• Login
  • Register
Kamis, 5 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

5 Aspek Kesetaraan Suami dan Istri dalam Membangun Rumah Tangga

Laki-laki (suami) dan perempuan (istri) sama-sama manusia ciptaan Tuhan. Tuhan menciptakan lak-laki dan perempuan dari satu jiwa (nafs wahidah)

Redaksi Redaksi
13/07/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
setara

setara

399
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pernikahan merupakan mitsaqan ghalidha (ikatan yang kokoh) yang mempersatukan dua anak manusia yang setara, laki-laki dan perempuan dalam sebuah komitmen membangun rumah tangga.

Dalam membangun rumah tangga, keduanya tentu tidak boleh menunjukan superioritas laki-laki (suami) atas perempuan (istri). Karena keduanya, jika merujuk pada semangat ajaran agama Islam adalah setara.

Kesetaraan suami dan istri dalam membangun rumah tangga ini dapat ditinjau dari lima aspek.

Berikut lima aspek kesetaraan suami dan istri dalam membangun rumah tangga, seperti dikutip dalam buku Fikih Kawin Anak, yang ditulis oleh Mukti Ali, dkk.

Pertama, setara dalam aspek kemanusiaan. Laki-laki (suami) dan perempuan (istri) sama-sama manusia ciptaan Tuhan. Tuhan menciptakan lak-laki dan perempuan dari satu jiwa (nafs wahidah), seperti pinang dibelah dua dan menjadikan perempuan dan laki-laki saling melengkapi agar mendapatkan ketenteraman, keseimbangan dan kedamaian dan melahirkan generasi laki-laki dan perempuan untuk melanjutkan dinamika peradaban di atas bumi.

Sebagaimana Allah Swt berfirman,

Baca Juga:

Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

Pentingnya Membangun Kesadaran Inklusivitas di Tengah Masyarakat yang Beragam

Fondasi Kehidupan Rumah Tangga

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ اِلَيْهَاۚ

Artinya : Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. (QS. al-A’raf ayat 189)

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً

Artinya : Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. (QS. an-Nisa ayat 1)

Kedua ayat tersebut menyebutkan dengan tegas bahwa laki-laki dan perempuan berasal dari nafs wahidah (jiwa yang satu), yaitu laki-laki dan perempuan berasal dari unsur yang serupa yaitu saripati tanah yang darinya makhluk pertama diciptakan.

Kedua, kesetaraan dilihat dari makna zawj-zawjah (suami-istri) dan penggunaannya dalam al-Qur’an.

Arti zawj dalam bahasa Arab adalah dua sesuatu atau dua paruh yang sebagian dengan sebagian yang lain dalam kesesuaian yang sempurna. Sehingga dalam al-Qur’an sendiri tidak menyebut perempuan secara mutlak dengan istilah zawjah al-rajul (kalimat feminin), akan tetapi dalam beberapa ayat menyebutnya dengan istilah zawj al-rajul (kalimat maskulin).

Istilah-istilah yang digunakan dalam al-Qur’an tersebut menyiratkan arti bahwa tidak ada perbedaan kedudukan antara laki-laki dan perempuan, antara suami dan istri.

Kalimat zawj yang biasa digunakan untuk sebuah makna suami di dalam al-Qur’an justru digunakan untuk makna istri. Sebaliknya kalimat zawjah yang biasa digunakan untuk sebutan kepada istri, dalam al-Qur’an digunakan untuk menyebut kata suami.

Para penafsir menyimpulkan sebagai tanda bahwa Tuhan tidak membeda-bedakan suami dan istri, laki-laki dan perempuan.

Kedua insan itu, suami istri, bagaikan dua sisi dalam satu mata uang, saling melengkapi, saling menyempurnakan dan saling membutuhkan. Dengan penjelasan itu makna sejati zawj adalah kecocokan, kesesuaian dan harmoni.

Ketiga, sederajat di hadapan Tuhan. Keempat, hak belajar dan mengembangkan potensi diri. Dan kelima, hak berpolitik dan peran publik. (Rul)

Tags: aspekistriKesetaraanmembangunrumah tanggasetarasuami
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Aurat Perempuan

Memaknai Aurat Perempuan secara Utuh

4 Juni 2025
Batasan Aurat Perempuan

Batasan Aurat Perempuan dalam Tinjauan Madzhab Fiqh

4 Juni 2025
Fiqh Aurat Perempuan

Ragam Pendapat Ahli Fiqh tentang Aurat Perempuan

4 Juni 2025
Pesan Mubadalah

Pesan Mubadalah dari Keluarga Ibrahim As

4 Juni 2025
Menutup Aurat

Tafsir Perintah Menutup Aurat dalam al-A’raf Ayat 31

3 Juni 2025
Ibadah Kurban

Nilai Ekonomi dan Sosial dalam Ibadah Kurban

3 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Resident Playbook

    Resident Playbook dan Pentingnya Perspektif Empati dalam Dunia Obgyn

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ibadah Kurban dan Hakikat Ketaatan dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Brain Rot ke Brain Refresh, Pentingnya Menjaga Kesehatan Akal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ragam Pendapat Ahli Fiqh tentang Aurat Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Batasan Aurat Perempuan dalam Tinjauan Madzhab Fiqh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Memaknai Aurat Perempuan secara Utuh
  • Ibadah Kurban dan Hakikat Ketaatan dalam Islam
  • Batasan Aurat Perempuan dalam Tinjauan Madzhab Fiqh
  • Dari Brain Rot ke Brain Refresh, Pentingnya Menjaga Kesehatan Akal
  • Ragam Pendapat Ahli Fiqh tentang Aurat Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID