Mubadalah.id – Jika merujuk padangan Imam Syafi’i tentang praktik memukul istri (perempuan), maka Imam Syafi’i menyebutkan bahwa memukul istri (perempuan) bukanlah perilaku yang dicontohkan Nabi Muhammad Saw.
Bahkan dalam beberapa Hadis, Nabi Saw. tidak pernah memukul perempuan dalam kondisi apa pun (Shahih Muslim, no. 6195). Termasuk dalam kondisi pertengkaran sekalipun, seperti kisah pertengkaran Nabi Saw. dengan Aisyah r.a.
Pada saat itu, Abu Bakar.a., ayah Aisyah r.a. bahkan hendak memukulnya. Namun, Nabi Saw. justru menghalangi agar tidak terjadi pemukulan itu (Sunan Abi Dawud, no. 5001).
Nabi Saw. juga menyarankan Fathimah bint Qaysr.a. untuk tidak menerima lamaran laki-laki yang ringan tangan terhadap perempuan (Shahih Muslim, no. 3786).
Dalam berbagai kesempatan, Nabi Saw. juga menyindir mereka yang suka memukul istrinya sebagai orang yang tidak tahu malu. Karena memperlakukan istrinya seperti hamba sahayanya saja, memukulnya padahal juga menggaulinya (Shahih al-Bukhari, no. 5259—dan berbagai riwayat dari berbagai kitab Hadis lain).
Ada kisah pada masa Nabi Muhammad Saw. para perempuan yang menolak para laki-laki yang suka memukul istri.
Kisah ini juga, Imam Syafi’i rujuk untuk memilih pandangan tidak memukul istri sebagaimana teladan Nabi Saw. Seperti dicatat oleh Imam Abi Dawud (Sunan Abi Dawud, no. 2148).
Ada banyak perempuan yang datang mengadu ke keluarga Rasulullah Saw. tentang perilaku para laki-laki yang masih suka memukul perempuan.
Lalu Nabi Saw. mendeklarasikan dengan tegas bahwa “Mereka yang suka memukul perempuan itu bukan orang-orang baik dan bukan orang-orang pilihan.” []