Mubadalah.id – Nabi Muhammad Saw telah memberikan banyak teladan bagi kita semua umat Islam. Termasuk bahwa Nabi Saw memproklamasikan diri sebagai wujud kasih sayang yang diturunkan Allah Swt kepada umat manusia.
Dalam hadis Miswar bin Makhramah ra, Nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt mengutusku untuk menbar kasih sayang kepad semua manusia, maka sampaikanlah ajaran kasih sayang itu dariku, agar kalian semua disayangi Allah” (Riwayat Tabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir).
Salah satu teladan Nabi Saw dalam hal kasih sayang, menurut penulis buku Qiraah Mubadalah Faqihuddin Abdul Kodir adalah sikap lemah lembut beliau kepada semua manusia.
Hal tersebut sebagai mana telah tertulis di dalam hadis Jabir bin Abdillah ra, Nabi Saw bersabda: “Allah tidak mengutusku untuk menjadi keras pada orang dan menyusahkan, tetapi untuk menjadi guru yang memberi tahu, dan yang memudahkan” (Sahih Muslim, no. hadis: 3763).
Lebih lanjut, hadis Anas bin Malik ra, Nabi Saw juga bersabda: “Permudahlah (urusan orang-orang) dan jangan bikin susah (mereka), sampaikan kabar yang menggembirakan (optimis), jangan menebar kabar yang menakutkan (pesimis)” (Sahih Bukhari, no. hadis: 69).
Dalam ungkapan lain: “Permudah (mereka), jangan persulit, dan tenangkan (mereka), jangan (bikin mereka) gundah” (Sahih Bukhari, no. hadis: 6193).
Maka, sesungguhnya inti dari ajaran Nabi Muhammad Saw adalah kasih sayang. Kasih sayang juga merupakan visi, misi, dan ringkasan dari seluruh ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw.
Barangsiapa yang ingin meneladani Nabi Saw dan mengamalkan inti ajaranya, maka jadikanlah kasih sayang sebagai pondasi seluruh perilaku dalam hidupnya.
Implementasinya, kasih sayang harus menjadi pondasi bagi relasi intra personal dan antar personal seseorang, baik dalam relasi rumah tangga dan keluarga, maupun relasi sosial secara umum.
Ia juga harus menjadi dasar bagi fatwa-fatwa keagamaan, terutama yang bersifat publik, dan kebijakan-kebijakan hukum yang mengatur seluruh masyarakat. (Rul)