Mubadalah.id – Akhir-akhir ini viral di media sosial aksi seorang publik figur Nikita Willy yang terkenal sangat baik dalam melakukan parenting terhadap anaknya kembali menghebohkan dunia pertiktokan. Dalam video tersebut tampak baby Isa (anak Nikita Willy) melempar sesuatu ke dekat Nikita yang sedang membuat kue. Mengetahui hal tersebut Nikita hanya merespon“it’s Oke” sambil tersenyum.
Video itu lantas menjadi viral dan banyak mendapatkan respon yang beragam dari warga net. Dari komentar yang menggelikan hingga serius turut meramaikan video tersebut.
Beberapa hari setelah viralnya video Nikita Willy, kembali viral aksi seorang ibu-ibu tiktokers Jawa yang dikenal “bar-bar” oleh netizen yaitu lek Damis. Lek Damis yang sangat berbanding terbalik dengan Nikita Willy kemudian dibandingkan-bandingkan oleh netizen bagaimana cara parenting mereka terhadap anak.
Penulis tidak akan menjelaskan secara rinci bagaimana parenting lek Damis ini. Tetapi kalau penulis simpulkan lek Damis adalah gambaran ibu-ibu yang kesabarannya setipis tisu dalam memparenting anak.
Video yang membandingkan parenting antara Lek Damis dan Nikita Willy lantas mendapatkan komentar yang beragam dari netizen. Ada yang tim lek Damis dan sebagian lagi ada yang berkomentar masuk tim Nikita Willy dalam hal parenting anak.
Perbedaan Generasi
Mengutip dari brainacademy.id terdapat lima kelompok generasi berdasarkan tahun lahir. Yaitu generasi Baby Boomers (1946-1964), generasi X “Gen Bust” (1965-1979), generasi Y “Generasi Milenial” (1977-1994), Generasi Z (1995-2010), Generasi Alpha (2011-2025). Kelima generasi tersebut tentu saja memiliki cara yang berbeda-beda dalam parenting terhadap anak.
Perbedaan generasi juga turut mempengaruhi dalam cara orang tua terhadap anak. Selama ini berdasarkan pengalaman penulis bahwa bahwa generasi X dan Y ketika menjadi orang tua masih mengikuti tipologi leluhur dalam mendidik anak. dipukul, dibentak, bahkan penulis sendiri pernah diikat di pohon mangga karena tidak pulang kerumah saat waktu tidur siang.
Mengutip dari tirto.id terdapat transformasi dalam mendidik anak antar generasi yaitu orang tua gen X lebih banyak mendominasi dalam membuat keputusan dalam keluarga, sulit menerima kegagalan anak, kurang memberikankeluasan finansial untuk anak, dan yang terakhir membuat anak tergantung pada orang tua.
Berbeda dengan gen X, Generasi Y/Milenial justru lebih longgar dalam mendidik anak. hal ini dikarenakan mereka cenderung lebih terbuka dengan pendapat anak, fleksibel dalam pengasuhan sehingga anak menjadi lebih ekspresif, memberi kelleluasaan finansial untuk keperluan anak, dan membuat anak lebih bebas dan mandiri.
Sedangkan generasi Z ketika menjadi orang tua mereka lebih menerima, memahami, dan berempati pada anak, aktif secara politik dan komunitas untuk masa depan anak yang lebih baik. Berpengalaman dalam emosi dan kesehatan mental, sehingga dapat membekali anak dalam keterampilan sosial-emosional dan paham dampak teknologi sehingga membatasi penggunaan teknologi pada anak.
Pola Parenting Orang Tua
Perbedaan generasi serta tipologi dalam mendidik anak di atas turut mempengaruhi pola orang tua dalam pola mendidik anak antar generasi. Walaupun begitu memang tidak semua orang tua di setiap generasi melakukan praktik parenting di atas. Karena secara umum mengutip dari Abdul Goffar Saeful Kurniawan dalam artikelnya “konsep parenting dalam keluarga muslim” terdapat tiga tipologi dalam mengasuh anak.
Pertama, pola otoriter. Pola asuh otoriter seperti ini biasanya lebih berpusat kepada orang tua. artinya orang tua menentukan segalanya tentang anak, mulai dari hal-hal yang kecil hingga yang besar, sehingga anak tidak memiliki kebebasan lebih untuk bertindak. Di sisi lain, pola asuh seperti ini juga menutup ruang komunikasi antara orang tua dan anak.
Kedua, pola permisif. Berbanding terbalik dengan pola asuh otoriter. Pola asuh permisif justru berpusat kepada anak. Di sini anak lebih memiliki kebebasan tanpa kekangan. Pola pendidikan yang lebih terbuka dengan anak seperti ini biasanya memiliki kontrol yang lebih longgar terhadap anak. oleh sebab itu anak dapat melakukan apa saja yang ia kehendaki.
Ketiga, pola demokratis. Pola yang ketiga ini berada di posisi tengah-tengah antara kedua pola di atas. Di mana orang tua memberikan kebebasan terhadap anak untuk memilih yang terbaik bagi dirinya. Dalam hal ini terjadi interaksi timbal balik antara keduanya. Yakni orang tua cukup memberikan bimbingan dan tidak mengatur secara keseluruhan.
Parenting Orang Tua Hari ini
Setiap orang tua memiliki topologi serta cara mereka tersendiri dalam mendidik anak. Oleh sebab itu hari ini kita banyak menemukan ragam parenting yang para orang tua lakukan. Mulai dari yang otoriter, permisif, dan demokratis.
Penulis tidak akan menghakimi pola parenting mana yang lebih baik untuk bisa kita praktikkan kepada anak. Karena setiap pola parenting yang dilakukan oleh kedua orang tua biasanya berangkat dari pengalaman mereka. Yakni sebagai orang tua bagi yang telah lama menikah dan sebagai pasangan yang baru saja menikah. Tetapi ada pula yang benar-benar belajar parenting untuk mempersiapkan diri ketika telah berkeluarga nanti.
Karena pola parenting manapun yang dilakukan oleh orang tua, tentu memiliki dampaknya masing-masing. Oleh sebab itu perlu kiranya bagi orang tua untuk selalu memberikan parenting yang terbaik untuk anaknya. Karena apapun parentingnya orang tua tentu selalu berharap yang terbaik untuk anaknya.
Kedua video viral yang penulis sebutkan di atas adalah gambaran parenting orang tua hari ini. Maka dari itu tidak perlu rasanya untuk membandingkan parenting mana yang baik dan tidak baik, karena setiap parenting memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Wallahua’lam. []