Mubadalah.id – Duka mendalam di awal tahun 2021 begitu menggetarkan kita semua. Tak hanya bagi keluarga, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia. Pesawat Sriwijaua Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu 9 Januari kemarin, pukul 14.40 wib.
Tak lama kemudian, pesawat terkonfirmasi jatuh di Kepulauan Seribu. Seluruh penumpang dan awak kabin yang berjumlah 62 orang tak terselamatkan. Tangis keluarga dari para korban begitu menyentuh rasa kemanusiaan kita.
Meskipun kematian merupakan keniscayaan dan tiap-tiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati meninggalkan dunia fana ini. Namun kehilangan orang-orang yang kita cintai tetap terasa berat. Terlebih jika sebelumnya kita masih melakukan komunikasi, dan mendapati kondisi fisiknya baik-baik saja.
Tentang kematian Allah SWT. Berfirman yang artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (QS. Surat Al Anbiya: 35)
Bagi seorang Muslim, sudah menjadi keharusan jika mendengar kabar orang meninggal baik saudara, teman, maupun tetangga untuk berdoa dan bertakziyah. Kita juga dianjurkan memanjatkan doa untuk orang meninggal, menshalatkan dan mengantarkannya hingga ke pemakaman. Jika jarak cukup jauh, bisa melakukan shalat ghaib.
Berikut doa untuk orang meninggal sesuai hadis dan Alquran: Pertama, membaca Istirja Jika mendengar orang meninggal dunia, Muslim dianjurkan membaca istirja yakni Innalillahi wa innaa ilaihi raajiuun. Dalam alQur’an dijelaskan yang artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. (Al-Baqarah: 156)
Yakni mereka menghibur dirinya dengan mengucapkan kalimat tersebut manakala mereka tertimpa musibah atau kematian, dan mereka yakin bahwa diri mereka adalah milik Allah. Dia memberlakukan terhadap hamba-hamba-Nya menurut apa yang Dia kehendaki. Mereka meyakini bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala di sisi-Nya seberat biji sawi pun kelak di hari kiamat.
Maka ucapan ini menanamkan di dalam hati mereka suatu pengakuan yang menyatakan bahwa diri mereka adalah hamba-hamba-Nya dan mereka pasti akan kembali kepada-Nya di hari akhirat nanti.
Setelah itu membaca doa berikut: Allahuma ajurnii fii musibatii wakhluf lii khoiran minhaa. Artinya: Ya Allah, berilah daku pahala dalam musibahku ini, dan gantikanlah buatku yang lebih baik daripadanya, melainkan diberlakukan kepadanya apa yang dimintanya itu”. Doa ini dibaca Rasulullah saat bertakziyah ke Abu Salamah suami Ummu Salamah.
Kedua, membaca doa memohon ampunan. Allahummaghfirli wa la hu (ha) wa’qibni min hu (ha) ‘uqbaa hasanah Artinya: “Ya Allah, ampuni diriku dan dia dan berikan kepadaku darinya pengganti yang baik.” Doa lain yang bisa dibaca yakni: “Allaahummaghfir lihayyinaa wamayyitinaa wasyaahidinaa waghaaibinaa washaghiiranaa wakabiiranaa wadzakarinaa wauntsaana” Artinya; “Ya Allah, berikanlah ampun, kami yang masih hidup dan kami yang telah meninggal dunia, kami yang hadir, kami yang ghoib, kami yang kecil-kecil kami yang dewasa, kami yang laki – laki maupun perempuan.”
Ketiga, doa untuk orang meninggal laki-laki. Allahummaghfir Lahu Warhamhu Wa ‘Aafihi Aa’fu ‘anhu Wa Akrim Nuzulahu Wa Wassi’ Madkhalahu, Waghsilhu Bil Maa i Wats-tsalji Walbarodi Wa Naqqihii Minal khathaa Ya Kamaa Yunaqqats-Tsawbul Abyadhu Minad Danas. Wa Abdilhu Daaran khairan Min Daarihii Wa Ahlan Khairan Min Ahlihii Wa Zawjan Khairan Min Zawjihi, Wa Adkhilhul Jannata Wa A ‘Idzhu Min ‘Adzaabil Qobri Wa Fitnatihi Wa Min ‘Adzaabin Naar.”
Artinya: “Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah, bebaskanlah, lepaskanlah kedua orang tuaku. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, bersihkanlah kedua orang tuaku dengan air yang jernih dan sejuk, dan bersihkanlah kedua orang tuaku dari segala kesalahan seperti baju putih yang bersih dari kotoran. Dan gantilah tempat tinggalnya dengan tempat tinggal yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik, dari yang ditinggalkannya juga. Masukkanlah kedua orang tuaku ke surga, dan lindungilah dari siksanya kubur serta fitnahnya, dan siksa api neraka.”
Keempat, doa untuk orang meninggal perempuan. Allaahummaghfir laha warham ha wa’aafi ha wa’fu anha wa akrim nuzula ha wa wassi’ madkhola ha waghsil ha bil maa-i wats-tsalji wal barodi wa naqqi ha minal khothooyaa kamaa yunaqqots tsaubul abyadlu minad danasi wa abdil ha daaron khoiron min daari ha wa ahlan khoiron min ahli ha wazaujan khoiron min zaoji ha wa adkhil hal jannata wa ‘aidz ha min ‘adzaabil qobri wafitnati hi wa min ‘adzaabin naar.
Artinya: “Yaa Allah, ampunilah, rahmatilah, bebaskanlah dan lepaskanlah dia. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah dia. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, cucilah dia dengan air yang jernih lagi sejuk, dan bersihkanlah dia dari segala kesalahan bagaikan baju putih yang bersih dari kotoran, dan gantilan rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik, dari yang ditinggalkan, serta suami yang lebih baik dari yang ditinggalkannya pula. Masukkanlah dia ke dalam surga, dan lindungilah dari siksanya kubur serta fitnah nya, dan dari siksa api neraka.”
Kelima, doa bagi orang tua yang sudah meninggal dunia. Robbanaghfirlii waliwalidayya walilmu’miniina yauma yaquumul hisaab. Ya Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” (QS. Surat Ibrahim: 41)
Robbighfilrii waliwaa lidayya waliman dakhola baitiya mu’minan walil mu’mininna wal mu’minaati walaa tazididhoolimiina illa tabbaaraa. Artinya: Ya Rabbku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan.” (QS. Surat Nuh: 28)
Bertakziyah dan mendoakan orang yang meninggal dunia merupakan amalan yang baik dan mendapatkan pahala. Selain itu, bertakziyah juga sekaligus sarana untuk mengingat kematian.
Rasulullah SAW bersabda: Dari Ibnu Umar bahwa dia berkata; Saya bersama dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, tiba-tiba datang seorang laki-laki Anshar kepada beliau, lalu dia mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam dan bertanya; “Ya Rasulullah, bagaimanakah orang mukmin yang utama?” beliau menjawab: “Orang yang paling baik akhlaknya.” Dia bertanya lagi; “Orang mukmin yang bagaimanakah yang paling bijak?” beliau menjawab: “Orang yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah orang-orang yang bijak.” (HR. Ibnu Majah) [No. 4259 Maktabatul Maarif Riyadh] Hasan. Wallahu A’lam []