• Login
  • Register
Senin, 20 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Ambil Minumanmu, Sedih Secukupnya!

Tia Isti'anah Tia Isti'anah
30/01/2020
in Personal
0
Ambil Minumanmu, Sedih Secukupnya!
69
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sedih adalah sebuah tantangan untuk membuat kita bangkit kembali. Sedih juga merupakan tantangan, tentang perasaan dan jiwa kehidupan.
Sumber ;facebook

Pernahkah kamu lelah letih bekerja keras untuk suatu acara, lalu tiba-tiba yang dipuji adalah orang lain. Atau, kamu putus asa karena ibumu meninggal padahal satu-satunya yang kamu punya adalah dia. Atau, kamu sudah berusaha mati-matian belajar untuk bisa berkuliah tapi ternyata tidak masuk seleksi. Atau, kamu harus terus menerus dipukul suamimu dan kamu tidak ada pilihan lain selain bertahan.

Banyak sekali kejadian di hidup ini yang hampir membuatmu gila. Stress. Hampir membuatmu berfikir :apa lebih baik mati saja. Kemudian segerombolan pahlawan datang, mereka berbisik “ga usah dibawa ribet”, “ah baru segitu”, “cemen banget begitu doang nyerah”, “ga usah stress, santuy aja.”

Hal itu lalu membuatmu berusaha kuat. Menasbihkan kata dalam diri “jangan bersedih”, “semua akan baik-baik saja”,”jangan stress, baru masalah segitu doang”. Padahal sungguh, tidak ada salahnya bersedih. Tidak ada salahnya kita stress terhadap banyak kejadian gila di kehidupan ini.

Film psikologi terkait emosi yang berjudul Inside Out menceritakan dengan baik bagaimana kebanyakan manusia menghindari rasa sedih. Rasa sedih dianggap rasa yang merugikan. Rasa sedih dianggap rasa yang tidak dibutuhkan oleh manusia. Padahal rasa sedih tidak jarang membuat kita tumbuh menjadi lebih baik. Tubuh kita juga membutuhkan rasa sedih. Diri kita membutuhkan stress.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam
  • Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?
  • Tujuan Perkawinan Dalam Al-Qur’an
  • Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

Baca Juga:

Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?

Tujuan Perkawinan Dalam Al-Qur’an

Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

Kelly McGonigal seorang psikolog kesehatan dalam Ted Talk menyatakan bahwa selama ini ia mengatakan pada orang-orang bahwa stress membuat sakit.  Stress merupakan musuh. Lalu ia menyadari bahwa itu bukan hal yang tepat.

Salah satu penelitian di Amerika mengambil subjek 30.000 orang dewasa di US dalam waktu penelitian 8 tahun. Mereka bertanya setiap tahun dengan pertanyaan “Berapa stress yang kamu rasakan di tahun kemarin?“ dan ”Apakah kamu percaya kalau stress sangat berbahaya?”.

43% orang meninggal selama penelitian itu. Mereka adalah orang yang merasakan banyak stress di tahun-tahun tersebut dan mempercayai bahwa stress itu berbahaya bagi mereka. Sementara orang yang merasakan banyak stress namun tidak mempercayai bahwa stress berbahaya bagi mereka memiliki resiko kematian yang lebih kecil. Di Amerika, 182.000 orang mati selama 9 tahun bukan karena stress, tapi karena kepercayaan bahwa stress itu berbahaya bagi mereka.

Ketika kita mengubah fikiran kita terkait stress, kita akan mengubah respon tubuh kita terhadap stress. Jika kita berfikir bahwa stress membuat kita bersemangat, membuat kita percaya bahwa itu adalah sebuah tantangan yang harus ditaklukan maka itu akan membuat tubuh sehat.

Film “Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini” (NKCHTI), garapan Angga Dwi Laksono juga melukiskan itu dengan baik. Film ini menceritakan bagaimana seharusnya kita tidak berusaha lari dari kesedihan. Sedih adalah emosi manusia untuk merasakan bahagia.

Sedih adalah juga sumber kehidupan, ia yang membuat kita bisa merasa bahagia. Sedih juga adalah sebuah tantangan untuk membuat kita bangkit kembali. Sedih juga merupakan tantangan, tentang perasaan dan jiwa kehidupan.

Pelan-pelan lagu dari Hindia mengingatkan saya, “ambil minumanmu, bersedihlah secukupnya!”.

Tia Isti'anah

Tia Isti'anah

Tia Isti'anah, kadang membaca, menulis dan meneliti.  Saat ini menjadi asisten peneliti di DASPR dan membuat konten di Mubadalah. Tia juga mendirikan @umah_ayu, sebuah akun yang fokus pada isu gender, keberagaman dan psikologi.

Terkait Posts

Rethink Sampah

Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

20 Maret 2023
Perempuan Bukan Sumber Fitnah

Ingat Bestie, Perempuan Bukan Sumber Fitnah

18 Maret 2023
Pembuktian Perempuan

Cerita tentang Raisa; Mimpi, Ambisi, dan Pembuktian Perempuan

18 Maret 2023
Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga: Benarkah Pengangguran?

17 Maret 2023
Patah Hati

Patah Hati? Begini 7 Cara Stoikisme dalam Menyikapinya, Yuk Simak!

16 Maret 2023
Perempuan Pemimpin

Membincang Perempuan Pemimpin, dan Pemimpin Perempuan

15 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Rethink Sampah

    Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tujuan Perkawinan Dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meminang Siti Khadijah Bint Khwailid

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Menghindari Penipuan Biro Travel Umroh dan Haji?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam
  • Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?
  • Tujuan Perkawinan Dalam Al-Qur’an
  • Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu
  • Meminang Siti Khadijah Bint Khwailid

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist