• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Para Pahlawan Perempuan dari Kalangan Sahabat

Faqih Abdul Kodir Faqih Abdul Kodir
21/11/2018
in Kolom
0
pahlawan perempuan dari kalangan sahabat

Ilustrasi: wikipedia[dot]com

26
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Hamzah, Ali, Umar. Itulah nama-nama pahlawan Islam dari kalangan Sahabat Nabi Saw selalu disebut waktu saya kecil. Ketika sudah dewasa pun sama saja. Pahlawan itu ya mereka. Radhiallaahu ‘anhum. Padahal ada sejumlah pahlawan perempuan dari kalangan sahabat yang namanya sebenarnya pernah juga kita dengar tapi tidak kita sadari kemuliaannya.

Padahal sejarah mencatat bahwa orang yang mati syahid pertama dalam Islam adalah perempuan. Dialah Sumayah ibu Ammar bin Yasir. Sumayah dibunuh Abu Jahal karena pilihannya beriman pada ajaran Nabi Muhammad Saw.

Orang yang paling berjasa besar bagi dakwah Islam juga perempuan, istri Nabi, Khadijah bint Khuwailid ra. Dialah orang yang paling pertama beriman kepada Nabi Saw. Dia menjadi pendukung setia dalam menghadapi seluruh perlawanan kaum Quraisy. Khadijah menghabiskan seluruh hartanya untuk kepentingan Islam.

Tetapi jika menyebut pahlawan awal Islam, tetap saja ingatan kita tidak beranjak dari ketiga sahabat yang disebut pertama itu.

Baca juga: 12 Pahlawan Nasional Perempuan Indonesia

Baca Juga:

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Deretan berikutnya juga tetap dan hanya laki-laki, seperti Khalid bin Walid, Abu Ubadah bin al-Jarrah, dan Sa’d bin Waqqas. Radhiallaahu ‘anhum. Nama-nama ini yang sering disebut dalam tawassul tahlil di kalangan pesantren.

Tetapi sejarah tidak bisa dihapus bahwa dalam perang Uhud umat Islam terpukul mundur kalah telak. Semua sahabat lari menyelematkan diri masing-masing dan Nabi pun hampir saja terbunuh. Bahkan sudah diisukan terbunuh di medan perang.

Siapakah yang justru melindungi Nabi dari seluruh serangan musuh saat itu? Yang menyelamatkan dari desingan panah dan hantaman pedang? Yang melawan seluruh pasukan yang meringsek datang hendak membunuh Nabi?

Dia seorang perempuan. Nusaibah bint Ka’b, atau dikenal juga sebagai Umm ‘Ammarah al-Ansariyah r.a.

Baca juga: Ngomongin “Kafir” kepada Pahlawan Non-Muslim

Kata Umar, Nabi selalu mengingat namanya ketika mengenang peristiwa Uhud. Nabi menyebutnya sebagai Umm al-Asyaaf, atau perempuan dengan banyak pedang. Karena keberaninnya di perang Uhud tetap berdiri melindungi Nabi Saw dan sanggup mematahkan banyak pedang yang meringsek.

Atau bisa jadi karena beliau terluka parah akibat sabetan pedang di belasan anggota tubuhnya.

Lebih dari itu, kita juga memiliki nama-nama lain dari perempuan sahabat yang memiliki peran penting dalam panggung sejarah Islam. Umm Habibah adalah pahlawan hijrah ke Etiopia. Asma bint Abi Bakr adalah pahlawan hijrah ke Madinah.

Lalu ada Umm Salamah, pahlawan pakta perdamaian Hudaibiyah. Dan Aisyah bint Abi Bakr adalah pahlawan pendidikan dalam Islam.

Baca juga: Memuliakan Perempuan, Meneladani Nabi

Belum lagi jika mendidik dan mengasuh anak, serta kerja-kerja domestik, dimasukkan sebagai kriteria kepahlawanan. Yang ini sudah pasti didominasi perempuan. Sepertinya, kita harus selalu menyebut nama-nama ini sejajar dengan nama-nama para sahabat laki-laki. Mungkin dalam tawassul tahlil kalangan NU, nama-nama mereka perlu disebut dan dikenang.

Kita pun perlu menghargai kerja-kerja domestik sebagai amal yang bernilai tinggi layaknya kerja-kerja positif di ranah publik. Nabi pun pernah menyebutnya sebagai jihad. Dan mereka yang mengerjakannya juga layak diapresiasi. Siapapun yang melakukan. Terutama perempuan yang sayangnya sering terlupakan.[]

Tags: islamnabiPahlawanpengorbananperempuanperjuangansahabat
Faqih Abdul Kodir

Faqih Abdul Kodir

Founder Mubadalah.id dan Ketua LP2M UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Terkait Posts

Hidup Tanpa Nikah

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

5 Juli 2025
Ahmad Dhani

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

5 Juli 2025
Pemimpin Keluarga

Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

4 Juli 2025
Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Kritik Tambang

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID