• Login
  • Register
Jumat, 23 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Feminisme Menguatkan Keluarga

Zahra Amin Zahra Amin
22/10/2018
in Kolom
0
feminisme dalam keluarga

Ilustrasi: pixabay[dot]com

27
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Satu minggu terakhir wacana feminisme kembali ramai diperbincangkan. Seorang perempuan kandidat doktoral menyatakan feminisme merupakan perusak fitrah keluarga. Lantas pernyataannya itu diperdebatkan. Ada yang mendukung, ada pula yang membantah. Termasuk saya sendiri yang tidak sepakat dengan pendapatnya itu. Pada dasarnya feminisme menguatkan keluarga.

Selain ibu rumah tangga dengan dua orang anak, yang memutuskan memiliki pekerjaan di luar rumah, saya juga mendapatkan kesempatan belajar tentang gerakan perempuan dan feminisme. Melalui organisasi gerakan mahasiwa saat masa kuliah. Bahkan aktivitas saya kini tak jauh-jauh dari organisasi massa gerakan perempuan.

Mungkin tidak hanya saya, ada banyak perempuan yang menjalani peran itu dengan rasa bangga dan bahagia. Mengapa? Karena selain mampu mengaktualisasikan diri, bisa memberi manfaat bagi orang lain. Dia juga tetap tidak kehilangan makna dan cinta keluarga, sebagai akar terbaik untuk kembali.

Baca juga: Mereka yang Memusuhi Feminisme

Maka salah rasanya jika menyudutkan feminisme atas kerusakan yang terjadi dalam keluarga. Sebaliknya menurut saya feminisme justru akan semakin menguatkan pondasi keluarga. Sebab antara lelaki dan perempuan yang terlibat dalam relasi, akan semakin menyadari posisi dan potensinya. Sehingga di antara keduanya akan saling menghormati setiap pilihan hidup yang telah diambil.

Baca Juga:

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

Atau pada kesempatan lain, bisa pula berbagi peran atas tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan. Baik di ruang domestik maupun publik. Sehingga di antara lelaki dan perempuan, atau suami-istri tidak ada yang saling mendominasi. Selama pembagian peran itu dikomunikasikan dengan baik antar kedua belah pihak.

Lalu dalam pembahasan lain, perempuan kandidat doktoral itu mengatakan perempuan yang bekerja mengakibatkan adanya tuntutan gaya hidup ala sosialita yang telah menjadi alasan ‘seolah’ logis agar perempuan bisa berkarier, eksist dan setara dengan lelaki.

Ditambahkan pula, alasan itu katanya merupakan racun berbalut madu yang menggerus para muslimah untuk sedikit demi sedikit meninggalkan fitrahnya sebagai ummu wa rabbatul bait.

Bicara gaya hidup ala sosialita, pendapat ini terlalu subjektif dan hanya melihat dari satu permukaan. Mungkin suatu waktu perlu saya ajak perempuan calon doktoral itu berkunjung ke para aktivis perempuan di daerah-daerah, yang berjibaku tanpa mengenal waktu, tak perduli dengan penampilan, berselimutkan debu jalanan, kulit tak jelas warna terpanggang panas matahari, tapi hatinya selalu bahagia tak terperi.

Atau jika ingin berjalan lebih jauh lagi, saya siap mengantarkan ke aktivis perempuan yang merangkap peran sebagai ibu nyai di pesantren dengan jumlah santri ratusan hingga ribuan. Bagaimana para perempuan yang berpenampilan bersahaja itu tetap terus bergerak atas nama kesetaraan dan keadilan hakiki bagi perempuan. Dengan melakukan upaya menafsirkan kembali teks keagamaan yang dianggap masih misoginis.

Maka untuk melengkapi ketidaksepakatan saya terkait dengan feminisme yang dianggap sebagai perusak fitrah keluarga. Saya meringkas tulisan KH Husein Muhammad dalam buku ‘Perempuan, Islam dan Negara’. Pada saat ini, proses sosialisasi wacana keadilan gender memang tengah menghadapi problem besar, yakni bangkitnya gerakan fundamentalisme Islam dan gerakan neo-salafi.

Kedua gerakan tersebut tengah memperjuangkan kembalinya Khilafah Islamiyah dan menuntut penerapan atau formalisasi syariat islam menurut pemahaman mereka dalam perundang-undangan di Indonesia.

Baca juga: Masih Bingung Ihwal Feminisme? Ini Penjelasan dari KH Husein Muhammad

Dalam banyak kasus, gerakan fundamentalisme ini mengecam gerakan feminisme dan para aktivis perempuan yang memperjuangkan kesetaraan gender. Mereka mencurigai kaum feminis dan para aktivis perempuan tersebut sebagai antek-antek asing, terutama Amerika yang akan menghancurkan Islam, menyebarkan ketelanjangan dan lain-lain.

Kelompok fundamentalisme di mana-mana sama. Mereka menolak modernitas, anti demokrasi, anti feminisme, menolak pemisahan agama dari negara, serta mengingkari hak-hak individu dan ide-ide kemajuan yang berhubungan dengan kemanusiaan universal.

Untuk itu, mereka acap kali melakukan tindakan kekerasan dan terkesan memaksakan kehendak, juga mengklaim kebenaran sendiri atas nama Tuhan.

Begitu yang saya baca dari buku Buya Husein. Artinya bahwa, ketika penolakan terhadap feminisme menguat, langkah perempuan akan kembali dibatasi. Ruang mereka hanya berada di tataran domestik, tanpa mampu mengembangkan potensinya, dan tak bisa bersuara atas ketidakadilan yang menimpa.

Ketika hal itu terjadi, semua yang melekat dalam diri perempuan sebagai Hak Asasi Perempuan (HAP) akan tiada. Tubuh dan pikiran perempuan akan kembali di sekap dalam ruang-ruang gelap, atas nama formalisasi agama dan sekian aturan yang membelenggunya. Suara perempuan akan semakin samar terdengar, hilang lalu tenggelam dihempas peradaban.[]

Tags: domestikfeminismegaya hidupistrikarierkeluargaKH Husein Muhammadpublikrumah tanggasosialitasuami
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Memahami Disabilitas

Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

23 Mei 2025
Alat KB

Dalil Agama Soal Kebolehan Alat KB

22 Mei 2025
Narasi Gender dalam Islam

Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud

22 Mei 2025
Jalan Mandiri Pernikahan

Jalan Mandiri Pernikahan

22 Mei 2025
Age Gap

Berhenti Meromantisasi “Age Gap” dalam Genre Bacaan di Kalangan Remaja

22 Mei 2025
Catcalling

Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

21 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • KB Modern

    5 Jenis KB Modern

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Mandiri Pernikahan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah untuk Si Bungsu: Budaya Nusantara Peduli Kaum Rentan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Normal” Itu Mitos: Refleksi atas Buku Disabilitas dan Narasi Ketidaksetaraan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim
  • Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?
  • Hj. Biyati Ahwarumi, Perempuan di Balik Bisnis Pesantren Sunan Drajat
  • Dalil Agama Soal Kebolehan Alat KB
  • Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version