Mubadalah.id – “Halaqah Sedekah Sampah merupakan implementasi dari fatwa KUPI II…” ucap Ibu Masruchah, Sekretaris Majelis Musyawarah (MM) Keagamaan KUPI, saat memberikan sambutan dalam acara Halaqah Sedekah Sampah, pada Sabtu – Senin, 27-30 Januari 2024.
Fatwa KUPI II yang dimaksud oleh beliau adalah fatwa hasil Musyawarah Keagamaan KUPI II No. 05/MK-KUPI-2/XI/2022 tentang pengelolaan sampah untuk keberlanjutan lingkungan hidup dan keselamatan perempuan.
Fatwa ini dihasilkan saat KUPI II di PP. Hasyim Asy’ari, Bangsri, Jepara, Jawa Tengan pada bulan Desember tahun 2022 lalu. Fatwa ini merupakan satu dari lima fatwa yang dihasilkan dalam KUPI II.
KUPI sendiri merupakan akronim dari Kongres Ulama Perempuan Indonesia. Sesuai namanya, kongres ini menghimpun para ulama perempuan di seluruh Indonesia.
Namun perlu kita ketahui bahwa ulama perempuan yang KUPI maksud bukan hanya ulama berjenis kelamin perempuan, akan tetapi setiap ulama baik laki-laki maupun perempuan yang punya kepedulian terhdap isu dan permasalahan perempuan.
Jaringan KUPI pun sangat luas, tersebar di banyak pesantren, perguruan tinggi, komunitas, dan anak muda di seluruh Indonesia.
Kegelisahan Ibu Nyai Hj. Masriyah Amva
Fatwa KUPI II tentang pengelolaan sampah dihasilkan bermula dari kegelisahan para ulama perempuan tentang sampah yang menjadi masalah di banyak tempat. Kegelisahan ini pun turut disampaikan oleh Ibunda Nyai Hj. Masriyah Amva.
Dalam sambutannya di acara halaqah kemarin, beliau menuturkan bahwa bertahun-tahun telah melakukan ikhtiar untuk mengatasi sampah yang setiap hari menumpuk dan membutuhkan tempat pembuangan yang tidak sedikit. Belum lagi sampah-sampah tersebut berasal dari 1800 santri yang tinggal Pondok Kebon Jambu. Berapa ratus kilo produksi sampah dalam sehari yang pesantren ini keluarkan.
Oleh karena itu, agar tidak berhenti sebagai wacana semata, fatwa ini tentu harus kita implementasikan. Karena itu, acara Halaqah Sedekah Sampah dan Workshop Pengelolaan Sampah Pesantren menjadi salah satu wujud implementasi dari fatwa tersebut.
Acara ini merupakan bentuk kolaborasi antara Fahmina Institut, Pesantren EMAS, dan Pondok Kebon Jambu. Di mana ketiganya juga berjejaring dengan KUPI.
Rangkaian acara ini bertujuan untuk mensosialisasikan pentingnya memilah dan mengelola sampah di lingkungan pesantren. Terlebih karena pesantren merupakan salah satu produsen sampah dengan jumlah yang besar setiap harinya.
Pondok Kebon Jambu sendiri sejak bulan Juli tahun 2023 lalu telah mengikuti program Pesantren EMAS (Ekosistem Madani Atasi Sampah) di Kabupaten Bantul dengan mengirimkan delegasi untuk mengikuti pelatihan pengelolaan sampah berbasis pesantren.
Jika pesantren dapat melakukan program ini dengan maksimal, bukan tidak mungkin masyarakat di sekitarnya pun akan ikut tergerak untuk memilah dan mengelola sampah. Pesantren dalam hal ini memiliki potensi yang sangat besar. Para santri yang perilaku memilah sampahnya sudah terbentuk sejak di pesantren. Karena bukan tidak mungkin akan dapat melakukan kebiasaan serupa di lingkungan keluarganya saat mereka pulang ke rumah.
Tiga Hukum
Fatwa KUPI II tentang pengelolaan sampah untuk keberlanjutan lingkungan hidup dan keselamatan perempuan menghasilkan tiga butir hukum yang mewajibkan seluruh lapisan masyarakat dan pemangku kebijakan untuk bersama-sama bersinergi sesuai dengan fungsinya masing-masing dalam mengurangi dan mengelola sampah demi kelestarian alam dan lingkungan. Terutama untuk menyelamatkan perempuan dari dampak yang dihasilkan oleh sampah. Karena sekali lagi, perempuanlah yang lebih banyak terkena dampaknya.
Fatwa KUPI dihasilkan melalui rangkaian tashawwur, yaitu deskripsi konteks permasalahan yang terjadi mulai dari masyarakat lingkup sosial terkecil hingga global, ‘adillah, pemaparan dalil-dalil agama yang berkaitan dengan permasalahan yang bersumber dari al-Qur’an, Hadits, aqwal ulama, dan konstitusi atau undang-undang yang berlaku.
Kemudian, istidlal, analisis dari deskripsi masalah-masalah dan dalil-dalil yang telah saya paparkan. Hingga kemudian menghasilkan kesimpulan hukum berupa sikap dan pandangan keagamaan ulama KUPI terkait permasalahan yang penting untuk mereka angkat.
Dari kesimpulan hukum inilah lalu ulama perempuan membuat rekomendasi-rekomendasi yang mereka tujukan kepada pihak-pihak tertentu agar dapat mengimplementasikan fatwa-fatwa KUPI.
Pesantren Menjadi Bagian Implementasi Fatwa KUPI
Maka dari itu, pesantren merupakan bagaian dari organisasi keagamaan yang juga direkomendasikan oleh KUPI untuk mengimplementasikan fatwa tentang pengelolaan sampah ini.
Pesantren diharapkan dapat meminimalisir kegiatan yang menghasilkan sampah dengan mengedukasi para santri dan stakeholder yang ada di dalamnya untuk mengelola sampah. Juga membuat kebijakan pengelolaan sampah yang dapat diberlakukan di dalam komunitas pesantren itu sendiri.
Dengan adanya workshop pengelolaan sampah kemarin. Semoga pesantren yang sudah terjaring dapat saling bersinergi dalam gerakan pengeloaan sampah dan dapat menginspirasi pesantren yang lain. Hal ini, demi menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan lebih maslahat. []