• Login
  • Register
Minggu, 27 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Kepemimpinan Perempuan dalam Perspektif KUPI

KUPI ingin, bagaimana agar isu identitas tidak menghalangi kepemimpinan perempuan. Baik perempuan sebagai tokoh/seseorang, atau perempuan sebagai perspektif

Redaksi Redaksi
21/10/2022
in Aktual
0
Kepemimpinan Perempuan

Kepemimpinan Perempuan

494
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam artikel sebelumnya, Anggota Steering Comitee (SC) Kepanitiaan KUPI II Alissa Wahid menjelaskan tentang pentingnya KUPI II nanti untuk mendorong kepemimpinan perempuan. Pada saat yang bersamaan, Anggota Majelis Musyawarah KUPI Dr. Faqihuddin Abdul Kodir juga memaparkan tentang kepemimpinan perempuan dalam perspektif KUPI.

Hal itu beliau sampaikan dalam forum yang sama, di konferensi press Halaqah Nasional Pra KUPI II di Jakarta pada Rabu, 19 Oktober 2022. Founder Mubadalah.id itu mengatakan bahwa kepemimpinan perempuan bersifat komprehensif dengan isu politik, bagaimana peran perempuan terutama dalam arti ideologis. Di mana KUPI mendorong banyak perempuan untuk menjadi pemimpin.

Pada saat yang sama secara ideologi, bagaimana sebuah kepemimpinan dimanapun itu betul-betul memberikan ruang, akses, dan fasilitas serta hak-hak perempuan. “Jadi tidak penting dalam tanda kutip siapa pemimpinnya, asalkan leadershipnya betul-betul memberikan hak-hak kepada perempuan. Tapi tentu kita akan mendorong lebih dulu, misalnya kalau kita bertemu pemimpin perempuan di semua level. Dan kita akan mendukung terutama yang punya program-program untuk perempuan.” Paparnya.

Politik Identitas tidak Menghalangi Kepemimpinan Perempuan

Maka dengan demikian, menurut Kiai Faqih tentu kepemimpinan perempuan sangat beririsan dengan isu identitas. Bagaimana agar isu identitas tidak menghalangi kepemimpinan perempuan. Baik perempuan sebagai tokoh/seseorang, atau perempuan sebagai perspektif.

Terlebih dalam agenda KUPI II nanti juga di sana ada halaqah yang terkait dengan kepemimpinan perempuan, termasuk dalam isu politik, tentang kepemimpinan perempuan di pondok pesantren, organisasi keagamaan yang nanti juga akan dibicarakan.

Baca Juga:

Ketika Wisudawan Ma’had Aly Kebon Jambu Membaca Ikrar Kesetiaan KUPI, Bikin Merinding!

Ulama Perempuan Serukan Pelestarian Alam dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Menguatkan Peran Ibu Nyai Pesantren dengan Penulisan Ulang Sejarah Ulama Perempuan

Dilema Kepemimpinan Perempuan di Tengah Budaya Patriarki, Masihkah Keniscayaan?

Sementara itu jika terkait soal fatwa keadilan hakiki atau khas unik KUPI, Kiai Faqih menambahkan bahwa KUPI tidak berpikir untuk berhadap-hadapan dengan lembaga manapun, tetapi justru KUPI akan berkolaborasi. Tentu saja menurutnya KUPI akan mencari titik temu, dengan tetap pada perspektif khasnya.

“Kita terus berusaha berteman, berkolaborasi. Karena anggota-anggota KUPI, yang termasuk dalam tim fatwanya itu juga adalah anggota NU, Muhammadiyah, dan MUI. Kita tidak berhadap-hadapan tetapi kita mencari titik temu. Misalnya 5 isu yang disebutkan Ibu Nur Rofiah tadi dalam forum.” Ujarnya.

KUPI Mengajak untuk Membangun Kesadaran Bersama

Dalam penjelasan berikutnya, Kiai Faqih mencontohkan seperti apa hukum aborsi, itu mungkin menurutnya berpotensi untuk berhadap-hadapan dengan yang lain. Lalu KUPI ubah dengan pertanyaan bagaimana hukum menyelamatkan jiwa perempuan, dalam konteks kehamilan tidak diinginkan akibat pemerkosaan. Sehingga ini menjadi titik temu. “Wajib kan untuk melindungi. Ayo dong, masak kita harus bertengkar terus.” Seloroh Kiai Faqih.

Selain itu, KUPI juga mencoba mencari titik temu lain, misal dalam konteks P2GP. Yakni pelukaan dan pemotongan genetalia perempuan. “Ini bahaya lho, ini melukai lho. Melukai kan tidak boleh? Maka itu yang kita diskusikan dengan berbagai komponen atau elemen-elemen lain.” Terangnya

Lebih lanjut Kiai Faqih menegaskan bahwa KUPI tidak memproduksi pengetahuan yang berhadap-hadapan atau melawan, tetapi KUPI mengajak untuk membangun kesadaran bersama tentang pentingnya melihat, memandang dan memperlakukan perempuan sebagai  manusia utuh, punya akal budi, intelektual, dan fisik yang terlindungi secara prinsip oleh seluruh konstitusi. “Insya Allah kalau kita sentuh kesadarannya itu, tidak akan dipermasalahkan lagi. Mudah-mudahan.” Pungkasnya. (Zahra)

Tags: Halaqah Nasional Pra KUPI IIKepemimpinan PerempuanKongres Ulama Perempuan IndonesiaKUPI IIPerspektif KUPIulama perempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Pengelolaan Sampah

Ulama Perempuan Serukan Pelestarian Alam dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

25 Juli 2025
PIT Internasional

ISIF Buka Kolaborasi Akademik Global Lewat PIT Internasional

23 Juli 2025
PIT SUPI

Mengglobal: SUPI ISIF Jalani PIT di Malaysia dan Singapura

23 Juli 2025
Ma'had Aly Kebon Jambu

S.Fu: Gelar Baru, Tanggung Jawab Baru Bagi Lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu

21 Juli 2025
Wisuda Ma'had Aly Kebon Jambu

Mudir Ma’had Aly Kebon Jambu Soroti Fiqh al-Usrah dan SPS sebagai Distingsi Wisuda ke-5

21 Juli 2025
Fiqh al-Usrah

Dr. Faqih: Ma’had Aly Kebon Jambu akan Menjadi Pusat Fiqh Al-Usrah Dunia

20 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • PRT yang

    PRT Bukan Budak: Hentikan Perlakuan yang Merendahkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Disabilitas Netra dan Ironi Aksesibilitas Ruang Publik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Menikmati Proses, Karena yang Instan Sering Mengecewakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PRT Juga Manusia, Layak Diperlakukan dengan Baik dan Bermartabat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mari Membahas Bersama Fomo Trend S-Line

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Beruntungnya Menjadi Anak Sulung
  • Refleksi Tren S-Line: Bagaimana Jika Dosa Kita Terlihat Jelas Atas Kepala?
  • Upah: Hak Pekerja, Kewajiban Majikan
  • Mari Membahas Bersama Fomo Trend S-Line
  • Mengapa PRT Selalu Diidentikkan dengan Perempuan?

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID