• Login
  • Register
Rabu, 23 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kekerasan adalah Perbuatan yang Dilarang dalam Islam

Kang Faqih menyebutkan, yang menjadi persoalan perbuatan kekerasan dalam dunia pendidikan adalah tindakan hukum fisik. Misalnya, memukul, sebagai cara untuk mendisiplinkan dan mendidik anak, yang sering kedua orang tua, wali, atau guru lakukan di rumah dan di sekolah

Redaksi Redaksi
26/10/2022
in Hikmah
0
perbuatan kekerasan

perbuatan kekerasan

469
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dr. Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku Fikih Hak Anak menjelaskan bahwa melakukan kekerasan, menyakiti seseorang atau merusak sesuatu adalah sesuatu perbuatan yang dilarang dan haram dalam Islam.

Kang Faqih menyebutkan, yang menjadi persoalan perbuatan kekerasan dalam dunia pendidikan adalah tindakan hukum fisik. Misalnya, memukul, sebagai cara untuk mendisiplinkan dan mendidik anak, yang sering kedua orang tua, wali, atau guru lakukan di rumah dan di sekolah.

Isu ini menganggapnya sebagai hal yang lumrah. Bahkan mayoritas ulama fikih dengan dasar hadits Nabi Muhammad Saw membolehkan memukul anak usia sepuluh tahun yang tidak mau shalat.

Dalam fikih, kebolehan memukul ini tidak sebatas meninggalkan shalat saja, tetapi juga semua ajaran agama. Bahkan menganggapnya menjadi metode pendidikan yang boleh untuk semua pembelajaran dan pendisiplinan, oleh orang tua, dan guru.

Dalam Ensiklopedi Fikih Kuwait menyatakan para ulama fikih sepakat bahwa menjadi kewajiban bagi seorang wali untuk mendisiplinkan (ta’dib) anak di bawah perwaliannya. Mendisiplinkan itu akibat meninggalkan shalat, bersuci, untuk mengajarkan kewajiban-kewajiban agama (alfara’idh) dan yang sejenisnya.

Baca Juga:

Dilema Kepemimpinan Perempuan di Tengah Budaya Patriarki, Masihkah Keniscayaan?

Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?

Sound Horeg: Antara Fatwa Haram Ulama’ dan Hiburan Masyarakat Kelas Bawah

Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam

Dengan menggunakan perkataan saat mereka berusia tujuh tahun, dan dengan memukul jika menganggapnya bermanfaat saat mencapai usia sepuluh tahun. Karena hadits, “Ajarkan anak kecil itu untuk shalat saat usia tujuh tahun, dan pukullah karena (meninggalkannya saat berusia sepuluh tahun).”

Dalam ungkapan lain, pendisiplinan ini bisa terjadi ketika melanggar saat “kami perintahkan untuk mengerjakan segala perintah (agama) dan melanggar segala larangan (agama)?”

Bahkan, ketika pemukulan dalam kerangka mendidik dan mendisiplinkan ini mengakibatkan kerusakan anggota tubuh si anak atau wafat.

Selama melakukannya dengan cara yang lumrah dan tidak untuk merusak atau membunuh. Maka kedua orang tua, wali, apalagi guru adalah tidak akan bertanggungjawab (dhaman) atas kerusakan dan kematian tersebut. (Rul)

Tags: dilarangDr. Faqihuddin Abdul Kodirharamislamkekerasanmelakukanperbuatanulama KUPI
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Keadilan

Standar Keadilan Menurut Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm

23 Juli 2025
Nafkah Suami

Suami dan Istri Sama-sama Bisa Memberikan Nafkah Keluarga

22 Juli 2025
Saling Mengenal

Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Saling Mengenal, Bukan Saling Merendahkan

22 Juli 2025
sharing properti keluarga

Menguatkan Praktik Sharing Properti Keluarga di Tengah Budaya Patriarki

22 Juli 2025
properti keluarga

Ketika Properti Keluarga Menjadi Sumber Ketidakadilan

22 Juli 2025
Konflik Keluarga

Manajemen Konflik Keluarga

21 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • sharing properti keluarga

    Menguatkan Praktik Sharing Properti Keluarga di Tengah Budaya Patriarki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Sibling Rivalry dalam Rumah: Saudara Kandung, Tapi Rasa Rival?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Saling Mengenal, Bukan Saling Merendahkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menuju Pesantren Inklusif: Sebuah Oto-kritik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi Difabel dalam Narasi Film Sore: Istri dari Masa Depan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menemukan Makna Cinta yang Mubadalah dari Film Sore: Istri dari Masa Depan
  • Standar Keadilan Menurut Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm
  • Mengapa Perlindungan Anak Harus Dimulai dari Kesadaran Gender?
  • Suami dan Istri Sama-sama Bisa Memberikan Nafkah Keluarga
  • Menuju Pesantren Inklusif: Sebuah Oto-kritik

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID