• Login
  • Register
Sabtu, 4 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Penafsiran Nafsun Wahidah Menurut Buya Hamka

Pada hakikatnya, manusia diciptakan dari diri yang satu (Nafsun Wahidah) sehingga manusia memiliki kedudukan yang sama di hadapan Tuhan, tanpa dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya

Sholeh Shofier Sholeh Shofier
27/08/2021
in Hikmah, Rekomendasi
0
Nafsun Wahidah

Nafsun Wahidah

292
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pada hakikatnya, manusia diciptakan dari diri yang satu (Nafsun Wahidah) sehingga manusia memiliki kedudukan yang sama di hadapan Tuhan, tanpa dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya. Al-Qur’an menegaskan bahwa antara manusia baik laki-laki maupun perempuan diciptakan dari bahan yang sama yaitu Nafsun Wahidah.

Allah swt. berfirman dalam surah Al-Nisa ayat satu;

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا (1)

Artinya, “wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan (Allah) menciptakan pasangannya dari dirinya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan erempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan-Nya kamu saling meminta, dan (peliharahlah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya, Allah selalu menjaga dan mengawasinya.” [QS. Al-Nisa:1]

Buya Hamka, dalam menafsirkan kata Nafsun Wahidah yang terkandung dalam ayat di atas, mengatakan bahwa Nafsun Wahidah tersebut memilki dua tafsiran, sebagaimana diungkapkan dalam bukunya; Buya Hamka Berbicara Tentang perempuan [1]. Tafsiran pertama, sebagaimana yang sudah masyhur bahwa Nafsun Wahidah itu adalah Nabi Adam as. Syeh Nawawi Al-Bantani dalam tafsirnya Mirahu Labid [180/1] , mengatakan bahwa pada mulanya Allah swt hanya menjadikan satu diri saja yaitu Adam. Kemudian Adam ditempatkan di surga. Setelah itu, dari diri yang satu itulah Allah menciptakan pasangan untuknya yaitu Siti Hawa.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus
  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik
  • Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker

Baca Juga:

Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker

Kedua, tafsiran dari kata Nafsun Wahidah tersebut bukanlah semata-mata tubuh yang kasar melainkan merupakan diri. Buya Hamka mengatakan, Diri manusia pada hakikatnya ialah satu. kemudian diri manusia dibagi atau dibelah menjadi dua, satu berjenis laki-laki dan yang lain berjenis peremuan yang dikenal dengan Nabi Adam as. dan Siti Hawa. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa kendatipun manusia berupa dua jenis yang berbeda, laki-laki dan wanita namun hakikatnya jenis tersebut tetaplah satu, yaitu manusia (Nafsun Wahidah). Laki-laki dan perempuan sama-sama manusia.

Asal yang satu kemudian dibelah menjadi dua, maka sangat terasa bahwa belahan yang satu membutuhkan yang lain, laki-laki membutuhkan perempuan dan sebaliknya perempuan juga membutuhkan laki-laki. Hidup belum lengkap jika keduanya belum dipertemukan kembali dalam format yang berbeda yaitu mahligai rumah tangga. Itulah salah satu ayat yang membicarakan asal-muasal berkembang biaknya manusia di dunia.

Dua penafsiran tentang Nafsun Wahidah yang berkembang di tengah masyarakat termasuk kalangan umat islam sendiri ternyata tafsiran yang pertama. Padahal, yang lebih tepat seharusnya adalah penafsiran yang kedua, bahwa semua manusia tumbuh dari sumber yang sama sehingga tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dari segi kemanusiaan. Rasyid Ridha dalam kitab Tafsir Al-Mannar [232/1], mengemukakan bahwa Nafsun Wahidah adalah Adam dan Siti Hawa, yang diciptakan dari tulang rusuknya Adam merupakan kisah-kisah yang termaktub dalam perjanjian lama (Kejadian II: 21-22).

Bahkan, M. Quraish Shihab mengutip statemen Rasyid Ridha yang mengatakan, “Seandainya tidak tercantum kisah kejadian Nabi Adam as. dan Siti Hawa dalam perjanjian lama niscaya pendapat yang menyatakan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam tidak akan pernah terlintas di benak seorang muslim.”

Dengan demikian, asal-usul awal penciptaan manusia pertama kali adalah satu yaitu Nafsun Wahidah yang kemudian oleh Allah swt. dibelah menjadi dua yang mana belahan-belahan tersebut saling membutuhkan satu sama lain. Oleh karena itu, kedudukan manusia baik laki-laki maupun perempuan memiliki kedudukan yang setara di hadapan Tuhan terlepas dari perbedaan-perbedaan keduanya. Wallahu A’lam Bissawab. []

Tags: Buya Hamkakemanusiaanlaki-lakiNafsun WahidahPenciptaan ManusiaperempuanTafsir AlQur'an
Sholeh Shofier

Sholeh Shofier

  • Salah satu Mahasantri kelahiran Sampang Madura yang mengenyam pendidikan di Ma'had Aly Situbondo.

Terkait Posts

Perempuan Miskin

Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

4 Februari 2023
Mendidik Anak

5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

4 Februari 2023
Perempuan Masa Nabi Saw

Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

4 Februari 2023
Hari Kanker Sedunia

Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker

4 Februari 2023
Nabi Muhammad Saw

Kisah Saat Para Perempuan Menjadi Saksi Kelahiran Nabi Muhammad Saw

4 Februari 2023
Hijab

Makna Hijab Menurut Para Ahli

3 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Perempuan Miskin

    Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengembangan Industri Halal yang Ramah Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lima Pilar Penyangga Dalam Kehidupan Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam
  • Pengembangan Industri Halal yang Ramah Lingkungan
  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

Komentar Terbaru

  • Indonesia Meloloskan Resolusi PBB tentang Perlindungan Pekerja Migran Perempuan - Mubadalah pada Dinamika RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, yang Tak Kunjung Disahkan
  • Lemahnya Gender Mainstreaming dalam Ekstremisme Kekerasan - Mubadalah pada Lebih Dekat Mengenal Ruby Kholifah
  • Jihad Santri di Era Revolusi Industri 4.0 - Mubadalah pada Kepedulian KH. Hasyim Asy’ari terhadap Pendidikan Perempuan
  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist