Mubadalah.id – Madani International Film Festival (Madani IFF) merupakan festival film berskala internasional yang bertujuan menggambarkan kehidupan kaum Muslim di berbagai belahan dunia, baik Muslim sebagai mayoritas maupun minoritas.
Tahun ini, Madani IFF memasuki tahun keenam dan akan dilaksanakan pada 7—12 Oktober 2023. Madani IFF mengangkat tema Buhul, yang berarti simpul atau ikatan.
“Kami menghubungkannya dengan makna solidaritas. Buhul adalah bagian dari keseharian budaya maritim. Kapal dan perahu selalu memerlukan tali dengan ikatan yang fleksibel namun kuat untuk menghadapi ketidakpastian gelombang. Madani IFF menawarkan bagaimana menguatkan kembali Buhul antar sesama manusia, dengan Tuhan, dan dengan alam,” demikian disampaikan Sugar Nadia, Direktur Festival.
Dilanjutkan Sugar, Madani IFF didukung oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI dan Dewan Kesenian Jakarta.
Tahun ini festival akan digelar di beberapa tempat, yaitu area Taman Ismail Marzuki Jakarta: Madani Misbar, ruang terbuka yang dibangun di halaman Teater Besar, Teater Asrul Sani dan Teater Sjuman Djaya di lantai empat Gedung Trisno Soemardjo Taman Ismail Marzuki, Epicentrum XXI, Metropole XXI, dan Binus University Alam Sutera.
“Madani tahun ini, Alhamdulillah, dapat kembali terselenggara. Sebanyak 1.707 film berpartisipasi dalam open submission film yang kami buka sejak Mei-Juli 2023, dan film-film tersebut, tim juri melakukan selesksi yang terdiri dari para profesional. Alhasil, Madani IFF 2023 akan menyajikan 75 film dari 26 negara, dan 16 pembicara diskusi dari dalam dan luar negeri,” papar Sugar.
Pembukaan dan Penutupan Madani IFF 2023 mereka gelar di Epicentrum XXI. Film yang mereka jadikan sebagai film pembuka adalah R-21 Aka Restoring Solidarity (Palestina, 2022) yang akan mereka putar dalam Pembukaan Madani IFF tanggal 7 Oktober 2023 pukul 19.00.
R21 aka Restoring Solidarity
Film R21 aka Restoring Solidarity adalah sebuah film dokumenter yang mereka buat melalui arsip dokumentasi Tokyo tentang perjuangan rakyat Palestina untuk mencapai perdamaian.
Kemudian film yang juga merupakan sebuah kolase audio visual yang mereka susun secara kronologis dari film-film berukuran 16 mm. Sedangkan totalnya ada 20 film, yang mereka buat antara tahun 1960 dan 1980.
Dengan gaya dan nada yang bervariasi, film ini membentuk sebuah pesan yang kohesif. Dalam film ini menyajikan pula proses pengarsipan yang memuat cuplikan rekaman yang menunjukkan kamp pengungsian. Serta wawancara dengan mantan presiden Yasser Arafat.
Bahkan narasi-narasi hybrid dari promosi pariwisata, propaganda dan banyak lagi. Bersama-sama, ketiganya membentuk kisah menarik dan penting tentang hubungan Palestina dan Jepang serta dengan sinema itu sendiri.
Selain diputar di malam pembukaan, film-film Mohanad Yaqubi yang lain juga akan diputar dalam Madani IFF 2023 yang termaktub dalam program Focus Country: Palestine di festival tahun ini.
Diskusi dan Pemutaran
Mohanad yang datang ke Indonesia untuk menghadiri Madani IFF juga akan hadir dalam diskusi dan pemutaran film. Sedangkan untuk waktunya akan mereka laksanakan hari Minggu 8 Oktober 2023 pukul 14.00 di Teater Sjuman Djaya. Di Lantai empat Gedung Trisno Soemardjo, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
“Mohanad Yaqubi sang sutradara akan hadir di Madani IFF. Jadi, kita akan punya kesempatan untuk bertemu dan berbincang dengan beliau. Madani IFF nanti juga akan mereka tutup dengan pemutaran film science-fiction yang Sofia Alaoui sutradarai, berjudul Animalia (Maroko, 2023),” terang Sugar.
Lebih lanjut, Madani IFF tahun ini juga hadir dengan konsep Madani Misbar. Yaitu bioskop luar ruang yang bertujuan untuk mendekatkan film-film berkualitas kepada penonton lebih luas dalam suasana yang lebih santai.
Selain Focus Country: Palestine, Madani IFF 2023 juga menyiapkan program-program lain. Di antaranya Puan Madani, Tenggara, In This World, Madani Classics, Madani Kids.
Serta puluhan film pendek dari berbagai negara seperti Mesir, Inggris, Iran, Kazakhstan, Lebanon, Nigeria, Pakistan, Polandia, dan Turki. Madani IFF juga merayakan 50 tahun berkarya tokoh sineas Indonesia Christine Hakim dalam program Retrospektif.
Road To Madani IFF 2023 juga bekerjasama dengan komunitas-komunitas sinema di Aceh, Tubaba-Lampung, Riau-Pekan Baru. Serta kampus dan komunitas di Jakarta yang turut serta menayangkan dan memperbincangkan film madani sejak Februari-Agustus 2023. Program Madani IFF 2023 juga dilengkapi oleh dukungan mitra program East Cinema, Relaksasi Beragama dan juga Binus University. (rilis)