• Login
  • Register
Rabu, 29 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia dan Kontribusinya dalam Pelestarian Lingkungan Hidup

Proses pemulasaran jenazah dengan cara kita kubur di dalam tanah itu, ternyata bisa memberikan kontribusi dalam pelestarian lingkungan hidup

Aspiyah Kasdini RA Aspiyah Kasdini RA
30/01/2023
in Publik
1
Pemakaman Muslim Indonesia

Pemakaman Muslim Indonesia

652
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Salingers, sudah tahu belum kalau New York telah melegalkan jenazah manusia untuk menjadi pupuk kompos? Aturan ini dianggap sebagai langkah alternatif ramah lingkungan yang dapat menghemat satu ton karbon, bila dibandingkan dengan  cara kremasi atau penguburan tradisonal. Selain itu dapat menghemat penggunaan lahan di wilayah perkotaan. Tentunya aturan ini menuai pro dan kontra, termasuk oleh Para Uskup Katolik di negara bagian Amerika Serikat tersebut. Dalihnya bahwa tubuh manusia tidak boleh kita perlakukan seperti “limbah rumah tangga,” (BBC News Indonesia, 04 Januari 2023).

Merespon isu tersebut, Bincang Syariah dalam konten Instagramnya juga telah mengemukakan dengan dasar-dasar yang kuat. Bahwasanya secara syariat, teknis pengurusan jenazah dengan menjadikan pupuk kompos merupakan hal yang tidak boleh. Padahal jika kita lihat dari maksud adanya kebolehan aturan tersebut (pengomposan jenazah), tentu membuat banyak orang ingin ikut berpartisipasi guna memberikan manfaat kepada kehidupan selanjutnya. Namun mempertimbangkan aturan syara yang sangat menghormati jiwa dan raga anak Adam membuat para Muslim berpikir, apakah saat tubuhnya kelak tiada berarti juga peniadaan kemaslahatan darinya?

Eits, ternyata tidak demikian salingers, proses pemulasaran jenazah dengan cara kita kubur di dalam tanah itu, ternyata bisa memberikan kontribusi juga lho dalam pelestarian lingkungan hidup. Kita bisa melihatnya pada budaya pemakaman Muslim Indonesia di sekitar kita. Berikut telah penulis rangkumkan konsep-konsep pemakaman Muslim Indonesia yang dapat memberikan manfaat pada pelestarian lingkungan hidup:

Daftar Isi

    • Pertama, konsep Taman Makam
  • Baca Juga:
  • 3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI
  • Rahmat Allah Swt Untuk Orang Islam dan Orang Kafir
  • Membincang Perempuan Pemimpin, dan Pemimpin Perempuan
    • Kedua, konsep Makam Keramat
    • Ketiga, konsep Tanpa Kijing
    • Keempat, konsep Pohon Beringin dan Kamboja
    • Kelima, konsep Tamu Ziarah

Pertama, konsep Taman Makam

Pemakaman saat ini memiliki banyak tipe. Salah satunya adalah tipe taman yang bersih, asri, dan tertata. Konsep pemakaman seperti ini bisa kita lihat di perkotaan, di komplek makam pahlawan. Atau juga pemakaman berbayar dengan harga yang fantastis. Rumput-rumput hijau yang tertanam di area makam tentunya selalu mendoakan dan memohon ampunan untuk mereka yang dimakamkan di bawahnya (HR. Ibnu Hibban).

Keberadaan pemakaman dengan konsep ini juga dapat menjadi salah satu media penyerapan air hujan, di saat hampir seluruh tanah di perkotaan tertutupi oleh aspal dan beton, sehingga mitigasi banjir pun dapat dilakukan oleh para penduduk yang telah tiada.

Baca Juga:

3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan

Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

Rahmat Allah Swt Untuk Orang Islam dan Orang Kafir

Membincang Perempuan Pemimpin, dan Pemimpin Perempuan

Kedua, konsep Makam Keramat

Di daerah-daerah, banyak makam para tokoh kharismatik yang kita keramatkan. Salah satunya seperti makam keramat Pangeran Borosngora di Panjalu, Ciamis, Jawa Barat. Ada berbagai larangan yang tidak boleh kita langgar selama peziarah berada di sana. Seperti membuang sampah sembarangan, dan tidak boleh berbicara dan bertindak tidak sopan. Lalu merusak hutan lindung di sekitar makam yang terletak di pulau di tengah Situ Lengkong, dan lainnya, yang dapat merubah dan merusak ekosistem endemik di wilayah tersebut.

Arti keramat tidak lain adalah mulia, bukan mistis atau menyeramkan. Melainkan tempat tersebut merupakan tempat mulia dengan dimakamkannya sosok yang mulia akhlaknya. Juga tempat dengan ekosistem yang harus kita muliakan pula dengan cara menjaga kelestariannya. Yakni dengan keberadaan makamnya yang dianggap keramat inilah para tokoh yang telah tiada tadi masih menampilkan karomahnya melewati berbagai lintas generasi. Karomah yang sangat ramah lingkungan dengan menjaga ekosistem alam.

Ketiga, konsep Tanpa Kijing

Hampir di setiap daerah ada yang memiliki budaya untuk tidak mengkijing/membuat bangunan di atas pemakaman dengan dasar pelarangan tersebut disandarkan pada Hadis Nabi riwayat Muslim: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk memplester kuburan, duduk di atasnya dan membangun.”

Di balik kebiasaan dan adat pada masyarakat tersebut, ternyata jika kita perhatikan ternyata penafsiran hadis ini lagi-lagi menyesuaikan dengan kondisi alam setempat. Seperti di daerah yang terlewati aliran Semeru, Kelud, Merapi. Di mana itu beresiko kijing akan rusak terbawa aliran lahar. Atau juga di daerah yang rawan longsor dan banjir, kijing tidak akan bertahan lama dan akan rusak begitu saja.

Keempat, konsep Pohon Beringin dan Kamboja

Ada juga pemakaman yang memiliki beragam pohon Kamboja dan pohon Beringin di area kompleknya. Siapa nyana, ternyata keberadaan pohon-pohon tersebut memiliki sumbangsih dalam pelestarian lingkungan hidup. Beringin merupakan salah satu pohon yang dapat menyerap air dengan baik. Menghasilkan oksigen yang makhluk hidup gunakan untuk bernafas, dan dapat hidup sangat lama.

Bahkan, salah satu wali di pulau Lombok, makamnya berada di tengah-tengah pokok Beringin, Makam Loang Baloq. Begitu pula pohon Kamboja dengan bunga-bunganya yang indah berwarna-warni. Pohon ini dapat menyerap karbondioksida dengan baik. Warna-warni bunganya menambah estetika komplek pemakaman. Tumbuh tanpa perlu perawatan khusus, dan juga dapat hidup dalam kurun waktu yang lama.

Kelima, konsep Tamu Ziarah

Konsep pemakaman Muslim Indonesia yang ini bisa kita temui saat kita mengunjungi makam-makam para wali yang berada di berbagai daerah, sebut saja Wali Songo. Komplek pemakaman dengan konsep ini tentunya memiliki bangunan yang membuat para peziarah nyaman berada di sana. Komplek pemakaman tersebut merupakan rumah yang dibuat sedemikian rupa untuk menghormati para peziarah yang datang untuk bertamu.

Para tamu dapat memilih sendiri hidangan yang disediakan tuan rumah dengan beragam jenisnya yang para pedagang jajakan di area komplek makam. Para pemilik makam di sini tentu ingin mengajarkan kepada para tamu untuk dapat menjaga adab dan menjaga lingkungan dengan memperhatikan perilaku saat sedang dijamu di sana.

Namun para tamu kerap lalai. Tidak sedikit yang membuang sampah sembarangan di rumah tuan rumah. Hingga pada akhirnya sering membuat komplek makam menjadi kumuh, kotor, dan bau. Jadi harap kita perhatikan ya salingers, saat kita bertamu kepada siapapun, kita juga harus memiliki sikap yang tidak merugikan lingkungan. Khususnya yang berhubungan dengan ekosistem alam. 

Konsep-konsep di atas menunjukkan bahwa sesungguhnya yang mati hanyalah jasad (QS. Ali Imran: 169). Sedangkan ruh, harapan, pemikiran, inspirasi, cita-cita tidaklah pernah mati, bahkan masih bisa kita rasakan walaupun hayat sudah tidak terkandung badan. Antara dua alam, masing-masing masih mampu berperan dalam menjaga pelestarian lingkungan hidup.

Jadi konsep pemakaman muslim Indonesia yang mana nih yang bakal salingers pilih jika ada anggota keluarga yang meninggal? Ingin membeli hutan 2 hektar-kah? Ingin di taman kota-kah? Atau di puncak gunung? Apapun pilihannya, semoga tempat peristirahatan terakhir kita semua masih dapat memberikan manfaat kepada kehidupan selanjutnya. Amiiin. (bebarengan)

 

Tags: IndonesiakematianMakammuslimPemakaman
Aspiyah Kasdini RA

Aspiyah Kasdini RA

Alumni Women Writers Conference Mubadalah tahun 2019

Terkait Posts

Sittin al-‘Adliyah

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

28 Maret 2023
Tradisi di Bulan Ramadan

Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

28 Maret 2023
Propaganda Intoleransi

Waspadai Propaganda Intoleransi Jelang Tahun Politik

27 Maret 2023
Akhlak dan perilaku yang baik

Pentingnya Memiliki Akhlak dan Perilaku yang Baik Kepada Semua Umat Manusia

26 Maret 2023
kitab Sittin al-‘Adliyah

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Laki-laki dan Perempuan Dilarang Saling Merendahkan

26 Maret 2023
Penutupan Patung Bunda Maria

Kisah Abu Nawas dan Penutupan Patung Bunda Maria

26 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sittin al-‘Adliyah

    Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Pada Awalnya Asing

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pendirian Imam Malik Menghargai Tradisi Lokal
  • Kewajiban Orang Tua Menjadi Teladan Ibadah bagi Anak
  • Islam Pada Awalnya Asing
  • Jalan Tengah Pengasuhan Anak
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist