• Login
  • Register
Rabu, 1 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Tokoh Profil

Membincang Sosok Perempuan di Balik Vaksin AstraZeneca

Perempuan yang selama ini terkungkung oleh stigma manusia kelas dua, dapat menjadi sosok pahlawan di balik lahirnya vaksin AstraZeneca, dan telah menolong banyak orang dalam melawan pandemi Covid-19.

Sulma Samkhaty Maghfiroh Sulma Samkhaty Maghfiroh
23/07/2021
in Profil, Tokoh
0
Sarah Gilbert

Sarah Gilbert

393
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Semenjak Pandemi Covid-19 menerpa Indonesia pada awal tahun 2020, pemerintah Indonesia telah mengupayakan banyak hal untuk memutus mata rantainya. Sosialisasi akan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, dan menjaga jarak) yang kini menjadi 5M, dengan tambahan “menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas”, terus digalakkan.

Selain itu, program vaksinasi pun turut diupayakan pemerintah guna membebaskan Indonesia dari cengkeraman pandemi yang kian menjadi. AstraZeneca pun menjadi salah satu satu vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi di Indonesia.

AstraZeneca merupakan vaksin yang diproduksi oleh Vaccitech, Oxford yang telah diuji di dua negara, yaitu Inggris dan Brazil dengan tingkat kemanjuran 90 persen. Kandungan bahan genetik dari protein lonjakan dalam AstraZeneca mampu merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan Covid-19 pasca vaksinasi.

Selain itu, AstraZeneca menjadi vaksin termurah dibandingkan vaksin Covid-19 lainnya, karena vaksin ini hanya dibanderol dengan harga 4 Dollar AS, atau sekitar Rp 57.000 saja. Dengan harga yang murah dan tingkat kemanjuran yang tinggi, tentu menjadikan sosok di balik lahirnya vaksin ini perlu diketahui oleh khalayak.

Dia adalah Dame Sarah Catherine Gilbert, seorang vaksinologis dengan pengalaman lebih dari 25 tahun dalam mengembangkan vaksin. Sarah bersama rekannya, seorang ahli genetika Catherine Green mulai merancang vaksin hanya dua minggu setelah kemunculan pneumonia misterius di Cina. Sarah yang lahir di Kattering pada 1962 merupakan salah satu pendiri Vaccitech dan kini menjabat sebagai Profesor Vaksinologi Saïd di Universitas Oxford.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Kisah Saat Nabi Saw Apresiasi Kepada Para Perempuan Pekerja
  • Perempuan, Patah Hati, dan Krisis Percaya Diri
  • Kisah Saat Perempuan Menawarkan Diri Untuk Menikah Pada Masa Nabi Saw
  • Benarkah Perempuan Makhluk Pengganggu?

Baca Juga:

Kisah Saat Nabi Saw Apresiasi Kepada Para Perempuan Pekerja

Perempuan, Patah Hati, dan Krisis Percaya Diri

Kisah Saat Perempuan Menawarkan Diri Untuk Menikah Pada Masa Nabi Saw

Benarkah Perempuan Makhluk Pengganggu?

Hal ini menjadi sangat wajar karena dalam 25 tahun karirnya, Sarah telah terlibat dalam pengembangan vaksin untuk malaria, influenza, dan patogen yang muncul kembali seperti lassa, nipah, dan MERS. Bahkan pada 2018, Sarah telah menyiapkan vaksin untuk “disease X”, sebuah patogen hipotesis yang belum diketahui, namun berpotensi menjadi endemi di masa mendatang.

Dari penelitian disease X inilah, Sarah memiliki persiapan vaksin kunci yang kemudian dikembangkan menjadi AstraZeneca. Sehingga hanya dalam beberapa jam setelah urutan genetik Covid-19 ditemukan oleh para ilmuwan, Sarah dan timnya mampu memulai rancangan vaksin Oxford AstraZeneca. Dan dalam kurun waktu sepuluh bulan saja, vaksin AstraZeneca untuk Covid-19 telah dibuat secara massal dan dikirimkan ke beberapa negara untuk mempercepat program vaksinasi sebagai upaya pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19.

Ada hal lain yang menarik dari diri seorang Sarah Gilbert, yang nantinya akan menjawab mengapa vaksin AstraZeneca menjadi vaksin termurah di antara vaksin Covid-19 lainnya. Kematian yang tidak sedikit akibat Covid-19 membuat rasa kemanusiaan Sarah tergerak.

