• Login
  • Register
Jumat, 6 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Sudahi Overthingkingmu, Mari Kita Kembali Bersemangat!

Tidak apa-apa jika belum kaya sekarang, sukses sekarang. Tidak apa-apa jika ternyata teman kita yang sukses secara karir, pendidikan. Fakta itu tidak kemudian membuat kita kalah dalam kehidupan

Muallifah Muallifah
25/09/2021
in Personal
0
Wadon Wadas

Wadon Wadas

142
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dulu saya pikir bahwa buku-buku self help adalah buku untuk orang-orang yang tidak pernah mensyukuri hidup, atau buku khayalan yang tidak perlu ada di dunia ini. lebih jauh, dulu saya juga berpikir bahwa di dunia ini kita tidak butuh bacaan yang agak lebay seperti itu. Belum lagi dengan jurusan psikologi biasanya. Orang-orang selalu bertanya, “untuk apa sih jurusan itu ada”? terus nanti kerjanya apa? Pertanyaan semacam ini membuat saya menarik kesimpulan bahwa kuliah di jurusan itu tidak ada gunanya.

Lambat laun, semenjak pandemi menyerang. Kenyataannya anak-anak psikologi  yang tahu banyak tentang mental seseorang, psikiater dan psikologi justru memberi kebermanfaatan yang cukup serius dengan berbagai tulisan-tulisan yang kita konsumsi pada berbagai laman website yang tersedia. Bahkan buku-buku motivasi, self help yang selama ini saya remehkan membantu terhadap proses healing dari stress, shock culture dalam menghadapi pandemi yang tidak menentu.

Tidak hanya itu,  Ditengah bebasnya media  untuk memperoleh informasi dengan berbagai kemudahan yang ada, media sosial ternyata menjadi boomerang tersendiri bagi penggunanya. Media sosial terkadang toxic terhadap kehidupan kita. Barangkali jika flashback pada masa kecil, bermain adalah paling menyenangkan. Bertemu teman, bermain petak umpet dengan kawan sepermainan adalah hal yang sangat berkesan dalam hidup. Fase itu, tidak ada beban dalam hidup, waktu malam tiba, baca doa langsung tidur. Tanpa terpikir tentang masa depan, hari esok atau sejenisnya.

Pemandangan bermain semacam itu sudah jarang kita temui dalam kehidupan nyata. Semua terpaku pada handphone. Bahkan permainan petak umpet, bermain kelereng, dll sudah bisa kita mainkan melalui game online dengan teman online yang sudah bersedia. Transformasi sosial menuntut kita berubah dengan dengan sangat cepat dan interaksi sosial secara langsung yang semakin menipis. Akhirnya, seluruh aktifitas kita hanya terpaku pada layar, handphone atau tab.

Berselancar di media sosial tidak selalu membuat kita sehat mental ketika melihat berbagai informasi yang dibagikan oleh orang lain, baik itu teman, keluarga ataupun sahabat terdekat. Tidak sedikit yang merasa terganggu mentalnya ketika melihat media sosial yang banyak menawarkan berbagai kemewahan. Kesuksesan teman lama yang rasanya ketika berfikir bahwa orang tersebut tidak seperti kita yang pernah liku-liku, berperang melawan kemalasan, berperang dengan rasa bosan ataupun kenyataan yang lain.

Baca Juga:

Dari Brain Rot ke Brain Refresh, Pentingnya Menjaga Kesehatan Akal

Rahasia Tetap Berpikir Positif Setiap Hari, Meski Dunia Tak Bersahabat

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

Isu Perceraian Veve Zulfikar: Seberapa Besar Dampak Memiliki Pasangan NPD?

Rasanya, pada posisi ini kemudian berfikir bahwa, “Kenapa ya takdir tidak berpihak kepada saya?”, “kenapa harus mereka/dia?”. “kenapa hidup saya tidak seenak mereka?” pertanyaan membandingkan ini kemudian terus ada dalam pikiran, jika tidak membatasi ruang gerak alam bawah sadar, pikiran ini akan  terus berkembang dan mengakar.

Pertanyaan semacam ini juga tidak bisa kita buang dengan sangat mudah ketika kita mudah terdistrak dengan media sosial. Rasanya, doa yang bisa kita panjatkan kepada Tuhan tidak hanya selamat dari dunia dan akhirat saja, harus ditambah supaya selamat dari dunia maya.

Sebab kehadiran dunia maya memberikan pengaruh luar biasa dalam kehidupan kita. Ada baiknya ketika itu semua memberi dampak positif terhadap pengembangan diri, namun disisi lain justru memperburuk kondisi mental kita ketika tidak berhenti membandingkan diri dengan yang lain.

Lalu siapa yang bisa merubah kondisi demikian? tidak ada yang bisa kecuali diri kita sendiri. Saya adalah orang yang bertanggun jawab dengan segala hidup yang saya jalankan. Mulai dari karir, pendidikan dan takdir kehidupan apapun. Ketika melihat orang lain yang lebih daripada saya, kesadaran yang selalu saya tanamkan bahwa, “saya tidak kalah ketika melihat orang lain menang/sukses”.

Pola pikir semacam ini terkadang menjadi healing pada diri kita yang sering overthingking dengan karir, pekerjaan dan masa depan yang belum pasti. Lebih jauh, ketika melihat teman-teman sudah melangkah lebih jauh, dan merasa tertinggal, mari tanamkan pada alam sadar, bahwa hidup dalam dunia yang serba cepat ini, kita butuh seni melambat dalam menghadapi hidup.

Tidak apa-apa jika belum kaya sekarang, sukses sekarang. Tidak apa-apa jika ternyata teman kita yang sukses secara karir, pendidikan. Fakta itu tidak kemudian membuat kita kalah dalam kehidupan. Hidup bukan hanya persoalan siapa paling cepat, paling menang dan paling awal. Namun, siapa yang mencoba untuk menikmati hidup dengan begitu sempurna di tengah ketidaksempurnaan. Mari bersemangat untuk kehidupan yang penuh misteri ini. []

Tags: Kesehatan MentalPandemi Covid-19psikologiSelf Healing
Muallifah

Muallifah

Penulis asal Sampang, sedang menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Yogyakarta

Terkait Posts

Narasi Hajar

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

6 Juni 2025
Berkurban

Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

6 Juni 2025
Kekerasan Seksual

Perspektif Heterarki: Solusi Konseptual Problem Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama  

5 Juni 2025
Kesehatan Akal

Dari Brain Rot ke Brain Refresh, Pentingnya Menjaga Kesehatan Akal

4 Juni 2025
Tubuh yang Terlupakan

Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

3 Juni 2025
Kurban

Kurban Sapi atau Kambing? Tahun Ini Masih Kurban Perasaan! Refleksi atas Perjalanan Spiritual Hari Raya Iduladha

2 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Batas Aurat

    Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menggali Fikih Ramah Difabel: Warisan Ulama Klasik yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tambang Nikel Ancam Kelestarian Alam Raja Ampat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha
  • Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang
  • Makna Wuquf di Arafah
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut
  • Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID