Mubadalah.id – Anak sebagai bagian dari kehidupan kita, kehadirannya hendaknya tidak disia-siakan dan tidak ditelantarkan. Jangan pula ia dilenyapkan karena kehadirannya tidak disukai. Apa pun kondisinya, mereka memiliki hak untuk hidup serta mendapat perlindungan dan kasih sayang dari orang tuanya.
Anak membutuhkan pelukan, cinta, dan kehangatan dari orang tua dan lingkungannya. Mereka lahir ke dunia karena kita, jangan salahkan mereka jika kita tidak menyukainya, tetapi salahkan diri kita.
Introspeksi diri dan merefleksi perbuatan kita jauh lebih bijaksana dibandingkan dengan menghardik mereka, apalagi mengusir mereka dari rumah kita.
Anak adalah amanah Tuhan yang berikan kepada kita, sehingga kita bertanggung jawab untuk merawat, membesarkan, dan menyejahterakannya hingga dewasa serta mampu hidup mandiri di kemudian hari. Orang tua memang Allah Swt berikan tugas untuk merawat dan memelihara anaknya sebaik mungkin.
Para orang tua seharusnya mengetahui dan sadar betul akan tugas dan kewajibannya terhadap anak sebelum mereka melangsungkan pernikahan, agar pada saatnya mereka lebih siap menerima amanah tersebut.
Pasangan suami istri bisa mengukur kemampuannya untuk menentukan berapa jumlah anak yang mereka inginkan. Anak, terutama yang masih bayi, memerlukan biaya perawatan yang tidak sedikit dan harus keduanya persiapkan bersama, baik secara materi maupun moral.
Persiapan Moral
Persiapan materi membutuhkan modal, tetapi persiapan moral, seperti kasih sayang orang tua terhadap anak, dapat ia lakukan kapan saja. Meskipun pada sebagian orang kadang-kadang tidak datang secara tiba-tiba, membutuhkan proses yang panjang, kesabaran, dan kesadaran bersama dari orang tuanya.
Masa depan anak-anak sangat bergantung pada bagaimana orang tua merawat dan memelihara. Serta mendidik anak-anak pada waktu mereka masih kecil, termasuk menanamkan budi pekerti yang luhur (al-akhlak al-karimah). Sebab, kebiasaan yang buruk atau perilakunya yang menyimpang maupun yang tidak normal, akan sulit untuk kita luruskan manakala anak telah dewasa.
Orang tua bertanggung jawab untuk mengarahkan mana hal baik yang harus anak lakukan, dan mana hal buruk yang harus ia tinggalkan. Ringkasnya, orang tua harus mampu mencetak anaknya agar menjadi orang yang berguna, bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Serta berbakti kepada orang tuanya.
Hal tersebut sebagaimana di dalam al-Qur’an, “Wahai orang-orang yang beriman. Peliharalah kamu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS at-Tahrim (66): 6). []