Mubadalah.id – Overthinking mungkin bukan hal baru, semua yang membaca pastinya memahami maknanya. Secara umum beberapa dari kita menganggap bahwa overthinking adalah pikiran yang terlalu berlarut-larut terkait suatu hal. Kita memikirkan sesuatu yang belum terjadi dengan beragam ketakutan yang tidak berujung.
Hal ini diamini oleh Dr. Nida UI Hasanat, psikolog Fakultas Psikologi UGM. Dia menyatakan bahwa overthinking yaitu pemikiran berlebihan terkait sesuatu yang belum terjadi dan sifatnya negatif. Memaknai overthinking secara bahasa juga tidak jauh dari penjelasan sebelumnya yaitu berasal dari dua kata over yang artinya berlebihan dan thinking yang artinya pikiran.
Cara Kerja Overthinking
Walau demikian, overthinking sendiri asalnya dari diri kita dia hidup berdampingan dengan tubuh dan jasmani kita. Dia muncul karena adanya sistem pertahanan yang secara otomatis terbangun dalam pikiran kita ketika akan melakukan hal baru.
Overthinking sebenarnya bukan hal yang selalu negatif. Dengan syarat kita dapat mengontrol si overthinking. Walau akan timbul pertanyaan, bagaimana cara mengontrol pikiran yang tidak kita tahu asalnya?
Jika menelisik lebih dalam, bisa jadi asal dari overthinking adalah banjirnya informasi yang kita terima setiap harinya. Dia hadir sebagai teman yang sangat baik, tapi kelamaan tanpa sadar menggerogoti tubuh dan pikiran kita. Dan muncul atas rasa khawatir, ruminasi atau memikirkan hal yang lalu, hingga ketakutan masa depan. Dia juga membuat kita lemah dan takut. Padahal Allah sendiri berfirman:
“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman,” (QS. Ali Imran ayat 139)
Allah Menciptakan Semua Makhluk dengan Kebaikan
Allah menciptakan semua makhluk dengan kebaikan, sama halnya dengan alasan penciptaan diri kita. Overthinking tercipta bersama dengan pikiran yang jadi karunia Allah. Allah berikan dan percayakan pikiran ini pada kita sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya.
Dengan demikian, walau overthinking jadi hal yang tidak dapat terpisah dari pikiran kita, tapi kita harus tetap berjalan mendahuluinya. Bisa jadi membaca tulisan ini adalah langkah awal kalian dalam melawannya, tetapi sampai pada ranah membaca saja tidak bisa menghilangkan overthinking kalian. Dia akan terus punya alasan untuk mengalahkan diri kita, tapi kita harus punya banyak cara untuk melawannya.
Terus mengikuti ritme yang dia buat, akan membuat kita berlabuh pada kebingungan. Dengan demikian melawan ombaknya harus kita lakukan. Walau tak mudah dan ada beragam tantangan, Allah juga sudah menjanjikan rahmat yang akan diberikan pada umatnya yang mau tetap berusaha.
“Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir,” (QS. Yusuf ayat 87).
Jika overthinking bisa bersuara pastinya dia akan bangga punya lawan yang sekuat kamu. Dia jadi musuh setiap orang, bukan hanya kamu. Walau sifatnya negatif, kehadirannya juga tidak dapat disalahkan begitu saja.
Terkadang dia juga datang dengan dan perlu sedikit perhatian lebih. Yaa benar, ada overthinking yang kadang perlu kamu dengar juga. Seperti overthinking yang dapat meningkatkan kualitas diri, dan overthinking pada hal-hal yang dapat kita kontrol atau lakukan.
Pada dasarnya, semua rasa takut pada hal yang belum atau akan terjadi itu adalah hal yang wajar. Setiap manusia juga pasti mengalaminya, tanpa memandang perbedaan baik agama, suku hingga jenis kelamin. Yang berbeda adalah bagaimana kita menanggapi overthinking tersebut. Kita bisa jadi sosok yang melawannya ataupun jadi orang yang mengikuti arus buatannya. []