• Login
  • Register
Sabtu, 7 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Tafsir Mawaddah

Mawaddah adalah ekspresi dari cinta yang bersifat praktis. Jadi mawaddah bersifat tindakan lahiriah yang lahir dari cinta.

Redaksi Redaksi
11/05/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
771
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kata mawaddah sering dimaknai sama dengan “mahabbah“. Yakni cinta. Tetapi sesungguhnya bisa tidak sama esensinya.

Ada banyak kata yang mengindikasikan makna cinta, seperti “al-Isyq“, rindu, atau “al-hawa“, hasrat dan lain-lain. Orang Arab mengatakan :

المحبة هي غليان القلب وثورانه عند لقاء المحبوب

Artinya: Mahabbah adalah deburan atau gejolak hati saat bertemu dengan yang dicintai.

Ada lagi yang mengatakan :

Baca Juga:

Tafsir Perintah Menutup Aurat dalam al-A’raf Ayat 31

Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

Refleksi Surah Al-Ankabut Ayat 60: Menepis Kekhawatiran Rezeki

فالحبّ هوًى في القلب، غاية ما يريده لقاء المحبوب والأنس به.

Artinya: Mahabbah adalah hasrat dalam hati untuk bertemu “mahbub“, yang dicintai, dan bermesraan dengannya.

Konon dalam kata “mahabbah” cinta terkandung makna kekaguman, pesona, keindahan, rindu, rasa bahagia dan “sejuta” rasa yang lain. Cinta selalu merupakan kata yang menyimpan misteri yang hanya dapat mengerti oleh yang mengalaminya.

Para ahli cinta menyebut ada banyak jenis cinta. Saya ingin menyebut tiga saja yaitu “Al-Hubb al-‘Udzri”, atau sering disebut “Cinta Platonis”. Ini lebih bermakna kekaguman, keterpesonaan dan ketertarikan karena pribadi dan pikiran-pikiran seseorang.

Dua, “al-Hubb al-Jinsy” atau cinta erotis, kesenangan tubuh laki-laki terhadap tubuh perempuan dan sebaliknya. Tiga, al-Hubb al-Anany, cinta kepada diri sendiri.

Lalu apa makna “Mawaddah” dan bedanya dengan “Mahabbah“?. Menjawab ini tidaklah mudah, bahkan selalu melahirkan kontroversi.

Ada orang yang membedakan kedua kata itu. Ia mengatakan :

يُعتبر الحب من الصفات النفسيّة العاطفيّة القلبيّة، بينما تُعتبر المودّة من الصفات العمليّة وهي أثرٌ سلوكيٌّ متفرّع من الحبّ،

Artinya: Al-Hubb, cinta adalah sifat dari jiwa yang lembut yang ada di dalam hati. Sementara “Al-Mawaddah” adalah ekspresi dari cinta yang bersifat praktis. Jadi mawaddah bersifat tindakan lahiriah yang lahir dari cinta.

Dengan begitu boleh jadi makna “Mawaddah” lebih mendekati arti kesenangan dan ketertarikan fisik, atau gairah seksual yang bersumber dari hubb/cinta. []

Tags: istrikeluargamawaddahsakinahsuamitafsir
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Relasi Kuasa

    Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID