• Login
  • Register
Kamis, 22 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Pendidikan Seksual, Jangan dibuat Tabu!

Menurut Wolf, perempuan kerap tidak tahu pendidikan seksual sehingga kurang memahami kondisi tubuhnya, karena membicarakan tentang seksualitas masih sangat tabu.

Andi Nur Faizah Andi Nur Faizah
20/12/2020
in Buku, Rekomendasi
0
Pendidikan Seksual

Pendidikan Seksual

584
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Orang mungkin bertanya-tanya, mengapa tidak banyak yang tahu mengenai informasi tentang pendidikan seksual? Berbicara secara substantif di depan umum tentang vagina yang sebenarnya dan pengalaman aktualnya masih dianggap tabu.

Seberapa sering kita mendengar bahwa hasrat dan pendidikan seksual laki-laki lebih tinggi daripada perempuan? Sehingga perempuan punya kewajiban untuk melayani dan memenuhi kebutuhan seksual laki-laki. Bias-bias ini disebabkan oleh minimnya pengetahuan pendidikan reproduksi dan seksualitas.

Bagaimana mau paham tentang tubuh? Kalau membicarakan pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi saja ditutup rapat-rapat. Tentu kita masih ingat, kasus orientasi mahasiswa di sebuah universitas negeri yang mengangkat tentang edukasi seksualitas.

Berbagai pihak protes karena menganggap kampus mengajarkan ‘seks bebas’ kepada para mahasiswa baru. Padahal, yang diajarkan adalah mengenai ‘consent’ (persetujuan). Consent ini penting dipahami untuk mencegah tindakan kekerasan seksual.

Saya masih ingat jelas dalam sebuah pelatihan, seorang dokter berkata “tidak ada hubungan antara hasrat seksual dengan jenis kelamin seseorang. Karena itu sangat bergantung pada kondisi hormon masing-masing individu”.

Baca Juga:

Bolehkah Dokter Laki-laki Memasangkan Alat Kontrasepsi (IUD) kepada Perempuan?

Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Jawaban tersebut seolah menjawab segala tanya yang ada di benak saya tentang pendidikan seksual. Kasihan betul kalau perempuan hanya ditempatkan sebagai “pelayan” pemuas hasrat laki-laki. Padahal, perempuan sebagai makhluk biologis juga tentu memiliki hasrat seksual.

Naomi Wolf dalam buku V*agina menjelaskan pengalaman tentang ketubuhan perempuan dan bagaimana vagina itu sendiri bekerja. Melalui buku ini, Wolf berupaya untuk membuka ruang informasi mengenai reproduksi dan pendidikan seksual perempuan. Menurut Wolf, perempuan kerap tidak tahu pendidikan seksual sehingga kurang memahami kondisi tubuhnya, karena membicarakan tentang seksualitas masih sangat tabu.

Tidak hanya itu, interpretasi yang bias tentang kondisi biologis perempuan masih didominasi oleh ilmuwan laki-laki. Para ilmuwan laki-laki tersebut sarat dengan dominasi patriarkal yang berupaya untuk menekan hasrat seksual perempuan. Ada dominasi maskulinitas yang melihat bahwa hanya laki-laki yang ‘perkasa’ dan perempuan sebagai pelengkap. Perempuan yang memiliki hasrat seksual dianggap sebagai ‘perempuan liar’ yang harus dikontrol.

Bagi Wolf, pandangan-pandangan tersebut sudah sangat usang. Pandangan yang melihat respons seksual laki-laki dan perempuan sama juga adalah usang. Temuan terbaru dari Dr. Kamaisaruk mengonfirmasi bahwa perempuan setidaknya memiliki 3 pusat seksual (orgasme). Ketiga bagian itu adalah klitoris, vagina, dan mulut serviks (ia menambahkan yang keempat, yakni puting) (Wolf 114).

Tulisan Wolf terkait pendidikan seksual membantu kita untuk memahami ketubuhan perempuan, khususnya dalam membicarakan vagina dan hasrat seksual. Bukunya menembus batas-batas tabu terhadap pendidikan reproduksi dan seksualitas yang selama ini ditutup rapat-rapat.

Menyebut kata ‘vagina’ maupun mempelajarinya mestinya bukan hal yang memalukan apalagi dihindari. Mempelajari kesehatan reproduksi dan seksualitas secara komprehensif justru membantu kita untuk menjalani proses reproduksi secara sehat dan bertanggung jawab, serta terbebas dari segala bentuk kekerasan yang kerap menimpa perempuan. []

Judul Buku  :        V*Gina: Kuasa dan Kesadaran

Pengarang  :         Naomi Wolf

Penerbit     :          Odyssee Publishing

Tahun terbit :         2020

 

 

Via: http://perempuanpeduli.com/pendidikan-reproduksi-seksualitas-jangan-dibuat-tabu/?fbclid=IwAR3EIqomdfbp0zNSiW6iZ7jg5_MF-6O39TU_eLKf91M2mDcUjwafX0LQ1ro
Tags: kesehatan reproduksiNaomi WolfPendidikan Seksualperempuan
Andi Nur Faizah

Andi Nur Faizah

Founder perempuanpeduli.com

Terkait Posts

Buku Disabilitas

“Normal” Itu Mitos: Refleksi atas Buku Disabilitas dan Narasi Ketidaksetaraan

22 Mei 2025
Puser Bumi

Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

21 Mei 2025
Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jalan Mandiri Pernikahan

    Jalan Mandiri Pernikahan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berhenti Meromantisasi “Age Gap” dalam Genre Bacaan di Kalangan Remaja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bolehkah Dokter Laki-laki Memasangkan Alat Kontrasepsi (IUD) kepada Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah untuk Si Bungsu: Budaya Nusantara Peduli Kaum Rentan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Jenis KB Modern

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud
  • KB dan Politik Negara
  • “Normal” Itu Mitos: Refleksi atas Buku Disabilitas dan Narasi Ketidaksetaraan
  • 5 Jenis KB Modern
  • Jalan Mandiri Pernikahan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version