• Login
  • Register
Selasa, 3 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Di Pesantren, Para Santri Diajarkan untuk Bersikap Jujur dan Saling Bekerja Sama

Dengan prinsip saling bekerja sama, membantu kami semua menjadi individu yang lebih bertanggung jawab, peduli, dan peka terhadap perasaan sesama santri

Alfiyah Salsabila Alfiyah Salsabila
30/10/2023
in Personal
0
Saling Bekerja Sama

Saling Bekerja Sama

840
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional di Indonesia, telah memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk karakter santri dan melatih mereka untuk menjadi individu yang jujur dan mampu saling bekerja sama.

Kejujuran dan saling bekerja sama menjadi salah satu prinsip fundamental dalam Islam. Prinsip kejujuran ini disebutkan dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 42:

وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Artinya: “Dan janganlah kamu campur adukkan yang benar dengan yang salah dan kamu sembunyikan yang benar, sedang kamu mengetahui.” (QS. al-Baqarah ayat 42)

Kejujuran yang diajarkan oleh guru-guru di pesantren menjadi salah satu teladan penting bagi para santri. Terlebih dengan kejujuran ini dapat membentuk karakter yang baik bagi para santri.

Baca Juga:

Tidak Ada Cinta Bagi Ali

Peran Pesantren dalam Kehidupan Kartini

Suami Istri Saling Ridla (Taradlin)

Pesan Abah KH Abdul Kholik Hasan: Hikmah Isra Mikraj yang Patut Kita Renungi

Bahkan dengan memiliki sikap jujur, dapat membuat para santri belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka dan menghindari perilaku curang atau tidak jujur.

Selain itu, santri yang jujur juga lebih mungkin mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari orang lain. Terlebih, hal ini dapat membantu para santri dalam membangun hubungan yang sehat dengan semua orang. Termasuk kepada sesama teman-teman santri, pengurus maupun guru-guru.

Bahkan dengan memiliki sikap kejujuran ini dapat menjadi teladan bagi yang lainnya. Mereka dapat memengaruhi teman-teman mereka untuk mengikuti jalan kejujuran dan menghindari perilaku yang tidak jujur.

Oleh sebab itu, santri yang memiliki sikap jujur bukan hanya berkontribusi pada perkembangan pribadi mereka. Tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga nilai-nilai etika dan moral dalam lingkungan pesantren dan dalam umat Islam secara keseluruhan.

Termasuk, dengan memiliki sikap dan karakter kejujuran yang telah mereka dapatkan dari pesantren, bisa menjadi bekal ketika ia kembali ke masyarakat nanti. Sehingga nilai-nilai kejujuran ini lah menjadi hal baik yang penting untuk terus kita sampaikan kepada semua masyarakat.

Saling Bekerja Sama

Seperti sudah saya ungkapkan di atas, bahwa saling bekerja sama juga menjadi salah prinsip fundamental dalam Islam.

Islam mendorong seluruh umatnya termasuk para santri untuk saling bekerja sama (ta’awun) dalam kebaikan, ibadah, dan amal sholeh.

Prinsip saling bekerja sama disebutkan dalam al-Qur’an surat al-Maidah ayat 2:

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Artinya: “Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah kamu bantu-membantu dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. al-Maidah ayat 2)

Bahkan dalam Hadis Shahih Bukhari menyebutkan bahwa:

Rasulullah SAW bersabda, “Seorang Mukmin bagi Mukmin yang lain adalah seperti bangunan yang saling menguatkan satu sama lain.”

Oleh sebab itu, prinsip saling bekerja sama ini memang menjadi pondasi bagi para santri untuk memperkuat solidaritas dan kebersamaan para santri.

Biasanya prinsip saling bekerja sama ini, kami praktikkan dalam berbagai aktivitas kegiatan di pesantren. Misalnya, ada kegiatan bersih-bersih (roan) kami seluruh santri mengerjakannya secara bersama-sama, dan banyak hal lain yang kita lakukan secara bersama-sama.

Dengan prinsip saling bekerja sama ini lah mengajarkan kepada saya dan para santri pada umumnya, bahwa kita hidup di pesantren itu, tidak boleh ada saling menguasai, mendiskriminasi dan merendahkan, karena semua santri itu sama.

Maka, dengan prinsip saling bekerja sama, menjadikan kami sebagai santri untuk peduli terhadap kepentingan dan kebutuhan sesama santri. Bahkan hal ini lah yang membantu kami semua menjadi individu yang lebih bertanggung jawab, peduli, dan peka terhadap perasaan sesama santri. []

Tags: bekerja samaBersikapJujurpesantrensalingSantri
Alfiyah Salsabila

Alfiyah Salsabila

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Kurban

Kurban Sapi atau Kambing? Tahun Ini Masih Kurban Perasaan! Refleksi atas Perjalanan Spiritual Hari Raya Iduladha

2 Juni 2025
Pandangan Subordinatif

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

31 Mei 2025
Joglo Baca SUPI

Joglo Baca SUPI: Oase di Tengah Krisis Literasi

31 Mei 2025
Disabilitas dan Seni

Kreativitas tanpa Batas: Disabilitas dan Seni

31 Mei 2025
Difabel di Dunia Kerja

Menjemput Rezeki Tanpa Diskriminasi: Cara Islam Memandang Difabel di Dunia Kerja

30 Mei 2025
Memahami AI

Memahami Dasar Logika AI: Bagaimana Cara AI Menjawab Permintaan Kita?

30 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Teknologi Asistif

    Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kurban Sapi atau Kambing? Tahun Ini Masih Kurban Perasaan! Refleksi atas Perjalanan Spiritual Hari Raya Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Akhlak Karimah dalam Memilih dan Melamar Pasangan Pernikahan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyoal Jilbab dan Hijab: Antara Etika Sosial dan Simbol Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Hijab Menurut Pandangan Ahli Fiqh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyoal Jilbab dan Hijab: Antara Etika Sosial dan Simbol Kesalehan
  • Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis
  • Mengapa dan Untuk Apa Perempuan Memakai Jilbab?
  • Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar
  • Jilbab Menurut Ahli Tafsir

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID