Mubadalah.id – Pola asuh anak adalah cara, gaya dan sikap orangtua dalam mengasuh anak sehari-hari. Pola asuh ini meliput cara orangtua dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Yakni bagaimana sikap orangtua dalam menanggapi perilaku anak, bagaimana orangtua menerapkan aturan. Serta bagaimana orangtua mengajarkan kemandirian dan kedisiplinan.
Pertama, otoriter. Ciri pola asuh ini adalah sikap orangtua yang terlalu tegas dan tanpa menghargai anak. Orangtua otoriter cenderung memaksa anak untuk mengikuti kehendak orangtua. Orangtua membuat aturan-aturan yang harus dipatuhi tanpa mempertimbangan perasaan anak.
Jika anak tidak patuh, orangtua cenderung memberi hukuman. Dampak dari pola asuh ini adalah anak merasa tertekan, tidak percaya diri, cenderung agresif/memberontak, dan tidak terampil dalam mengambil keputusan.
Kedua, permisif. Ciri pola asuh ini adalah sikap orangtua yang tidak tegas dan cenderung serba boleh. Orangtua tidak memberi batasbatas yang jelas dan tegas tentang berbagai aturan perilaku.
Orangtua permisif adalah orangtua yang hangat pada anak, namun terlalu membiarkan dan membebaskan anak melakukan apapun sesuai keinginan anak.
Dampak negatif dari pola asuh ini adalah anak berkembang menjadi pribadi yang suka memaksakan kehendak, mau menang sendiri, kontrol dirinya kurang, dan kurang bertanggung jawab.
Ketiga, demokratis. Ciri pola asuh demokratis adalah sikap orangtua yang tegas tapi tetap menghargai anak. Orangtua demokratis bersikap hangat pada anak, mendengarkan, dan mampu memahami perasaaan anak.
Namun tetap memiliki batasan yang jelas, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh anak lakukan. Orangtua demokratis mampu bersikap tegas untuk menegakkan aturan-aturan yang sudah disepakati.
Hasil dari pola asuh demokratis adalah anak akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, mandiri, dapat mengendalikan diri, dan bertanggung jawab. []