• Login
  • Register
Selasa, 15 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Refleksi Peserta Muktamar Pemikiran NU Ke-2: Masih Male Panel dan Perlu Ditambahkan Kelas Kesehatan Mental

“Saya merefleksikan, agar muktamar selanjutnya bisa ditambahkan mengenai kelas kesehatan mental," kata Sekar.

Redaksi Redaksi
03/12/2023
in Aktual
0
Muktamar Pemikiran

Muktamar Pemikiran

550
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Peserta Muktamar Pemikiran NU ke-2, Hanifah Haris memberikan sejumlah masukkan terkait kegiatan muktamar yang diselenggarakan oleh Lakpesdam PBNU. Salah satu masukkan yang ditekankan oleh Hanifah adalah kegiatan yang sebesar ini, masih didominasi pembicaranya dari laki-laki (male panel).

Hanifah berharap untuk ke depan, agar menghadirkan juga para pembicara dari perempuan. Karena menurutnya, banyak para perempuan yang memiliki keilmuan yang kompeten. Bahkan banyak juga para perempuan yang aktif di beberapa gerakan.

Oleh karena itu, Hanifah meminta agar ke depan, muktamar pemikiran ini, juga menghadirkan para pemikir perempuan.

“Saya ingin menghighlight, kemarin (selama 2 hari) acaranya masih male panel, mungkin ke depan perlu dipertimbangkan karena saat ini sudah banyak gerakan perempuan. Harapannya ke depan banyak menghadirkan narasumber perempuan,” kata Hanifah, saat RTL, di di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu, 3 Desember 2023.

Hanifah juga menceritakan saat ia mengikuti kelas “Membayangkan Masyarakat Masa Depan Sudut Pandang Pendidikan.” Di kelas tersebut, Hanifah merasa banyak masukan terkait pengelolaan pendidikan.

Baca Juga:

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Salah satunya adalah, lanjutnya, seperti disampaikan oleh Prof. Widya Priyahita Pudjibudojo, Rektor UNU Yogyakarta, bahwa perguruan tinggi itu jangan hanya memfokuskan pada ilmu pendidikan Islam. Melainkan, ilmu seperti sains dan beberapa ilmu untuk menjawab persoalan dan tantangan masa depan.

“Jadi perguruan tinggi difokuskan bagaimana penguatan keilmuan lainnya, seperti sains, dan bagaimana menjawab tantangan masa depan,” paparnya.

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa mengapa dalam pengelolaan pendidikan di perguruan tinggi tidak harus tentang keislaman. Karena perguruan tinggi bukan tempat untuk mencetak para ulama. Karena untuk mencetak ulama, cukup belajar di pondok pesantren.

“Jadi untuk mencetak ulama tidak perlu di perguruan tingginya, cukup di pesantrennya. Karena analisisnya Prof. Inung, tidak ada perguruan tinggi yang melahirkan ulama, karena yang melahirkan ulama adalah di pesantren,” jelasnya.

Kelas Kesehatan Mental

Sementara itu, Sekar, perwakilan dari masyarakat umum mengatakan, dalam muktamar ini perlu panitia tambahkan mengenai kelas tentang kesehatan mental.

Kenapa kesehatan mental ini penting? Sekar melanjutkan, karena di lapangan banyak sekali anak muda yang cerdas dan pintar, tapi mental healthnya terganggu. Hingga kerap kali mencoba untuk melakukan bunuh diri.

“Saya merefleksikan, agar muktamar selanjutnya bisa ditambahkan mengenai kelas kesehatan mental. Karena di lapangan apapun latar belakangnya, saya ketemu anak muda, terlihat sangat cerdas, tapi masih punya ide bunuh diri, sampai melakukan praktik-praktik ngebarcode (tangannya di sayat-sayat),” paparnya.

Oleh karena itu, bagi Sekar, di dalam tema society the future ini sebetulnya banyak kaitannya dengan anak muda. Sehingga mereka juga perlu untuk terlibat dalam kegiatan seperti ini.

“Penting untuk mulai membekali mereka dengan ilmu-ilmu agama. Terlebih, mungkin di tengah-tengah teknologi yang sangat akseleratif, melesat pesat dan di tengah-tengah agama munculnya kesehatan mental barangkali bisa menjadi perhatian,” tukasnya. []

Tags: Kesehatan MentalMasih Male PanelMuktamarPemikiran NUpesertaRefleksi
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Marzuki Wahid

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Samia

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

6 Juli 2025
Ulama Perempuan

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Krisis Ekologi

    Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ronggeng Dukuh Paruk dan Potret Politik Tubuh Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi
  • Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi
  • Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam
  • Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman
  • Jihad Perempuan Melawan Diskriminasi

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID