• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Paradox of Choice: Sebuah Jalan Menuju Neraka?

Frugal living adalah hidup sederhana dengan bijak membeli barang sesuai kebutuhan, sementara pelit memiliki pengertian yang berbeda

Indah Fatmawati Indah Fatmawati
27/08/2024
in Personal
0
paradox of choice

paradox of choice

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id –  Pagi tadi saya sempat tertampar setelah melihat salah satu podcast di channel Youtube. Podcast tersebut mengulas mengenai Paradox of Choice. Iya, hal yang juga sempat membuat saya galau berhari-hari hanya karena alasan sepele, taukah apa?

Sebenarnya malu saya menjawabnya, tapi saya rasa semua orang pernah mengalaminya. Hanya gara-gara bingung memilih produk mana yang harus saya beli, sudah membuat saya galau seharian dan bolak-balik mengecek platform.

Beberapa hari yang lalu saya ingin membeli produk yang tentunya sudah saya sesuaikan dengan kebutuhan saya. Produk ini akan saya pakai untuk berbagai acara, maksudnya bisa saya pakai pada acara formal dan non formal. Berluang kali saya scroll platform, produk yang saya kira cocok dengan kebutuhan mulai saya masukkan  keranjang.

Saya tidak sadar ternyata sudah ada lebih dari satu produk yang masuk dalam keranjang. Namun saya tidak langsung cekout. Berulang kali saya harus membaca detail ukuran dan ulasan para pembeli sebelumnya dengan harapan saya tidak akan menyesal di kemudian hari.

Bingung dengan Banyaknya Pilihan yang Ada Saat Ini

Saya semakin bingung dengan beberapa pilihan yang saya hadapi. Hal yang membuat saya bingung karena masing-masing produk mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Baca Juga:

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Jari jemari saya sudah mengklik dua produk yang akan saya cekout. Namun balik lagi, saya tidak boleh sekalap itu tanpa mempertimbangakan finansial saya kedepannya. Terlebih saya berusaha menerapkan frugal living dalam kehidupan saya. Sekedar desclaimer, frugal living dan pelit beda ya.

Frugal living adalah hidup sederhana dengan bijak membeli barang sesuai kebutuhan. Sementara pelit memiliki pengertian yang berbeda. Pelit berarti tidak mengeluarkan atau membeli barang meskipun itu menjadi kebutuhan kita.

Kembali lagi ke bahasan tadi, hari ini mungkin saya bisa memborongnya. Namun saya harus kembali bertanya, apakah nantinya akan nyaman untuk saya, atau akankah saya bisa memanfaatkan keduanya dengan baik?. Tentu saya harus bijak.

Keterkaitan Belanja dan Poligami, Keanehan yang Saya Ciptakan?

Membeli dua produk sekaligus dengan harga yang sangat ramah bagi kantong kaum bawah seperti saya tentu saja mungkin untuk saya jangkau. Namun sebelum jemari saya mengkilik tombol pesan, ada sedikit hal yang mengganggu pikiran saya. Isi kepala sedang bertarung dan malah mengaitkan dua pilihan tadi dengan konsep poligami. Aneh bukan?

Iya, tidak apa-apa kalau teman-teman menganggap saya aneh. Tapi secara ringkasnya begini isi kepala saya, sambil tersenyum saya coba mengaitkan masalah yang saya hadapi dengan kenyataan terjadinya poligami.

Iya, saya berasumsi bisa jadi orang-orang yang memiliki keinginan poligami adalah karena hanya ingin memiliki semua hal yang menurutnya Indah. Kesempurnaan semu yang sebenarnya ingin saya capai, padahal saya paham masing-maisng produk punya kelebihan dan kekurangan, tinggal saya saja yang harusnya bijak menyikapinya.

Merasa Cukup dan Bersyukur adalah Kunci

Tentu saja cukup dan bersyukur adalah kuncinya. Setelah merenungkan pergulatan isi kepala saya, akhirnya saya harus berpegang kembali pada prinsip hidup saya. “Saya harus memilih salah satunya, dan tidak boleh keduanya.”

Kembali pada pilihan yang tadi terasa menggiurkan bagi saya. Pilihan A, model dan warna sudah sesuai tapi ukuran terlalu besar. Sementara pilihan B, model dan warna sudah sesuai namun terlalu pendek. Akhirnya pilihan saya jatuhkan ke pilihan A dengan konsekuensi saya harus siap dengan segala kekurangan dan resikonya.

Saya menyadari bahwa  paradox of choice yang saya hadapi ini ternyata sangat luar biasa dampaknya. Paradox of choice sendiri adalah sebuah istilah yang populer dari buku “The Paradox of Choice: Why More Is Less” karya seorang psikolog bernama Barry Schwartz tahun 2004. Schwartz mengatakan bahwa semakin banyak pilihan yang tersedia, maka akan semakin sulit bagi kita untuk membuat keputusan.

Hal demikian juga berdampak pada semakin besar kemungkinan bahwa kita tidak puas dengan pilihan yang kita buat. Rasa cukup dan syukur yang memang harus kita tekankan, jika tidak maka paradox of choice ini akan membawa kita ke jalan neraka, Rasa tak pernah puas pada akhirnya membinasakan kita. []

Tags: Kajian PsikologikehidupanKesehatan Mentalparadox of choicepilihanSelf Love
Indah Fatmawati

Indah Fatmawati

Sebagai pembelajar, tertarik dengan isu-isu gender dan Hukum Keluarga Islam

Terkait Posts

Harapan Orang Tua

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

12 Juli 2025
Berhaji

Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

11 Juli 2025
Ikrar KUPI

Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

11 Juli 2025
Life After Graduated

Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

10 Juli 2025
Pelecehan Seksual

Stop Menormalisasi Pelecehan Seksual: Terkenal Bukan Berarti Milik Semua Orang

9 Juli 2025
Pernikahan Tradisional

Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

8 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Isu Disabilitas

    Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID