Mubadalah.id – Tak ada rumah tangga yang tidak punya masalah. Semua pasangan suami istri pasti pernah mengalami konflik keluarga, meski dengan kadar dan frekuensi yang berbeda, tergantung bagaimana pasangan suami istri itu menyikapinya. Jika ditanya, apakah rumah tanggaku pernah ada masalah? Tentu saja. Tetapi sejauh ini kami mampu mengelolanya dengan baik, tanpa perlu melibatkan mediasi pihak ketiga.
Apa rahasianya? Saya menduga, karena chemistry di antara kami sangat kuat. Ketertarikan terhadap pasangan yang tidak hanya secara seksualitas, atau fisik semata. Tetapi lebih pada rasa percaya, bahwa dia, pasangan kita merupakan orang yang tepat untuk membersamai kita hingga akhir menutup mata kelak.
Melansir dari kanal online Kumparan.com, di mana Mark Manson, penulis buku The Subtle Art of Not Giving A Fuck, menjelaskan bahwa chemistry adalah tanda hubungan emosional yang terbangun antara dua orang.
Ketika kamu memiliki chemistry yang kuat dengan pasangan, biasanya kalian berdua seakan mengalami luapan perasaan yang hangat terhadap sesama. Alhasil, hubungan yang positif ini bakal membuat kalian menjadi individu yang lebih baik.
Meski dalam perjalanan waktu, seiring usia yang terus bertambah, dan kesibukan yang kerap membelenggu, kami merasa perlu menemukenali kembali chemistry yang pernah ada. Misal, sejak awal kenal dengan pasangan saya tahu ia hobi jalan-jalan, liburan ke luar kota, menjelajah wisata alam hingga jauh ke punggung gunung, titian kota, lekukan kampung nun jauh, dan hamparan pasir di pantai.
Untuk menemukan getaran cinta itu, kami temui kembali dan menyapa setiap kenangan di sepanjang jalan yang pernah kami lalui. Sehingga masa-masa yang telah berlalu, semenjak awal menikah, hamil, melahirkan, punya anak satu hingga kini dua, semua-mua memori itu berdenyut, berdenyar dan menggenang kembali dalam ingatan kami. Rasanya, tak ingin kami menukar waktu-waktu yang telah berlalu itu, dengan ucap kata pisah, atau mengunggulkan ego yang mengalahkan cinta kasih.
Seberapa kuat chemistry dan rasa cinta di antara pasangan suami istri memang akan terus diuji oleh waktu. Konflik hadir tidak hanya karena pihak ketiga, persoalan ekonomi, atau debat kusir pembagian peran dan pengasuhan anak. Tetapi perasaan jenuh, dan bosan juga terkadang kerap menghampiri. Percayalah, seiring berjalannya waktu pula, masing-masing akan terus belajar bagaimana mengelola setiap perasaan yang tumbuh tersebut, baik positif maupun negatif, dengan lebih baik lagi.
Bahkan kita bisa belajar pula pada kasus-kasus keretakan rumah tangga yang pernah dialami orang lain, atau public figure. Seperti belum lama ini, jagat media sosial dihebohkan dengan kabar keretakan rumah tangga Mawar AFI. Hingga kini nama Mawar AFI masih menjadi perbincangan hangat warganet. Dugaan perselingkuhan mantan suaminya dengan baby sitter sang anak semakin menyeruak. Warganet menyematkan kasus ini dengan istilah “layangan putus versi nyata.”
Lalu bagaimana untuk menandai bahwa kita punya chemistry yang baik dengan pasangan?
Pertama, selalu tersenyum dan tertawa bersama pasangan. Kita tinggal mengukur saja, selama menjalani kehidupan rumah tangga bersama pasangan, mana yang lebih banyak, antara marah-marah, menangis atau tersenyum bahagia. Jika masih lebih banyak marah dan menangis, mungkin perlu ada yang dibicarakan, dan sampaikan apa yang membuat kita marah atau menangis.
Kedua, merasa nyaman menjadi diri sendiri. Pernikahan tidak membuatmu berubah menjadi orang lain, tidak membuatmu jauh dengan teman-teman, dan kamu tetap enjoy menjalani aktivitas sehari-hari tanpa pengekangan dan aturan yang membatasi ini serta itu. Ketika kamu sudah merasa nyaman, selamat! Artinya, kamu dan pasangan sama-sama saling memberi ruang dan kesempatan untuk berkembang.
Ketiga, belajar banyak hal baru. Psikolog klinis berlisensi, Dr. Anna Hiatt Nicholaides, Psy.D., menjelaskan tanda chemistry yang baik tampak jelas ketika kamu merasa pasangan berhasil mendorong kamu menjadi lebih baik lagi. Meski tampak menantang, berarti kalian siap belajar banyak hal baru dari satu sama lain.
Jadi seberapa kuat chemistry kamu dengan pasangan? Dan, dari ketiga tanda di atas mana yang bagi kalian merasa paling relate? []