Dalam upaya menjaga kesehatan mental para santri, Bunda Nurul Bahrul Ulum sebagai salah satu pengasuh Pondok Pesantren Luhur Manhajiy Fahmina membuat satu program yang diberi nama deep talk.
Mubadalah.id – Akhir-akhir ini jagat maya tengah diramaikan atas kasus bunuh diri yang menimpa dua pelajar di Jawa Tengah, sampai saat ini belum tau pasti apa yang melatar belakangi kejadian tersebut. Namun jika dilihat dari surat yang ditinggalkan keduanya sedang berada dalam masalah pribadi maupun keluarga.
Selain di kalangan pelajar, kasus bunuh diri juga terjadi di kalangan pesantren. Seperti dilansir dari Kompas.com menyebutkan bahwa ada satu santri yang melakukan bunuh diri. Meskipun belum diketahui faktor penyebabnya apa, namun dugaan paling besar adalah karena ia mengalami gangguan kesehatan mental.
Hal ini disampaikan oleh salah satu teman kamarnya yang menyebutkan bahwa santri tersebut terlihat sangat murung dan sering menyendiri. Diduga ia mengalami depresi yang cukup berat, sehingga ia memutuskan untuk melakukan bunuh diri.
Tanda-tanda Gangguan Kesehatan Mental
Melansir dari website Halodoc menyebutkan bahwa seseorang yang menarik hidupnya dari lingkungan sosial dan terlihat tidak semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari, kemungkinan besar kesehatan mentalnya tengah terganggu.
Hal ini seperti yang psikolog sampaikan bahwa tanda-tanda seseorang tengah mengalami gangguan kesehatan mental di antaranya ialah merasa putus asa dan tak berdaya, sering merasa bingung, khawatir, atau takut.
Kemudian, memiliki pengalaman buruk yang tidak bisa ia lupakan, mengalami delusi, paranoia, atau halusinasi, merasa sulit untuk berkonsentrasi. Lalu cenderung menarik diri dari lingkungan sosial, tidak mampu mengatasi stres atau masalah sehari-hari dan memiliki pikiran untuk bunuh diri.
Dengan mengetahui sebagian tanda-tanda gangguan kesehatan mental tersebut, kiranya menjadi pengingat bagi kita. Terutama para remaja yang masih belajar di sekolah dan pesantren untuk lebih peka terhadap kondisi mentalnya sendiri. Lebih dari itu, kita juga bisa belajar untuk peka serta empati pada kondisi kesehatan mental teman yang lain.
Oleh karena itu, deep talk atau ruang-ruang untuk meluapkan perasaan yang tengah ia rasakan menjadi sangat penting. Itulah mengapa para aktivis kesehatan mental saat ini banyak sekali memberikan ruang berbagi dengan para psikolog secara gratis.
Tujuannya tentu saja untuk memberikan ruang aman bagi setiap orang yang mengalami gangguan kesehatan mental untuk berbagi cerita dan mendapatkan dampingan psikolog. Hal ini juga yang salah satu pengasuh di Pondok Pesantren Luhur Manhajiy Fahmina lakukan.
Deep Talk di Pesantren Luhur Manhajiy Fahmina
Dalam upaya menjaga kesehatan mental para santri, Bunda Nurul Bahrul Ulum sebagai salah satu pengasuh pesantren Luhur Manhajiy Fahmina membuat satu program yang ia beri nama deep talk.
Dalam program ini setiap santri akan Bunda ajak untuk ngobrol secara santai, mendalam dan intim. Bunda Nurul akan secara bergantian mengajak santri putra atau putri untuk bertemu di luar pesantren, seperti kafe atau tempat makan untuk ngobrol berdua.
Biasanya ini Bunda melakukannya selama beberapa jam. Sehingga para santri bisa bebas untuk menyampaikan perasaan apapun yang tengah ia hadapi pada Bunda Nurul. Dan yang paling penting dari deep talk ini adalah ruang aman. Di mana cerita setiap santri hanya Bunda Nurul dengar dan ketahui saja. Sehingga privasi cerita santri menjadi sangat aman.
Program semacam ini menurut saya sangat penting juga lho untuk di sekolah atau pesantren yang lain. Sebab selain kecerdasan untuk bisa mengaji dan mengerjakan tugas-tugas sekolah dan pesantren, santri juga penting untuk memiliki kecerdasan dalam mengelola emosi. Sehingga kasus yang terjadi seperti di atas tadi tidak lagi terjadi.
Bukankah kita menginginkan generasi penerus bangsa dan agama yang sehat. Sehat ini bukan hanya secara fisik saja tapi juga secara psikis atau mental. Oleh karenanya, mari sama-sama mawas diri untuk selalu peka pada kondisi kesehatan mental kita.
Jika memang kita merasa butuh bantuan tenaga profesional, jangan pernah merasa malu untuk mengaksesnya. Gangguan kesehatan mental itu bukan aib, tapi sesuatu yang perlu kita obati. []