang isinya kurang lebih seperti ini,

Pertama, cari pasangan yang cantik atau ganteng itu boleh, tapi baik dulu. Karena bisa jadi dengan parasnya yang rupawan itu, dia akan tebar pesona dan membuat hatimu tidak tenang.

Kedua, cari pasangan yang kaya itu boleh, tapi baik dulu. Karena bisa jadi dengan kekayaannya dia akan menyakitimu.

Ketiga, cari pasangan yang ilmu agamanya tinggi itu boleh, tapi baik dulu. Karena boleh jadi dengan kealimannya, dia akan menekanmu dengan dalih agama.

Keempat, cari pasangan yang keluarganya terpandang itu boleh, tapi pastikan baik dulu. Karena bisa jadi dengan kedudukannya, dia akan merendahkanmu.

Dari empat nasehat tersebut, kita bisa menarik satu kata kunci, yaitu “baik”. Baik di sini selaras dengan konsep tauhid dan taqwa yang berarti baiknya relasi dengan Allah yang kemudian melahirkan relasi yang baik pula kepada sesama makhluk.

Maka, hal yang harus kita pastikan sebelum memilih pasangan adalah sifat “baik” pasangan, baik kepada Allah maupun kepada sesama.

Seringkali, di tahap awal menjalin sebuah hubungan, karakter asli tertutupi karena alasan-alasan tertentu, misalnya, mengambil hati calon pasangan dan keluarga besarnya. Inilah yang harus kita waspadai dalam memilih pasangan.

Pernikahan Sebagai Ibadah Seumur Hidup

Tidak salah jika kita mengatakan bahwa pernikahan itu ibadah terpanjang, seumur hidup, tidak bisa izin atau cuti selayaknya orang bekerja.

Maka, ikhtiar untuk mencari pasangan yang tepat, yang tanasubur ruh, menjadi sangat penting demi mencapai pernikahan sakinah mawaddah warahmah.

Jika chemistry antara pasangan kuat, dua jiwa bisa berjalan dalam satu frekuensi yang saling menguatkan, maka prinsip mitsaqan gholidzan (ikatan yang kuat) dan Zawaj (berpasangan) sebagai salah satu prinsip dasar pernikahan dapat dipahami dengan baik, sehingga terbentuklah keluarga yang berkarakter mubadalah, yakni hubungan kesalingan dalam pernikahan. []

Tags: JodohKarakter Calon PasanganKesalinganMubadalahperkawinanRelasi
Suci Wulandari

Suci Wulandari

Dosen Ilmu al-Qur'an dan Tafsir di STAI Darul Kamal, Lombok Timur, NTB

Terkait Posts

Puser Bumi

Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

21 Mei 2025
Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Aeshnina Azzahra Aqila

Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

20 Mei 2025
Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi
  • Menyusui Anak dalam Pandangan Islam
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version