Sarah menempatkan kemanusiaan di atas segalanya. Hak paten atas vaksin yang menjadi rebutan kerakusan laba di industri farmasi, yang sebenarnya mampu menjadikannya manusia super kaya layaknya Edison dan Bill Gates dia lepas begitu saja atas nama kemanusiaan. Inilah yang pada akhirnya menjadikan vaksin AstraZeneca menjadi yang termurah, karena kemurahan hati penemunya yang telah meletakkan kemanusiaan di atas kepentingan lainnya.

Menjadi tidak aneh jika media ramai mengabarkan bahwa profesor Sarah Gilbert mendapatkan gelar kebangsawanan Inggris dari Ratu Elizabeth II. Gelar yang disematkan kepada Sarah adalah gelar ksatria, yakni “Sir” bagi laki-laki dan “Dame” bagi perempuan. Gelar kehormatan ini diberikan kepada mereka yang telah menorehkan pencapaian luar biasa di berbagai bidang.

Dalam hal ini, Sarah mendapatkan gelar “Dame” atas penemuan vaksin AstraZeneca untuk Covid-19 yang telah membantu banyak warga di dunia dalam melawan Covid-19. Bahkan baru-baru ini, Dame Sarah Gilbert mendapatkan standing ovation penghormatan dari masyarakat Inggris pada turnamen tenis paling bergengsi, Wimbledon 2021. Bahkan, sebagai salah satu tamu undangan yang menyaksikan turnamen ini, profesor Sarah Gilbert mendapatkan tempat duduk di “Royal Box”, yakni area duduk kehormatan yang biasanya dipakai oleh anggota Kerajaan Inggris.

Apa yang telah dicapai oleh Dame Sarah Gilbert dan rekan perempuannya Catherine Green benar-benar membuka mata dunia. Perempuan yang selama ini terkungkung oleh stigma manusia kelas dua, dapat menjadi sosok pahlawan di balik lahirnya vaksin AstraZeneca, dan telah menolong banyak orang dalam melawan pandemi Covid-19.

Bahkan dengan kemurahan hatinya, vaksin AstraZeneca menjadi satu-satunya vaksin yang dengan biaya paling ringan. Sarah secara tidak langsung telah menginspirasi banyak perempuan, bahwa perempuan adalah makhluk Tuhan yang berdaya, sejajar dengan laki-laki, memiliki kesempatan yang sama dengan mereka dalam pengembangan diri dan memberikan kontribusinya untuk semesta. []

Tags: Pandemi Covid-19pemimpin perempuanPeran PerempuanperempuanSarah GilbretVaksin AstraZenecaVaksinasiVirus Covid-19
Sulma Samkhaty Maghfiroh

Sulma Samkhaty Maghfiroh

Penulis Merupakan Anggota Komunitas Puan Menulis, dan berasal dari Ungaran Jawa Tengah

Terkait Posts

Imam Ibnu Malik

Mengenal Imam Ibnu Malik: Sang Mahkota Ilmu Nahwu

30 November 2022
Social Justice Day, Vagabond

Stigma Perempuan Tidak Mampu Berpikir Logis, Itu Mitos!

17 Februari 2022
Perempuan Muslim

Maria Geoppert Mayer: Bukti Perempuan Unggul di Dunia Sains

16 Februari 2022
Madura

Mengenal Kepribadian Potre Koneng, Ratu Keraton Sumenep Madura

6 Desember 2021
makna Peringatan Hari Ibu

Ingatlah Kawan! Perjuangan Dewi Sartika Belum Usai

4 Desember 2021
Qira'ah Mubadalah

Belajar Kritis dari Khaled Abou El-Fadl dalam Menanggapi Hadis Misoginis

3 Desember 2021
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • keluarga

    7 Prinsip Dalam Berkeluarga Ala Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Relasi Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melihat Keterlibatan Perempuan dalam Tradisi Nyadran Perdamaian di Temanggung Jawa Tengah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Nabi Saw Tertawa Karena Mendengar Cerita Kentut dari Salma

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Akhlak Manusia Sebagai Ruh Fikih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pandangan Abu Syuqqah Tentang Isu Kesetaraan Gender
  • Mematri Wasiat Buya Husein Muhammad
  • Kisah Saat Nabi Saw Apresiasi Kepada Para Perempuan Pekerja
  • Pertemuan Mitologi, Ekologi, dan Phallotechnology dalam Film Troll
  • Kisah Saat Nabi Saw Tertawa Karena Mendengar Cerita Kentut dari Salma

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist