• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Tidak Ada Anak yang Terabaikan : Menelusuri Peran Anak Sulung, Tengah dan Bungsu dalam Keluarga

Anak-anak kita berikan hak yang sama untuk mendapatkan kasih sayang, perhatian, dan pendidikan yang baik

Luthfiyah Tsamratul Mawaddah Luthfiyah Tsamratul Mawaddah
14/05/2024
in Keluarga
0
Tidak Ada Anak yang Terabaikan

Tidak Ada Anak yang Terabaikan

1.8k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam dinamika keluarga, sering kali kita melihat adanya stereotip atau asumsi tentang peran dan posisi anak dalam keluarga. Anak Sulung sering kita pandang sebagai pemimpin alami, Anak Tengah seringkali kita anggap sebagai yang terlupakan. Sedangkan Anak Bungsu sering kita sebut sebagai yang dimanjakan.

Namun, di balik pelabelan tersebut, sebenarnya setiap anak memiliki peran dan kontribusi yang unik dalam keluarga mereka. Tidak ada anak yang terabaikan dalam keluarga.

Anak Sulung; Tanggung Jawab dan Harapan Tinggi

Anak Sulung, dengan posisinya yang pertama dalam keluarga, sering kita anggap sebagai contoh dan pemimpin bagi adik-adiknya. Mereka sering diamanahi tanggung jawab yang lebih besar. Harapannya bisa menjadi teladan bagi adik-adik mereka. Di balik kesan ini, anak sulung juga seringkali merasa tertekan oleh harapan yang tinggi dan tanggung jawab yang besar.

Tanggung jawab yang kita bebankan tidak hanya mencakup aspek fisik, juga meliputi emosional dan sosial. Di balik kesannya sebagai anak yang kuat dan mandiri, Anak Sulung juga merasakan tekanan yang besar. Mereka mungkin merasa harus selalu sempurna dan tidak boleh melakukan kesalahan, serta bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan adik-adik mereka.

Anak Tengah : Menjadi Penengah

Anak Tengah seringkali berada di posisi antara anak pertama dan terakhir, sehingga dianggap penengah antar keduanya. Mereka beradaptasi dengan perannya yang berubah-ubah, serta tekanan dari kedua sisi. Baik Menjadi kakak yang memiliki harapan tinggi maupun adik yang membutuhkan banyak perhatian.

Baca Juga:

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

Fiqh Al-Usrah Menjembatani Teks Keislaman Klasik dan Realitas Kehidupan

Namun di sisi lain, Anak Tengah juga kita asumsikan sebagai yang terlupakan di antara saudara-saudaranya. Mereka sering merasa terpinggirkan atau tidak memperoleh perhatian yang cukup dalam keluarga. Akan tetapi, Anak Tengah juga acapkali menjadi penengah bila ada  konflik antara saudara-saudaranya, dan belajar untuk berkomunikasi dengan baik di antara anggota keluarga lainnya.

Anak Bungsu : Kesenangan dan Kemanjaan

Anggapan Anak bungsu sebagai yang paling kita manja atau yang paling tidak serius, lumrah kita jumpai. Demikian karena Mereka seringkali memperoleh perhatian yang khusus dari keluarga serta kita berikan izin yang lebih bebas untuk melakukan hal-hal yang mungkin tidak diperbolehkan bagi kakak-kakaknya.

Terlepas dari hal tersebut, Anak Bungsu juga memiliki beban dan tanggung jawabnya sendiri. Kadangkala mereka merasa harus membuktikan diri kepada keluarga untuk lebih baik dari kakak-kakaknya. Selain itu belajar untuk menjadi mandiri karena terbiasa mengamati dan meniru apa yang kakak-kakaknya contohkan.

Menciptakan Keseimbangan dan Keadilan

Namun dalam dinamika keluarga, tak jarang terdapat ketidakseimbangan atau perlakuan yang tidak adil terhadap anak-anak berdasarkan posisi mereka dalam keluarga. Anak sulung mungkin merasa tertekan oleh harapan yang terlalu tinggi. Sementara anak tengah seringkali merasa tidak mendapatkan perhatian yang cukup, dan anak bungsu mungkin merasa terpinggirkan atau tidak dianggap serius.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan anggota keluarga lainnya untuk memberikan perhatian dan dukungan yang sama kepada setiap anak, tanpa memandang urutan kelahiran mereka. Masing-masing anak adalah harapan, dan tidak ada ketimpangan didalamnya.

Dalam Islam, juga terdapat ajaran yang menggarisbawahi pentingnya menghargai setiap individu, termasuk anak-anak dalam keluarga. Anak-anak kita berikan hak yang sama untuk mendapatkan kasih sayang, perhatian, dan pendidikan yang baik. Nabi Muhammad SAW juga memerintahkan untuk berlaku adil terhadap anak-anak,

فاتقوا الله واعدلوا بين أولادكم … (صحيح مسلم 3/1243) ..

..Maka bertaqwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu.. (Shohih Muslim)

Redaksi Hadis tersebut dapat dijadikan landasan untuk berlaku adil terhadap anak sesuai Syari’at Islam tanpa membedakan antara anak sulung, tengah, atau bungsu.

Tidak Ada Anak yang Terabaikan

Penting untuk kita ingat bahwa setiap anak memiliki pengalaman dan tantangan yang unik dalam keluarga mereka. Tidak ada satu pun yang lebih baik atau lebih buruk daripada yang lain. Dengan mengakui keunikan dan kompleksitas peran anak sulung, tengah, dan bungsu, kita dapat menciptakan lingkungan keluarga yang penuh dengan kasih sayang, dukungan, dan tak ada penghakiman di dalamnya.

Selain itu, merupakan hal yang pokok untuk memberikan ruang bagi setiap anak untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan potensi mereka masing-masing. Anak-anak harus kita dorong untuk mengejar minat dan bakat mereka. Tanpa ada batasan berdasarkan posisi mereka dalam keluarga. Dengan memberikan dukungan yang baik, setiap anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang percaya diri dan mandiri.

Secara keseluruhan, tidak ada anak yang terabaikan dalam keluarga. Setiap anak memiliki peran dan kontribusi yang unik. Penting bagi kita sebagai calon orang tua maupun yang telah teranugerahi buah hati untuk menghargai dan mendukung mereka dalam setiap langkah perjalanannya kelak. []

 

Tags: Hak anakkeluargaKesalinganparentingpengasuhanRelasi
Luthfiyah Tsamratul Mawaddah

Luthfiyah Tsamratul Mawaddah

masih belajar

Terkait Posts

Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Keluarga Maslahah

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

28 Juni 2025
Sakinah

Apa itu Keluarga Sakinah, Mawaddah dan Rahmah?

26 Juni 2025
Cinta Alam

Mengapa Cinta Alam Harus Ditanamkan Kepada Anak Sejak Usia Dini?

21 Juni 2025
Perbedaan anak laki-laki dan perempuan

Jangan Membedakan Perlakuan antara Anak Laki-laki dan Perempuan

17 Juni 2025
Ibu Rumah Tangga

Multitasking itu Keren? Mitos Melelahkan yang Membebani Ibu Rumah Tangga

17 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID