• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Manusia sebagai Makhluk Terhormat dan Bermartabat

Manusia dalam ayat itu meliputi semua manusia di mana pun dan kapan pun, tanpa membedakan identitas sosial, kultural, dan agamanya.

Redaksi Redaksi
11/03/2024
in Hikmah, Hukum Syariat
0
Makhluk Manusia

Makhluk Manusia

629
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Islam menegaskan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang paling terhormat di antara makhluk Tuhan yang lain. Kitab suci kaum Muslimin menyatakan hal ini sangat eksplisit dan serius:

“Wa laqad karramna bani Adam (Kami sungguh-sungguh memuliakan anak cucu Adam)?.”

Ayat ini menunjukkan penghormatan Tuhan kepada seluruh manusia, siapa pun ia dan apa pun latar belakangnya. Tidak ada seorang ulama pun yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan manusia dalam ayat tersebut dikhususkan pada satu kelompok, suku, jenis kelamin, kelas, kebangsaan, atau penganut agama tertentu.

Manusia dalam ayat itu meliputi semua manusia di mana pun dan kapan pun, tanpa membedakan identitas sosial, kultural, dan agamanya.

Keistimewaan dan keunggulan manusia dibandingkan makhluk Tuhan lainnya lebih karena ia diberi akal intelektual atau akal budi. Tidak ada makhluk Allah Swt. yang mempunyai alat canggih ini selain manusia.

Baca Juga:

Menakar Ekoteologi Kemenag Sebagai Kritik Antroposentrisme

Prinsip Penghormatan dan Kasih Sayang Jadi Fondasi untuk Berelasi Antar Manusia

Refleksi Surah Al-Ankabut Ayat 60: Menepis Kekhawatiran Rezeki

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Berkat keunggulan akal intelektual itulah, manusia menjadi makhluk yang Tuhan serahkan untuk tugas dan tanggung jawab mengatur, mengelola, menyusun sistem, dan menciptakan peradaban.

Tugas utama manusia adalah menyejahterakan manusia di muka bumi, atau dalam bahasa agama kita menyebutnya: mashaalihul ibad fil ma’aasy wal ma’ad. Tugas kemanusiaan ini dalam al-Qur’an menyebutnya dengan khalifatu fil ardh. Nabi Muhammad Saw. pernah mengatakan tentang keistimewaan akal budi manusia:

“Ciptaan pertama Tuhan adalah akal.” (HR. Abu Dawud).

Beliau kemudian menyampaikan firman Allah Swt.:

“Demi keagungan dan kebesaran-Ku, Aku tidak menciptakan sesuatu yang lebih mulia di hadapanKu kecuali kamu (akal). Denganmu, Aku meminta: denganmu, Aku memberi: denganmu, Aku meminta pertanggungjawaban kamu, dan denganmu pula, Aku menghukummu.”

Kemudian, para sufi dan sarjana muslim mendefinisikan akal sebagai inti (jawhar) yang bersinar yang Tuhan ciptakan di dalam otak (dimagh). Akal menjadikan cahayanya di dalam hati, dan dengan itu maka perlu ketahui segala hal (al-ma’lumat) dan Tuhan tampakanlah segala realitas (al-musyahadat). []

Tags: bermartabatmanusiaTerhormat
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Fikih

Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

1 Juli 2025
Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?
  • Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID