• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Bagaimana Cara Menjadi Guru Teladan yang Baik?

Karakter guru menurut pendapat Al-Ghazali merupakan prasyarat pendidik ideal yang kebutuhan terhadapnya tak akan lekang oleh perubahan zaman

Thoah Jafar Thoah Jafar
29/10/2022
in Pernak-pernik
0
Tuduhan Kafir Terhadap Imam Al Ghazali

Tuduhan Kafir Terhadap Imam Al Ghazali

167
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tulisan ini sebagai refleksi atas peringatan Hari Guru Nasional setiap 25 November 2021, dan merupakan tulisan kedua, setelah di edisi sebelumnya juga membahas soal “Pola guru teladan di zaman serba instan.” Ada yang bilang, pendidikan pesantren mulai tidak relevan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang. Lantas bagaimana cara menjadi guru teladan yang baik?

Sebab generasi Z yang disebut banyak ahli bercirikan mahir teknologi, suka berkomunikasi, pengumbar privasi, mandiri, toleran, penuh ambisi, dan yang lahir dari segala hal serba instan akan sangat berpotensi menabrak dinding-dinding pesantren yang dipandang orang luar begitu kaku.

Pandangan itu, bisa benar, namun banyak kelirunya. Pesantren bukanlah ruang mati yang sama sekali tidak mampu memberi respons terhadap perubahan zaman. Pesantren, malah kian mewujudkan dirinya sebagai alternatif dalam menjawab keberadaan zaman yang semakin menantang, terutama bagi para orang tua.

Tantangan pesantren

Tidak bisa dipungkiri bahwa pesantren menemui tantangan yang kian hebat. Pesantren harus bisa beradaptasi menghadapi gelombang santri yang memiliki watak dan karakter cenderung berbeda dengan generasi sebelumnya.

Baca Juga:

Menyemai Kasih Melalui Kitab Hadis Karya Kang Faqih

Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

Kasus Pelecehan Guru terhadap Siswi di Cirebon: Ketika Ruang Belajar Menjadi Ruang Kekerasan

Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial

Beberapa karakter lain yang sering disebut para ahli cukup mewarnai wajah generasi hari ini adalah kepemilikan daya nalar yang kritis, dan tak sungkan berprotes. Soal ini, bisa jadi sebagai tantangan khusus, sekaligus penguat pesantren sebagai lembaga penempa akhlak.

Protes, terlebih daya nalar yang kritis tetap dipahami kalangan pesantren bukan sebagai perilaku buruk. Justru ia lebih diartikan sebagai stimulus dalam pencarian pengetahuan.

Ruang-ruang perdebatan malah disediakan khusus dalam dunia pesantren. Para santri dibebaskan mengeluarkan segala argumentasinya melalui kelas-kelas musyawarah, atau lebih meningkat lagi, dalam forum-forum bahtsul masail.

Dan di sinilah peran para pendidik dalam pesantren diminta lebih ketimbang menerapkan pola pengajaran yang secara turun temurun telah diterapkan. Mereka terus dituntut berinovasi demi bisa mengimbangi “kenakalan” berpikir para peserta didiknya sendiri.

Pesantren juga tidak boleh saklek terhadap tradisi-tradisi yang sebenarnya tidak begitu berhubungan dengan tujuan secara substansial. Misalnya, pemberian efek jera bagi para pelanggar aturan dengan hukuman-hukuman fisik, boleh jadi hari ini mesti diubah dengan tawaran-tawaran yang lebih dialogis dan menggunggah kesadaran para santri.

Pola keteladanan yang dimiliki guru di pesantren tetap menjadi modal utama dalam menghadapi generasi modern. Akan tetapi, hal itu memang sudah seharusnya dibarengi dengan fleksibilitas dan kesabaran ekstra untuk menemani keinginan mereka menggapai setiap tujuan yang baik.

Merenungi kembali tugas guru

Kegagapan dalam menghadapi kondisi tertentu, termasuk menghadapi generasi bernalar kritis dan lahir dari alam yang serba instan, bisa jadi disebabkan oleh kekhilafan diri sendiri akan tugas yang sebenarnya sedang diemban.

Ada banyak dari kita sebagai guru namun luput dari apa yang menjadi syarat dan prasyarat sebagai pendidik yang baik. Jatuhnya, kekeliruan hanya disasarkan hanya kepada satu pihak dan itu tidak akan menjadi jalan keluar yang adil.

Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan, ada delapan prasyarat guru yang ideal. Yakni, guru memiliki tugas untuk memberikan pengajaran dalam hal intelektual, dan pendidikan dalam hal kepribadian serta karakter, tidak gampang menuntut upah, mampu menjadi pembimbing yang jujur dan dapat dipercaya, serta tidak menyebarluaskan kekurangan dan kesalahan muridnya.

Guru juga harus bisa menjadi teladan dan panutan, memiliki prinsip mengakui adanya perbedaan potensi yang dimiliki murid secara individual dan bagaimana cara memperlakukannya sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki murid, memahami bakat, tabiat dan kejiwaan murid, sesuai dengan tingkat usia dan kemampuannya, serta memiliki peran ganda, yakni sebagai orang yang ‘alim dan sekaligus ‘amil.

Karakter guru menurut pendapat Al-Ghazali merupakan prasyarat pendidik ideal yang kebutuhan terhadapnya tak akan lekang oleh perubahan zaman. Termasuk, dalam menghadapi generasi sekarang yang memiliki karakter berbeda dan cukup menantang. Dan semua itu, tema-tema keteladanan guru dan sistem di pesantren, sedikit banyak masih bisa menjawab dan memenuhinya.

Demikian Bagaimana cara menjadi guru teladan yang baik di zaman instan? Wa Allahu A’lam. [Baca juga: ]
Tags: guruHari Guru NasionalmuridPondok PesantrenSantri
Thoah Jafar

Thoah Jafar

Pengasuh Ponpes KHAS Kempek Cirebon

Terkait Posts

Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Sakinah

Tafsir Sakinah

28 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Mari Hentikan Pengontrolan Seksualitas Perempuan

28 Juni 2025
Fiqh Kesetaraan

Menggeser Fiqh Fitnah Menuju Fiqh Kesetaraan

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID