• Login
  • Register
Kamis, 17 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Menakar Kepemimpinan Tiga Calon Gubernur Perempuan untuk Masa Depan Jawa Timur

Khofifah Indar Parawansa, Luluk Nur Hamidah, dan Tri Rismaharini, membawa latar belakang dan visi kepemimpinan yang berbeda

Muhammad Syihabuddin Muhammad Syihabuddin
23/09/2024
in Publik
0
Calon Gubernur Perempuan

Calon Gubernur Perempuan

729
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Keterlibatan perempuan dalam politik Indonesia terus mengalami peningkatan. Jawa Timur menjadi salah satu provinsi yang menunjukkan perkembangan tersebut. Pada pemilihan gubernur yang akan datang, tiga perempuan menonjol sebagai kandidat calon gubernur:

Khofifah Indar Parawansa, Luluk Nur Hamidah, dan Tri Rismaharini. Ketiga tokoh ini memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda, namun ketiganya dikenal sebagai pemimpin yang memiliki pengaruh besar dalam kancah politik dan pembangunan.

Artikel ini akan menggali latar belakang mereka, menakar prospek kepemimpinan masing-masing sebagai calon gubernur perempuan di Jawa Timur. Selain itu mempertimbangkan kontribusi yang dapat mereka berikan untuk masa depan Jawa Timur.

Khofifah Indar Parawansa: Kepemimpinan yang Matang dalam Birokrasi dan Sosial

Khofifah Indar Parawansa bukanlah nama baru dalam dunia politik dan pemerintahan Indonesia, terlebih lagi di Jawa Timur. Sebagai gubernur petahana, Khofifah telah menunjukkan berbagai pencapaian, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan sosial.

Latar belakang sebagai mantan Menteri Sosial dan keterlibatannya dalam berbagai organisasi perempuan Islam, seperti Muslimat NU, memperkuat posisinya sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat bawah.

Baca Juga:

Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Dalam masa jabatannya sebagai gubernur, Khofifah berhasil mendorong program-program berbasis pemberdayaan masyarakat, seperti program *Jatim Sejahtera* dan *Jatim Cerdas*. Program-program tersebut bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan, meningkatkan pendidikan, serta meningkatkan kesehatan masyarakat.

Namun, tantangan terbesar yang Khofifah hadapi ke depan adalah bagaimana mempertahankan dan mengembangkan capaian tersebut. Di tengah tantangan global, seperti perubahan ekonomi dan krisis lingkungan.

Dari segi kepemimpinan, Khofifah terkenal sebagai pemimpin yang tegas namun inklusif. Dia mengutamakan dialog dengan berbagai elemen masyarakat. Prospeknya sebagai pemimpin di masa depan akan sangat bergantung pada bagaimana ia bisa mengatasi permasalahan mendasar. Seperti pengangguran dan ketimpangan ekonomi, serta mengintegrasikan kebijakan yang lebih ramah lingkungan.

Luluk Nur Hamidah: Tokoh Muda yang Berfokus pada Ekologi dan Keadilan Sosial

Luluk Nur Hamidah merupakan sosok yang cukup unik di antara calon-calon lain. Sebagai aktivis dan politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Luluk memiliki latar belakang yang kuat dalam advokasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat pedesaan. Ia juga terkenal vokal dalam isu-isu keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan, yang menjadi fokus utama dalam karier politiknya di DPR RI.

Luluk memiliki visi kepemimpinan yang berpijak pada konsep pembangunan berkelanjutan. Ia berpendapat bahwa kesejahteraan ekonomi tidak boleh mengorbankan kelestarian lingkungan. Dia sering mengkritik kebijakan-kebijakan yang berpotensi merusak ekosistem Jawa Timur, seperti ekspansi industri yang tidak terkontrol.

Dengan pengalaman dalam advokasi dan aktivisme, Luluk harapannya dapat membawa perspektif baru dalam tata kelola sumber daya alam di Jawa Timur, terutama di daerah-daerah yang rentan terhadap kerusakan lingkungan.

Prospek kepemimpinan Luluk dalam konteks politik Jawa Timur akan sangat menarik untuk kita perhatikan. Sebagai tokoh yang relatif muda, ia membawa energi baru dan semangat reformasi, namun tantangan yang ia hadapi cukup besar.

Ia perlu memastikan bahwa ide-idenya dapat diterjemahkan ke dalam kebijakan yang konkret dan diterima oleh masyarakat luas. Terutama dalam konteks birokrasi yang seringkali lamban dalam merespon perubahan.

Tri Rismaharini: Kepemimpinan Transformasional dalam Tata Kelola Kota

Tri Rismaharini, atau lebih kita kenal sebagai Risma, adalah sosok yang sudah sangat terkenal, tidak hanya di Jawa Timur tetapi juga di seluruh Indonesia. Mantan Wali Kota Surabaya ini mendapatkan reputasi sebagai pemimpin yang berhasil mentransformasi Surabaya menjadi kota yang lebih bersih, ramah lingkungan, dan berdaya saing tinggi.

Keberhasilannya dalam membangun infrastruktur, meningkatkan layanan publik, serta menjaga kelestarian lingkungan kota menjadikannya salah satu figur perempuan paling berpengaruh di Indonesia.

Risma tenar dengan gaya kepemimpinan yang hands-on dan berorientasi pada hasil. Ia sering turun langsung ke lapangan untuk memastikan program-program berjalan dengan baik. Salah satu prestasi besarnya adalah revitalisasi taman-taman kota dan pengelolaan sampah yang inovatif di Surabaya.

Di bawah kepemimpinannya, Surabaya juga berhasil meraih berbagai penghargaan internasional atas keberhasilan dalam tata kelola perkotaan dan inovasi di bidang lingkungan.

Jika terpilih sebagai gubernur Jawa Timur, Risma harapannya dapat membawa pengalaman sukses dia di Surabaya ke tingkat provinsi. Tantangannya adalah bagaimana menerapkan model kepemimpinan perkotaan yang telah terbukti berhasil ke wilayah yang lebih luas dan beragam seperti Jawa Timur.

Selain itu, Risma perlu menghadapi isu-isu baru seperti ketahanan pangan, perubahan iklim, dan ketimpangan wilayah antara perkotaan dan pedesaan.

Ketiga calon gubernur perempuan Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Luluk Nur Hamidah, dan Tri Rismaharini, membawa latar belakang dan visi kepemimpinan yang berbeda. Namun mereka memiliki kesamaan dalam tekad untuk memajukan Jawa Timur.

Khofifah menawarkan stabilitas dan keberlanjutan program yang telah ia jalankan. Luluk membawa semangat perubahan dalam isu lingkungan dan keadilan sosial. Sementara Risma menawarkan kepemimpinan transformasional yang telah terbukti di Surabaya.

Masa depan Jawa Timur akan sangat dipengaruhi oleh pemimpin yang mampu menangani tantangan dan dinamika global. Seperti ketimpangan ekonomi, krisis lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan. Pemilihan gubernur ini menjadi momen penting untuk menentukan arah masa depan provinsi yang memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia. []

Tags: Calon Gubernur PerempuanJawa TimurKepemimpinan PerempuanpemimpinPilkada 2024
Muhammad Syihabuddin

Muhammad Syihabuddin

Santri dan Pembelajar Instagram: @syihabzen

Terkait Posts

Zakat Profesi

Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?

16 Juli 2025
Representasi Difabel

Dari Layar Kaca ke Layar Sentuh: Representasi Difabel dalam Pergeseran Teknologi Media

16 Juli 2025
Sound Horeg

Sound Horeg: Antara Fatwa Haram Ulama’ dan Hiburan Masyarakat Kelas Bawah

16 Juli 2025
Kekerasan Berbasis Gender Online

Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO); Pentingnya Keberpihakan Pada Korban

15 Juli 2025
Krisis Ekologi

Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi

14 Juli 2025
Merawat Bumi

Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman

14 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Representasi Difabel

    Dari Layar Kaca ke Layar Sentuh: Representasi Difabel dalam Pergeseran Teknologi Media

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sound Horeg: Antara Fatwa Haram Ulama’ dan Hiburan Masyarakat Kelas Bawah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Love Bombing: Bentuk Nyata Ketimpangan dalam Sebuah Hubungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siapa Sebenarnya Sumber Fitnah: Perempuan atau Laki-laki?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Merendahkan Perempuan adalah Tanda Pikiran yang Sempit
  • Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?
  • Siapa Sebenarnya Sumber Fitnah: Perempuan atau Laki-laki?
  • Love Bombing: Bentuk Nyata Ketimpangan dalam Sebuah Hubungan
  • Trafficking adalah Wajah Baru dari Perbudakan

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID