• Login
  • Register
Minggu, 26 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

5 Sikap Lagertha, Pemimpin Perempuan dalam Serial Vikings yang Patut Dicontoh

Memperjuangkan keadilan terhadap kaum perempuan yang telah lama tertindas oleh laki-laki, merupakan perjuangan Lagertha paling fenomenal

Irfan Hidayat Irfan Hidayat
02/07/2022
in Film
0
Pemimpin Perempuan

Pemimpin Perempuan

233
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Jika suatu saat kamu berlaku kasar lagi kepada istri dan anakmu, pasti akan berhadapan langsung dengan pedangku. Ingat itu!” – Lagertha, Vikings –

Mubadalah.id – Serial Vikings merupakan film yang dibuat dan ditulis oleh penulis skenario dan produser Inggris pemenang Emmy Award, Michael Hirst, dan dirilis oleh channel History. Dengan mengkomparasi fakta sejarah dan mitos Nordik, serta kisah legendaris masyarakat, film yang tayang perdana pada 3 Maret 2013 tersebut mampu mendapatkan rating 8,5 imdb.com dengan total 513.000 penonton.

Film ini mengawali kisahnya dengan mengajak penonton mengikuti perjalanan tokoh legendaris Nordik, Ragnar Lothbrok, yang diperankan oleh Travis Fimmel. Ragnar merupakan pahlawan Norse legendaris yang dikenal sebagai momok Anglo-Saxon Inggris dan Francia Barat. Seorang laki-laki yang memulai kisahnya sebagai petani miskin di Kattegat, yang kemudian berjuang untuk menjadi King of Norwegia.

Dalam perjalanan kisahnya, Ragnar memiliki istri yang menemaninya dari masa sulit hingga ia mampu menduduki jabatan Earl di Kattegat. Perempuan tersebut ialah Lagertha. Seorang perempuan cantik yang diperankan oleh Katheryn Winnick, yang kemudian melahirkan tokoh Viking fenomenal, Bjorn Ironside.

Sebelum terlalu jauh, tulisan ini tidak akan mengulas terkait siapa sosok Lagertha yang menjadi tokoh bangsa Viking. Di mana dalam dunia nyata, sosoknya masih menimbulkan perdebatan hingga hari ini. Tulisan ini bermaksud menggambarkan sosok Lagertha dalam film serial Vikings dengan mengambil beberapa hal yang dapat kita teladani dari semangat perjuangannya sebagai seorang pemimpin perempuan.

Ia berani melakukan perlawanan terhadap segala bentuk penindasan, pelecehan, dan kekerasan. Selain itu, Lagertha merupakan sosok pemimpin perempuan yang bijaksana, gagah, berani, dan tidak takut dengan apapun.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan
  • Salahkah Memilih Childfree?
  • Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan
  • Perempuan Juga Wajib Bekerja
    • Sikap Lagertha yang Patut Kita Contoh
    • Bijaksana dalam Memutuskan Perkara
    • Menjaga Harga Diri Keluarga
    • Melawan Stereotip ‘Perempuan Itu Lemah’
    • Pemimpin Perempuan Tangguh dan Tidak Kenal Takut
    • Sosok Penyabar dan Tak Putus Asa

Baca Juga:

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan

Salahkah Memilih Childfree?

Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan

Perempuan Juga Wajib Bekerja

Sikap Lagertha yang Patut Kita Contoh

Bagi yang pernah menonton film serial Vikings, pastinya sudah tidak asing dengan sosok pemimpin perempuan Lagertha. Ratu bangsa Viking dari Kattegat itu menjadi salahsatu tokoh yang menjadi idola penonton film dengan total enam season tersebut. Kegigihannya dalam memimpin perang, mengayunkan pedang, menarik panah, dan berduel dengan musuh-musuh brutalnya merupakan scenes yang paling kita tunggu dalam setiap episodenya.

Selain gagah dalam memimpin perang, Lagertha juga tegas dan bijaksana dalam ketika menjadi seorang pemimpin perempuan Berikut ini 5 sikap Lagertha yang patut kita contoh:

Bijaksana dalam Memutuskan Perkara

Ketika Lagertha menjadi pemimpin Kattegat (yang kala itu sebagai istri Earl Ragnar), ia harus menjadi hakim pemutus sebuah perkara. Perempuan dengan julukan The Shieldmaiden itu mengabaikan informasi-informasi samar tanpa berdasar fakta. Apalagi informasi tersebut hanya keluar dari mulut laki-laki pemabuk yang selalu merasa menang.

Ia kemudian melawan tekanan dan provokasi dari para laki-laki yang berada di ruang sidang Kattegat. Lagertha berdeging, teguh dengan pendiriannya. Ia harus memutus perkara supaya tidak ada lagi perempuan dan anak-anak yang tersiksa dan teraniaya, meski oleh suami atau ayahnya sendiri.

Suatu hari di Kattegat, ada pasangan petani miskin menghadap Lagertha. Dengan raut muka penuh amarah dan dendam, laki-laki itu mengadukan istrinya:

“Yang Mulia, saya sudah menikahi istri saya ini selama 3 tahun. Dan berani-beraninya ia berselingkuh ketika saya sedang asik minum-minum“, teriaknya sembari menampar istrinya di depan anaknya.

Lagertha bertanya: “Dari mana kamu tahu istrimu berselingkuh?”

“Saya selalu mabuk setiap malam Yang Mulia. Saya tidak sadar. Untuk itulah, saya yakin bahwa dia telah selingkuh!” Jawabnya.

Serentak suara para laki-laki yang berkumpul semakin bergemuruh, sembari terus mengumpat dengan segala cacian kepada perempuan itu.

Perempuan tersebut berkata: “Apakah pembelaanku itu dibutuhkan Yang Mulia? Di mata suami, saya sudah bersalah. Dan selalu salah. Saya selalu harus membenarkan semua ucapannya. Apapun yang ia ucapkan!”

Namun, setelah Lagertha melakukan identifikasi, ternyata suatu hari Dewa Rig telah mendatangi perempuan tersebut, Dewa yang dipercaya bangsa Vikings jelmaan Heimdall, sang putra Odin. Dewa Rig dianggap sebagai pemimpin dewa Norse yang lahir oleh sembilan ibu. Sang Dewa yang digambarkan sebagai gelombang. Usul punya usul, Dewa Rig mendatangi perempuan tersebut untuk mengaruniai seorang anak.

Lagertha kemudian menatap tajam mata laki-laki di depannya. Ia melarang keras perlakuan kasar terhadap perempuan yang meskipun dilakukan oleh suaminya. Sambil bertolak pinggang, Lagertha kemudian mengucap pesan singkat yang sudah saya tulis di awal tulisan ini.

Menjaga Harga Diri Keluarga

Suatu waktu, Lagertha beserta kedua anaknya tengah ditinggal oleh Ragnar untuk sebuah misi selama beberapa pekan. Tiba-tiba, datang dua laki-laki pemabuk merambah ke dalam gubuk kayu miliknya. Alih-alih takut dan gentar, Ia justru dengan tenang menawarkan bantuan kepada mereka.

“Jika kalian lapar dan haus, aku bisa berikan makanan dan minuman”, Tawarnya.

kedua laki-laki itu kemudian menatap mesum, sambil terus menggodanya: “Aku tak butuh makan. Aku hanya butuh kamu yang sedang kesepian” ujarnya sambil tertawa genit.

“Begitu ya… Sini… Mendekatlah…” Ucap Lagertha.

Kedua laki-laki itu menyeringai kegirangan karena merasa niatnya telah terberi harapan. Keduanya pun bergegas maju, hingga langkah ketiga, Lagertha menyambar pedang di sampingnya  secepat kilat, lalu menebas tangan kanan mereka hingga buntung. Kedua laki-laki tersebut bergegas kabur terbirit-birit.

Melawan Stereotip ‘Perempuan Itu Lemah’

Lagertha hidup di lingkungan masyarakat Kattegat yang mempersepsikan laki-laki sebagai orang yang selalu dan pasti benar dalam segala hal. Sebaliknya, kaum perempuan selalu dianggap lemah, dan mudah untuk dipersalahkan. Mereka membenarkan mitos bahwa laki-laki adalah paling utama, selalu benar dalam setiap hal.

Ketika menjadi seorang istri Earl dan Ratu Kattegat, Lagertha sadar bahwa perempuan hanyalah sekedar pelengkap derita. Perempuan adalah korban ketidakadilan yang terus dan selalu dibenarkan. Tidak hanya itu, para lelaki di Kattegat seringkali menjadikan perempuan hanya sebagai objek pemuas birahi seksual semata.

Lagertha muak dengan itu semua. Ia kemudian melawan dengan segala daya yang ia miliki. Perlawanan itu ia buktikan dengan pertarungan di medan perang. Ia pernah menguji dan menantang para lelaki untuk duel satu lawan satu dengan pedangnya. Hanya lelaki yang mampu menjadi lawan seimbanglah yang bisa menjadi pasangan hidupnya.

Pemimpin Perempuan Tangguh dan Tidak Kenal Takut

Suatu ketika, desa yang merupakan tempat tinggal Lagertha di masa tua  mengalami penyerangan oleh sekelompok laki-laki yang telah terusir dari Kattegat oleh Earl Bjorn karena telah melakukan pelangaran. Desa tersebut kebetulan para janda tua yang menghuni. Lagertha pun memimpin barisan perempuan tersebut untuk melakukan perlawanan dan mempertahankan desanya.

Lagertha begitu sengit dalam pertempuran, sehingga membuat semua musuhnya terbunuh dan kabur.  Rambut pirang panjang Lagertha terurai dan jatuh ke punggungnya ketika ia mengayunkan pedang, menunjukkan bahwa dia sebenarnya adalah seorang pemimpin perempuan yang tangguh dan tidak kenal takut. Keterampilan dan keberanian perangnya tak tertandingi.

Sosok Penyabar dan Tak Putus Asa

Seorang penyihir Kattegat telah memberitahu Lagertha bahwa ia tidak akan lagi memiliki anak. Mendengar itu, Lagertha di ambang kesedihan dan hampir menyerah. Namun, hal itu tidak menjadikannya sebagai pemimpin perempuan lemah. Ia kemudian bangkit berjuang hingga akhirnya dia mampu menjadi seorang ratu.

Kisah lain dalam film serial tersebut adalah ketika Ragnar telah menjadikan Aslaug sebagai istri keduanya. Lagertha pun memilih untuk pergi meninggalkan Kattegat dan melepas jabatan istri Earlnya. Pilihan tersebut ia ambil untuk mengantisipasi konflik antara pendukung Lagertha dan pendukung Aslaug (yang kemudian melahirkan Ubbe, Hvitserk, Sigurd, dan Ivar The Boneless).

Itulah 5 sikap Lagertha yang patut kita contoh. Baik laki-laki dan perempuan, sikap-sikap tersebut harus senantiasa dimiliki oleh setiap individu dalam menjalani hidup. Memperjuangkan keadilan terhadap kaum perempuan yang telah lama tertindas oleh laki-laki, merupakan perjuangan Lagertha paling fenomenal. Semangat tersebut sepatutnya tetap kita galakkan hingga saat ini, di mana penindasan masih marak terjadi, termasuk terhadap perempuan.

Scenes yang paling mengharukan ialah ketika Lagertha meninggal dunia terbunuh secara tidak sengaja oleh Hvitserk yang dalam keadaan pengaruh halusinasi mushroom. Sampai episode tersebut, saya sempat berpikir untuk tidak menonton lagi film Vikings. Namun, karena banyak pesan moral tentang politik, hukum, keadilan dan kesetaraan, sayang rasaanya jika mandek di tengah jalan.

Lagertha dalam dunia nyata masih menjadi perdebatan. Baik itu karakteristiknya, perannya, bahkan kematiannya pun masih diperdebatkan. Hal tersebut sebab banyaknya versi sejarah tentang bangsa Viking yang kemudian memunculkan pro-kontra di dunia barat. Terlepas dari itu semua, 5 sikap Lagertha tadi tidak ada salahnya jika kita jadikan contoh untuk kita terapkan dalam kehidupan, apalagi dalam hal keadilan dan kesetaraan. []

Tags: Filmkeadilan genderKepemimpinan PerempuanKesetaraan Genderperempuan
Irfan Hidayat

Irfan Hidayat

Alumni Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga, Kader PMII Rayon Ashram Bangsa

Terkait Posts

Maple Yip

Maple Yip, Perempuan di Balik In the Name of God: A Holy Betrayal

15 Maret 2023
Pelecehan Seksual

Sekte JMS Korea Selatan: Lakukan Pelecehan Seksual Berkedok Agama

13 Maret 2023
Kekerasan Seksual Berkedok Agama

Kekerasan Seksual Berkedok Agama dalam Film In The Name Of God: A Holy Betrayal

11 Maret 2023
Drama The Red Sleeve

Drama The Red Sleeve: Ketika Perempuan Memilih Berdaya

10 Maret 2023
Serial Mendua

Serial Mendua dan Ragam Pengalaman Sosial Perempuan

25 Februari 2023
Film Noktah Merah Perkawinan

Melihat Relasi Pernikahan Menurut Buya Hamka dalam Film Noktah Merah Perkawinan

6 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Puasa dan Intoleransi

    Puasa dan Intoleransi: Betapa Kita Telah Zalim Pada Sesama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Pernah Menyalahkan Agama Seseorang yang Berbeda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Zakat bagi Perempuan Korban Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kisah Abu Nawas dan Penutupan Patung Bunda Maria
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan
  • 3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI
  • Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist