Mubadalah.id – Beberapa waktu terakhir, banyak dari penikmat hiburan Korea Selatan sedang hangat membicarakan acara variety show “University War”. Dalam acara tersebut menampilkan beberapa tim yang mewakili kampus- kampus ternama di Korea Selatan dan satu tim dari Harvard University yang mewakili universitas terbaik di dunia.
Masing-masing tim kemudian beradu kecerdasannya. Kemudian ada tahap eliminasi, dan menyisakan tim terbaik yang mampu bertahan sampai akhir. Acara demikian ternyata cukup menarik minat masyarakat Indonesia terutama generasi muda. Tak sedikit yang berharap ada program serupa di acara televisi nasional.
Banyak pula penggemar K-Drama dan K-Pop, khususnya para perempuan yang kemudian oleng kepada para pemain University War. Mereka tak hanya memiliki paras yang menarik tapi juga kecerdasan di atas rata-rata. Benarkah di mata perempuan, laki-laki cerdas lebih mempesona dibanding laki-laki yang hanya mengandalkan fisik dan visual saja?
Berbicara tentang kecerdasan, sesungguhnya memiliki makna yang luas. Cerdas tak hanya sebatas memiliki nilai IQ (Intelligence Quotient) yang tinggi. Tapi juga berupa kreatifitas, keterampilan, kepemimpinan, kecerdasan emosional, dll.
Dalam acara University War tersebut, kita tak hanya kagum dengan kemampuan berhitung dan menghafal para peserta, tapi juga kemampuan-kemampuan lain seperti kreatifitas menyusun strategi, kepemimpinan, kecerdasan emosional dan kemampuan negosiasi.
Laki-laki Cerdas
Di mata perempuan, laki-laki dengan kemampuan demikian ternyata punya potensi yang begitu besar untuk mengambil alih hati yang sebelumnya barangkali penuh dengan kekaguman kepada idol-idol K-Pop atau aktor K-Drama.
Berdasarkan studi yang terbit dalam Journal Personality and Individual Differences, menemukan bahwa perempuan tidak membedakan laki-laki berdasarkan ketampanannya. Bahkan jika menemukan laki-laki yang dianggap pintar, namun kurang menarik secara fisik, perempuan tetap memiliki hasil positif terhadapnya.
Demikian pula dalam studi yang para ilmuan Warsawa School of Economics lakukan. Di mana mereka meneliti mengenai ‘kencan kilat’, dengan diikuti 560 relawan yang semuanya berasal dari Columbia University, New York. Mereka diberi waktu empat menit untuk saling mengenal pasangan kencan baru mereka.
Setelah itu, meminta para relawan ini untuk menilai berdasarkan kecerdasan dan daya tarik satu sama lain. Setelah menganalisis hasil, para peneliti menemukan bahwa perempuan terkesan dengan lelaki yang tak hanya tampan, namun juga cerdas.
Perempuan Cerdas
Sebaliknya, sebuah penelitian mengungkap bahwa laki-laki cenderung tidak tertarik pada perempuan cerdas kecuali jika mereka memiliki fisik yang menarik. Penelitian ini nampaknya telah mengonfirmasi pendapat umum bahwa semakin cerdas seorang perempuan, semakin kecil kemungkinan laki-laki menyukainya. Entah karena alasan merasa minder atau tersaingi.
Namun, terlepas dari anggapan masyarakat dan hasil penelitian tersebut, sebagai perempuan kita berhak untuk mendapat pendidikan setinggi-tingginya, tidak perlu menurunkan standar diri demi laki-laki. Jika laki-laki merasa minder dengan value yang perempuan punya, berarti memang hanya laki-laki dengan value setara yang layak bersanding dengannya.
Ada beberapa alasan kenapa perempuan cenderung menyukai laki-laki cerdas. Di antaranya karena perempuan berorientasi kepada kepastian dan masa depan. Memiliki hubungan dengan laki-laki yang cerdas harapannya akan membuat hubungan yang ada terus tumbuh dan bertahan lama dengan adanya kemauan saling belajar satu sama lain.
Komunikasi akan terus berjalan dengan topik obrolan yang berbobot dan bervariasi, saling bertukar pikiran yang membuat hari-hari berlalu bersamanya tanpa rasa bosan dan monoton. Laki-laki cerdas cenderung mereka anggap mampu menjadi mitra yang baik dalam hubungan rumah tangga.
Mampu mendampingi perempuan sebagai istrinya, serta mampu mendidik anak-anak nya. Laki-laki yang pintar cenderung memiliki wawasan luas, termasuk soal kesalingan dalam urusan rumah tangga maupun parenting yang harapannya akan mampu menjadi sosok suami dan ayah yang baik di masa depan.
Kesempatan dan Kemampuan yang Sama
Dari acara University War, ada beberapa hal yang bisa kita ambil sebagai hikmah dan pembelajaran. Pertama, bahwa perempuan memiliki kemampuan dan kesempatan yang setara dengan laki-laki dalam pendidikan. Siapapun itu, baik laki-laki maupun perempuan, kalau cerdas ya cerdas. Perempuan juga bisa diterima di kampus-kampus ternama dengan kemampuan kecerdasannya yang luar biasa.
Kedua, bahwa seseorang akan cenderung bertemu dengan teman yang memiliki frekuensi dan value yang serupa. Tak peduli berapa jauh jarak memisahkannya. Perempuan cerdas akan cenderung bertemu laki-laki cerdas. Begitu pula sebaliknya.
Jadi, tak ada alasan bagai perempuan untuk mengurangi nilai diri dan mengurung mimpi demi agar dicintai laki-laki. Sebagai penonton acara tersebut, banyak yang termotivasi untuk makin rajin belajar. Seperti segera menyelesaikan skripsi yang tertunda, atau semakin termotivasi untuk menjadi lebih pintar dan cerdas jika ingin menyandingi laki-laki yang cerdas dan pintar sesuai kriteria idaman. []