• Login
  • Register
Senin, 5 Juni 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Merayakan Idulfitri, Meskipun Sedang Bergembira, Mari Tetap Memakai Etika

Pada kenyataannya, kita memang tidak bisa mengendalikan mulut atau pikiran orang lain terhadap kita. Kita juga nggak bisa mengatur orang lain seperti yang kita mau

Hesti Nugroho Pangesti Hesti Nugroho Pangesti
20/04/2023
in Personal
0
Merayakan Idulfitri

Merayakan Idulfitri

740
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Mencintai Pisau Dapur, Momentum Hari Raya
  • Merayakan Satu Lebaran Banyak Iman
  • Mengapa Reuni Keluarga Kurang Ramah Anak Muda
  • Kasus Sakit Perut Selama Lebaran: Penyebab dan Solusinya
    • Tidak Terlalu Ambil Hati atas Pertanyaan
    • Tidak Terlalu Pusing atas Pernyataan
    • Ingat Tujuan Utama Hari Raya

Baca Juga:

Mencintai Pisau Dapur, Momentum Hari Raya

Merayakan Satu Lebaran Banyak Iman

Mengapa Reuni Keluarga Kurang Ramah Anak Muda

Kasus Sakit Perut Selama Lebaran: Penyebab dan Solusinya

Mubadalah.id – Mungkin, lebaran nanti ketika merayakan Idulfitri, kita akan bertemu beberapa tipikal orang. Maka sebelum bertemu, mari siapkan diri untuk: tidak terlalu ambil hati atas pertanyaan, tidak terlalu ambil pusing atas pernyataan, tetap tidak lupa apa tujuan kita saling berkunjung satu sama lain.

Mari kita ulas satu-satu. Banyak orang yang merasa,

“Ah, cuma setahun sekali ketemu kok!”.

“Hari biasa juga jarang ngobrol”, jadi ketika lebaran, banyak hal dianggap lumrah untuk dikatakan, beberapa hal seolah biasa saja ditanyakan, juga diceritakan.

Padahal, nggak semua orang nyaman untuk diajak ngobrol soal-soal yang mendalam, baik tentang dirinya, hubungannya, karirnya, atau pencapaian lain dalam hidupnya.

Pada kenyataannya, kita memang tidak bisa mengendalikan mulut atau pikiran orang lain terhadap kita. Kita juga nggak bisa mengatur orang lain seperti yang kita mau.

Maka, untuk itu catatan ini saya buat, sebagai pengingat agar aku, sebagai pribadi yang kadang banyak ngomong, tidak terlalu jauh terpeleset.

Tidak Terlalu Ambil Hati atas Pertanyaan

“Udah nikah?”

“Udah hamil belum?”

“Lho, sekarang kerja apa?”

“Kerja di situ jadi apa?”

“Skripsinya udah sampai mana?”

“Sekarang tinggal di mana? Ngontrak ya?”

Dan banyak sekali pertanyaan yang pasti tidak ramah di telinga orang-orang yang sedang berjuang dengan hidupnya masing-masing. Maka siapkan diri kita untuk tidak terlalu ambil hati. Jika tidak siap menjawab apa pun, cukup balas dengan senyum.

Kita tidak perlu menjelaskan banyak hal tentang diri kita. Ketika bertemu orang-orang yang membuat kita nggak nyaman, jadi lebih pendiam itu nggak ada salahnya kok.

Tidak Terlalu Pusing atas Pernyataan

Pernah dengar cerita orang lain tapi malah merasa, “Kok aku kayak nggak ada apa-apanya dibanding dia ya?”

“Kok dia dan mereka hidupnya udah enak aja, ya? Aku kapan?”

Atau,  Ada yang terang-terangan ngomong menceritakan hal-hal hebat tentang hidupnya dan orang-orang sekitarnya.

“Dia lho sekarang udah lulus.”

“Eh, si temen kamu udah nikah tuh!”

“Kemarin anak tante habis naik jabatan, lho!”

Pernyataannya sih biasa ya, tapi tahu nggak, bagi orang yang sedang mengalami hal-hal pahit. Percayalah, cerita semacam itu tidak membahagiakan. Maka jangan ambil pusing atas hal-hal hebat yang tampaknya sudah terjadi pada orang lain, tapi tidak padamu.

Sekiranya pernyataan mereka terkesan membandingkan hidupnya yang tampak lebih baik, percayalah bahwa tidak selalu begitu. Mereka punya masalahnya masing-masing. Karena setiap orang punya ujiannya masing-masing.

Setiap orang diuji atas hal-hal yang ia sukai maupun tidak ia sukai. Kalau kamu sedang diuji dengan kebahagiaan, maka berbagi kebahagiaan ada banyak wujudnya. Bukan sekadar dengan pamer.

