Mubadalah.id – Dalam perspektif mubadalah, ungkapan “istri adalah ladang kebaikan bagi suami” juga berlaku bagi istri (perempuan). Artinya, laki-laki juga bagaikan ladang bagi perempuan.
Laki-laki sebagai suami adalah juga ladang kebaikan atau jalan bagi perempuan ketika ia ingin memperoleh anak yang akan dikandung dan dilahirkannya. Anak yang juga akan membahagiakan hidupnya.
Suami juga satu-satunya ladang kebaikan yang halal bagi istrinya untuk menikmati hubungan seksual dan memperoleh kenikmatan. Suami juga ladang kebaikan bagi istrinya untuk memperoleh kebaikan hidup yang bisa membuatnya senang, gembira, dan berbahagia.
Ia juga menjadi ladang ibadah bagi istrinya untuk bisa menabung banyak pahala melaluinya. Sebagaimana laki-laki, perempuan berhak atas semua kenikmatan, kesenangan, kebahagiaan, dan kebaikan surga melalui suami mereka.
Para perempuan juga akan menemui Allah untuk mempertanggungjawabkan relasi dengan suami mereka. Karena itu, dalam interpretasi mubadalah, QS. al-Baqarah (2): 223 juga memanggil keduanya.
“Wahai laki-laki dan perempuan, para pasangan suami istri, kalian bagaikan ladang kebaikan satu kepada yang lain. Untuk menanam dan menuai segala kebaikan, kenikmatan, dan kebahagiaan hidup, baik di sini, maupun di akhirat nanti.”
Laki-laki dan perempuan, sebagai pasangan suami istri harus menjaga, memelihara, dan menumbuhkan relasi yang menyenangkan dan membahagiakan melalui ladang kebaikan ini.
Laki-laki maupun perempuan berhak atas semua kenikmatan, kesenangan, kebaikan, dan kebahagiaan dari pernikahan.
Namun, keduanya juga harus tetap bertakwa, karena akan menemui Allah Swt. untuk mempertanggungjawabkan semua yang mereka perbuat. []