Biarkan orang lain merasa bahagia dengan senyum di wajahmu, tampakkan bahwa kualitas hidupmu lebih baik dengan akhlak yang lebih bagus. Sungguh, itu jauh lebih berarti. Orang-orang tidak memerlukan cerita menggebu-gebu atas pencapaian yang tampaknya lebih dari orang lain.

Sebenarnya, hal yang paling sering kita butuhkan dari orang-orang yang kita temui adalah sikap yang baik dan senyum yang tulus. Bukan suasana keakraban yang kita reka-reka dengan cerita-cerita yang tinggi.

Pun, kalau kamu sedang diuji dengan hal-hal yang tidak menyenangkan hati, ketidakstabilan ekonomi, hubungan yang tidak baik, karir yang berantakan, dan lainnya di masa hari raya, tidak perlu terlalu memperlihatkan kesusahan.

Layani tamu dengan wajah hangat, jangan mengeluh pada siapa pun, sebab salah satu rahasia umum manusia ketika mereka melihatmu di titik rendah, beberapa mungkin menyimpan kasihan, namun beberapa yang lain mencibir serasa penuh kemenangan. Kita tidak pernah bisa benar-benar tahu isi hati manusia.

Ingat Tujuan Utama Hari Raya

Kita saling bersalaman ketika merayakan Idulfitri untuk apa sih? Jauh-jauh berkendara ke rumah kerabat saudara untuk apa? Nah, kalau memang tujuannya menggapai kebersihan, memohon maaf atas segala luka dan salah sikap, mari lakukan hal-hal yang selaras dengan itu.

Merayakan Idulfitri itu maknanya luas sekali. Ada yang bergembira menyambut dengan mudik, bepergian jauh puluhan kilometer bahkan ratusan, ada yang bergembira karena bisa berbagi, ada yang bergembira karena bisa merasa ‘suci’ dan menjalani kembali hubungan baik.

Jadi tidak perlulah saling menyakiti dengan berbicara tentang hal-hal yang tidak menyenangkan, baik berupa pertanyaan maupun pernyataan. Sadar akan tujuan utama saling mengunjungi adalah kunci agar kita bisa menahan diri dari hal-hal yang menyakiti.

Sadar bahwa setiap orang punya potensi untuk salah, adalah jalan kita memaklumi dan memaafkan kalau nanti banyak hal-hal nggak sesuai ekspektasi. Yuk melebarkan hati untuk memaafkan, dan meminta maaf atas segala kesalahan saat merayakan Idulfitri. Sebab kita manusia, pasti banyak luputnya.

Meski sedang gembira, jaga diri kita untuk tidak membuat cidera, jaga hati kita agar tidak mudah terluka. Selamat menyambut hari raya! []

Tags: Idulfitri 1444 HlebaranMerayakan IdulfitriMudikSelamat Hari Raya
Hesti Nugroho Pangesti

Hesti Nugroho Pangesti

Seorang perempuan yang suka belajar, sedang berkhidmah di Afkaruna.id, ibu dari seorang gadis pintar bernama Alliswell, tinggal di Riau, bisa dihubungi melalui Facebook: Hesti Anugrah Restu Instagram: @perikecil97_______ Twitter: @perikecil97_______

Terkait Posts

Inara Rusli Lepas Cadar

Inara Rusli Lepas Cadar demi Pekerjaan

5 Juni 2023
Pasangan Hidup

Ketika Pasangan Hidup Pergi

5 Juni 2023
Gaya Hidup Minimalis

Gaya Hidup Minimalis dalam Al-Qur’an

3 Juni 2023
Korban Kekerasan Seksual

Laki-laki Bisa Menjadi Korban Kekerasan Seksual

1 Juni 2023
Nilai Perempuan

Bergantung pada Status, Nilai Perempuan Lebih dari Itu Part II

31 Mei 2023
Bidadari Surga

Bolehkah Kita Semua Memimpikan Bidadari Surga?

30 Mei 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Haji

    Taushiyah Mengantar Jamaah Haji

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Pasangan Hidup Pergi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Analisis Gender untuk Dekonstruksi Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inara Rusli Lepas Cadar demi Pekerjaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sikap Negara dan Media dalam Memotret Politisi Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Relasi Agama dan Negara Dalam Pandangan Buya Husein
  • Belajar Welas Asih Lewat Buku Aku Ingin Pulang Meski Sudah di Rumah
  • 4 Kebolehan Childfree Dalam Pandangan Maqashid Syariah
  • Sikap Negara dan Media dalam Memotret Politisi Perempuan
  • Analisis Gender untuk Dekonstruksi Disabilitas

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist